Foto: Dok. PIFA/Jimmi

Berita Kalbar, PIFA- Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) Kalimantan Barat ke-XXXVI mengangkat Tema " Tujuh Falsafah Ideologi Dayak" dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan di Rumah Radakng, Kota Pontianak pada Jumat (20/05/2022).

Seminar ini merupakan rangkaian agenda dari kegiatan PGD Kalimantan Barat ke-XXXVI yang berlangsung di Kota Pontianak yang berlangsung pada tanggal 20-22 Mei 2022, kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Ketua Sekberkesda Kalbar Eugene Yohanes Palaunsoeka, dan Dominikus Baen dari Indiegenous People Comunity. 

Ketua Sekberkesda Kalimantan Barat Eugene Yohanes Palaunsoeka mengatakan falsafah hidup orang dayak sudah banyak yang hilang, dan inilah yang harus disusun kembali.

"Seperti gotong royong, hormat pada orang tua dan taat pada aturan sudah banyak ditinggalkan  dan inilah yang harus dikembalikan lagi disusun lagi agar generasi muda tidak meninggalkan falsafah hidup orang dayak," ujarnya. 

Dia menegaskan Untuk menjajah suatu bangsa caranya paling gampang hilang identitasnya kaburkan sejarahnya dan untuk menghindari hal tersebut kita kembalikan lagi kepada falsafah hidup orang dayak. 

" Harapannya kita kembali kepada dasarnya agar anak muda mempelajari kembali nilai-nilai hidup yang baik, yang merupakan hasil budaya  para leluhur yang ada pada falsafah hidup yang menjadi ideologi bangsa dayak," harapnya. 

Sementara itu Lasarus selaku ketua Komisi V DPR RI mengatakan, manusia Dayak setidaknya memiliki empat karakteristik. Keempat karakteristik itu didasari dari unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam suku bangsa Dayak.

"Karakter pertama adalah manusia religius yang berpandangan bahwa kehadiran Awa, Pama, Jubata, Pajaji, dan Panompa adalah nyata melalui ciptaan-Nya. Alam dan seisinya memiliki jiwa dan roh serta memiliki kekuatan," ungkap Lasarus.

Karakter kedua, lanjut Lasarus, ialah manusia yang berpengetahuan. Hal itu menurutnya tercermin dari banyaknya kearifan lokal, cara menciptakan peralatan, dan cara mengolah makanan.

Karakter ketiga adalah manusia komunalistik yang itu tergambar dari pola bermukim di Rumah Betang.

Adapun karakter keempat adalah manusia yang berkemanusiaan yang tercermin dalam adat istiadat dan acara-acara budaya.
“Dalam setiap pertunjukan budaya atau upacara adat, orang-orang Dayak itu selalu mengedepankan nilai persaudaraan, toleransi kerukunan, keharmonisan, keadilan, dan keindahan," tuturnya.

Selain berbicara mengenai karakteristik manusia Dayak di momen tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat itu turut memotivasi para pemuda Dayak  agar tidak pernah ragu bermimpi. (ja) 

Berita Kalbar, PIFA- Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) Kalimantan Barat ke-XXXVI mengangkat Tema " Tujuh Falsafah Ideologi Dayak" dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan di Rumah Radakng, Kota Pontianak pada Jumat (20/05/2022).

Seminar ini merupakan rangkaian agenda dari kegiatan PGD Kalimantan Barat ke-XXXVI yang berlangsung di Kota Pontianak yang berlangsung pada tanggal 20-22 Mei 2022, kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Ketua Sekberkesda Kalbar Eugene Yohanes Palaunsoeka, dan Dominikus Baen dari Indiegenous People Comunity. 

Ketua Sekberkesda Kalimantan Barat Eugene Yohanes Palaunsoeka mengatakan falsafah hidup orang dayak sudah banyak yang hilang, dan inilah yang harus disusun kembali.

"Seperti gotong royong, hormat pada orang tua dan taat pada aturan sudah banyak ditinggalkan  dan inilah yang harus dikembalikan lagi disusun lagi agar generasi muda tidak meninggalkan falsafah hidup orang dayak," ujarnya. 

Dia menegaskan Untuk menjajah suatu bangsa caranya paling gampang hilang identitasnya kaburkan sejarahnya dan untuk menghindari hal tersebut kita kembalikan lagi kepada falsafah hidup orang dayak. 

" Harapannya kita kembali kepada dasarnya agar anak muda mempelajari kembali nilai-nilai hidup yang baik, yang merupakan hasil budaya  para leluhur yang ada pada falsafah hidup yang menjadi ideologi bangsa dayak," harapnya. 

Sementara itu Lasarus selaku ketua Komisi V DPR RI mengatakan, manusia Dayak setidaknya memiliki empat karakteristik. Keempat karakteristik itu didasari dari unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam suku bangsa Dayak.

"Karakter pertama adalah manusia religius yang berpandangan bahwa kehadiran Awa, Pama, Jubata, Pajaji, dan Panompa adalah nyata melalui ciptaan-Nya. Alam dan seisinya memiliki jiwa dan roh serta memiliki kekuatan," ungkap Lasarus.

Karakter kedua, lanjut Lasarus, ialah manusia yang berpengetahuan. Hal itu menurutnya tercermin dari banyaknya kearifan lokal, cara menciptakan peralatan, dan cara mengolah makanan.

Karakter ketiga adalah manusia komunalistik yang itu tergambar dari pola bermukim di Rumah Betang.

Adapun karakter keempat adalah manusia yang berkemanusiaan yang tercermin dalam adat istiadat dan acara-acara budaya.
“Dalam setiap pertunjukan budaya atau upacara adat, orang-orang Dayak itu selalu mengedepankan nilai persaudaraan, toleransi kerukunan, keharmonisan, keadilan, dan keindahan," tuturnya.

Selain berbicara mengenai karakteristik manusia Dayak di momen tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat itu turut memotivasi para pemuda Dayak  agar tidak pernah ragu bermimpi. (ja) 

0

0

You can share on :

0 Komentar