Serangan Artileri Israel di Gaza Tewaskan 7 Warga Sipil, Termasuk 4 Wartawan
Internasional | Selasa, 12 Agustus 2025
Reuters
Internasional | Selasa, 12 Agustus 2025
Lokal
PIFA, Lokal - Cuaca kering dan curah hujan yang minim dalam beberapa waktu terakhir memicu kemunculan titik api di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di awal musim kemarau.Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan mengungkapkan saat musim kemarau seperti ini para peladang terutama di daerah perhuluan masih membuka lahan dengan cara kearifan lokal yakni dengan dibakar. Untuk itu ia mengingatkan kepada perusahaan besar tidak menjadikan para peladang kecil menjadi kambing hitam atas terjadinya karhutla“Saya tidak ingin terjadi kejadian seperti yang lalu peladang jadi kambing hitam,” ungkapnya saat ditemui langsung pada Rabu (11/6/25).Terkait hal itu, Krisantus juga meminta aparat penegak hukum (APH) agar menangani kasus karhutla dengan pendekatan preventif, bukan represif.“Jadi jangan langsung kita simpulkan kebakaran itu akibat peladang . Karena peladang ini hanya membakar lahan secara skala kecil,” pintanya.Ia menekankan pentingnya perhatian dan kerja sama semua pihak baik itu pemerintah, aparat penegak hukum, swasta, dan kelompok masyarakat untuk memberikan edukasi dan mencari solusi agar pembukaan lahan tidak lagi menggunakan cara bakar.“Tentu butuh perhatian dan kerjasama kita semua, pemerintah , APH, Swasta , kelompok masyarakat sama-sama memberikan edukasi dan mencari solusi bagaimana berladang tidak lagi membakar lahan,” tukasnya.
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Taste Atlas mengungkapkan daftar "100 Makanan dengan Peringkat Terburuk di Dunia" atau 100 Worst Rated Foods in the World. Dari peringakat tersebut, dua masakan khas Indonesia masuk dalam daftar itu.Berdasarkan penilaian tersebut, Taste Atlas menyatakan makanan Indonesia berupa tinutuan dan paniki menjadi salah dua dari makanan terburuk di dunia 2025. Tinutuan berada pada peringkat 16 dengan nilai 2,3 bintang. sementara paniki menempati ranking 36 dengan 2,5 bintang.Tinutuan merupakan bubur beras khas Manado, Sulawesi Utara yang biasanya dimakan sebagai hidangan sarapan. Makanan ini umumnya dibuat menggunakan bayam, labu, singkong, dan jagung, ataupun ditambah sayuran lain. Sayuran tersebut direbus bersama beras di dalam panci hingga menjadi bubur. Makanan ini lalu dapat disajikan dalam mangkuk bersama ikan asin dan sambal. Sementara itu, Paniki merupakan makanan mirip sup khas Manado, Sulawesi Utara yang bahan utamanya terbuat dari daging kelelawar. Paniki biasanya disajikan dengan nasi putih. Masakan ini dibuat dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan bulu di tubuhnya. Setelah dibersihkan isi perutnya, daging kelelawar lalu dipotong kecil dan direbus. Daging kelelawar rebus kemudian dimasak dengan santan, serai, daun kari, daun bawang, jahe, cabai, bawang putih, dan diberi taburan bawang goreng.Sebagai informasi, Taste Atlas adalah laman yang memuat ensiklopedia rasa, atlas dunia hidangan tradisional, bahan-bahan lokal, dan restoran autentik yang mengumpulkan data dari seluruh dunia. Daftar "100 Makanan dengan Peringkat Terburuk di Dunia" ditentukan berdasarkan penilaian hingga 8 Januari 2025. Tercatat sebanyak 385.835 suara diberikan dalam daftar tersebut. Peringkat dalam daftar Taste Atlas ditentukan melalui penilaian publik dan mengabaikan mesin bot, nasionalis, atau patriotik lokal.
Lokal
Berita Pontianak, PIFA - Lima orang lelaki berinisial (A), (DT), (TN), (PAC), (WR) pelaku pencurian dan pengrusakan sarana fasilitas umum perlengkapan trotoar berhasil dibekuk polisi, Selasa (15/03/2022) Hal tersebut diungkapkan Ditreskrimum Polda Kalbar Kombes (Pol) Aman Guntoro pada saat menggelar pers rilis di Hanggar Lapangan Jananuraga Polda Kalbar. Dijelaskan Ditreskrimum Polda Kalbar Kombes (Pol) Aman Guntoro, dalam bulan Januari sampai dengan Maret beberapa fasilitas umum jalan Ahmad Yani Kota Pontianak mengalami pengrusakan dan hilang. "Sehingga dari kepala balai melaporkan ke kami pada hari kemarin," ucapnya. Lebih lanjut dirinya mengatakan, tidak sampai 1x24 jam pihaknya berhasil menangkap para pelaku. "Saat dilaporkan, malam nya sudah kita ungkap. Empat pelaku pencurian dan pengrusakan, dan satu orang pelaku penadah," terangnya. Dikatakannya lagi, dari kelima tersangka diantaranya ada satu mantan pensiunan pegawai negeri. Untuk barang bukti, polisi mengamankan 11 buah pembatas besi (Bollard) yang telah terpotong-potong, 2 penutup besi, 2 kendaraan bermotor, 5 buah palu Kini para pelaku terancam hukuman di atas Lima tahun penjara. (rs)