Foto Ilustrasi: Kompascom

Berita Internasional, PIFA - Setelah mantan presiden AS Donald Trump sempat menyembunyikan jumlah bom nuklir mereka, akhirnya Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan jumlah bom nuklir yang dimiliki negeri Paman Sam itu.

Per 30 September 2020,militer AS mempertahankan 3.750 hulu ledak nuklir, baik yang masih akfit maupun tidak berfungsi.

Jumlah itu menurun 55 dibandingkan 2019, dan 72 berdasarkan 30 September 2017, dilaporkan kantor berita AFP Rabu (6/10/2021).

Mengutip Kompas, angka itu ternyata merupakan yang terendah ketika AS menumpuk nuklirnya untuk menghadapi Uni Soviet dalam Perang Dingin 1967, yang bisa mencapai 31.255 unit.

Perilisan simpanan bom nuklir merupakan upaya AS untuk memulai kembali perundingan pengendalian senjata dengan Rusia, yang sempat mandek di era Trump.

"Meningkatkan transparansi di antara negara nuklir penting bagi upaya non-proliferasi dan pelucutan senjata," jelas Washington.

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam data Januari 2021 melaporkan hulu ledak nuklir AS mencapai 5.550, termasuk yang sudah pensiun.

Tertinggi masih dipegang Rusia (6.255), kemudian China (350), Perancis (290), dan Inggris yang mempunyai 225 unit.

Seentara total senjata pemusnah massal India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara berjumlah 460 bom nuklir, menurut SIPRI.

Berita Internasional, PIFA - Setelah mantan presiden AS Donald Trump sempat menyembunyikan jumlah bom nuklir mereka, akhirnya Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan jumlah bom nuklir yang dimiliki negeri Paman Sam itu.

Per 30 September 2020,militer AS mempertahankan 3.750 hulu ledak nuklir, baik yang masih akfit maupun tidak berfungsi.

Jumlah itu menurun 55 dibandingkan 2019, dan 72 berdasarkan 30 September 2017, dilaporkan kantor berita AFP Rabu (6/10/2021).

Mengutip Kompas, angka itu ternyata merupakan yang terendah ketika AS menumpuk nuklirnya untuk menghadapi Uni Soviet dalam Perang Dingin 1967, yang bisa mencapai 31.255 unit.

Perilisan simpanan bom nuklir merupakan upaya AS untuk memulai kembali perundingan pengendalian senjata dengan Rusia, yang sempat mandek di era Trump.

"Meningkatkan transparansi di antara negara nuklir penting bagi upaya non-proliferasi dan pelucutan senjata," jelas Washington.

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam data Januari 2021 melaporkan hulu ledak nuklir AS mencapai 5.550, termasuk yang sudah pensiun.

Tertinggi masih dipegang Rusia (6.255), kemudian China (350), Perancis (290), dan Inggris yang mempunyai 225 unit.

Seentara total senjata pemusnah massal India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara berjumlah 460 bom nuklir, menurut SIPRI.

0

0

You can share on :

0 Komentar