Sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta agar Rusia mengirimkan nuklir ke lokasi konflik untuk tuntaskan misi. (AFP)

PIFA, Internasional - Salah satu rekan dekat Presiden Vladimir Putin telah menyerukan penggunaan senjata nuklir terhadap negara-negara anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam invasi Rusia ke Ukraina. Vladimir Solovyov, seorang pembawa acara terkenal di televisi Rusia dan teman dekat Putin, meyakini penggunaan senjata nuklir taktis dalam konflik Ukraina "tidak dapat dihindari". 

Dia meyakini bahwa militer Rusia harus menggunakan senjata nuklir taktis untuk menghadapi situasi perang saat ini, meskipun hal itu akan menyebabkan eskalasi perang yang signifikan. 

"Pendekatannya sangat sederhana. Saya pikir senjata nuklir taktis akan digunakan, dan itu tidak bisa dihindari," tegas Solovyov dalam salah satu klip video acara televisi Rusia, seperti dikutip dari CNN.

"Saya percaya bahwa senjata nuklir taktis harus digunakan di penyeberangan Dnieper, di titik masuk transportasi kereta api dari negara-negara Barat yang memasok senjata (ke Ukraina), di Boryspil," tandasnya.

Video pernyataan Solovyov tersebut diunggah oleh penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, di akun Twitternya. Gerashchenko mengomentari video tersebut dengan

"Perhatian Polandia, Jerman, Slovakia! Ancaman nuklir dari propagandis Solovyev," ucap Gerashchenko seperti dikutip oleh Newsweek pada tanggal 18 Juni.

Banyak sekutu Putin yang kerap kali berbicara tentang penggunaan senjata nuklir dalam perang Rusia-Ukraina. Rusia juga masih mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir sebagai salah satu opsi untuk mempertahankan diri dalam konflik militernya di Ukraina yang semakin terjebak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Rusia mungkin akan menggunakan senjata nuklir dalam "situasi tertentu yang mengerikan". Presiden Vladimir Putin sendiri mengancam NATO jika mereka terus memasok senjata militer ke Ukraina, termasuk jet tempur F-16.

Menurut Putin, akan ada bahaya serius jika NATO terlibat lebih jauh dalam konflik antara Rusia dan Ukraina ini. Dia menyatakan pihaknya memiliki lebih banyak senjata seperti itu daripada anggota NATO.

"Kami punya lebih banyak senjata semacam ini ketimbang anggota NATO. Mereka tahu itu, dan mereka tetap berusaha untuk negosiasi dan mengurangi," tutupnya. (yd)

PIFA, Internasional - Salah satu rekan dekat Presiden Vladimir Putin telah menyerukan penggunaan senjata nuklir terhadap negara-negara anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam invasi Rusia ke Ukraina. Vladimir Solovyov, seorang pembawa acara terkenal di televisi Rusia dan teman dekat Putin, meyakini penggunaan senjata nuklir taktis dalam konflik Ukraina "tidak dapat dihindari". 

Dia meyakini bahwa militer Rusia harus menggunakan senjata nuklir taktis untuk menghadapi situasi perang saat ini, meskipun hal itu akan menyebabkan eskalasi perang yang signifikan. 

"Pendekatannya sangat sederhana. Saya pikir senjata nuklir taktis akan digunakan, dan itu tidak bisa dihindari," tegas Solovyov dalam salah satu klip video acara televisi Rusia, seperti dikutip dari CNN.

"Saya percaya bahwa senjata nuklir taktis harus digunakan di penyeberangan Dnieper, di titik masuk transportasi kereta api dari negara-negara Barat yang memasok senjata (ke Ukraina), di Boryspil," tandasnya.

Video pernyataan Solovyov tersebut diunggah oleh penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, di akun Twitternya. Gerashchenko mengomentari video tersebut dengan

"Perhatian Polandia, Jerman, Slovakia! Ancaman nuklir dari propagandis Solovyev," ucap Gerashchenko seperti dikutip oleh Newsweek pada tanggal 18 Juni.

Banyak sekutu Putin yang kerap kali berbicara tentang penggunaan senjata nuklir dalam perang Rusia-Ukraina. Rusia juga masih mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir sebagai salah satu opsi untuk mempertahankan diri dalam konflik militernya di Ukraina yang semakin terjebak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Rusia mungkin akan menggunakan senjata nuklir dalam "situasi tertentu yang mengerikan". Presiden Vladimir Putin sendiri mengancam NATO jika mereka terus memasok senjata militer ke Ukraina, termasuk jet tempur F-16.

Menurut Putin, akan ada bahaya serius jika NATO terlibat lebih jauh dalam konflik antara Rusia dan Ukraina ini. Dia menyatakan pihaknya memiliki lebih banyak senjata seperti itu daripada anggota NATO.

"Kami punya lebih banyak senjata semacam ini ketimbang anggota NATO. Mereka tahu itu, dan mereka tetap berusaha untuk negosiasi dan mengurangi," tutupnya. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar