Serba-serbi Olimpiade Paris 2024, Upacara Pembukaan Dikritik hingga Kasur dari Kardus
Paris | Senin, 29 Juli 2024
PIFA, Sports - Olimpiade Paris 2024 resmi dibuka pada Sabtu (27/7). Kemeriahan upacara pembukaan mendapat sorotan dunia. Mulai dari pawai atlet yang siap bertanding hingga pertunjukan dari sejumlah artis mengisi acara.
Hanya saja upacara pembukaan itu turut diikuti banyak kritik lantaran penampilan yang ditunjukkan. Misalnya saja penampilan menyerupai lukisan The Last Supper oleh Leonardo Da Vinci yang ditampilkan oleh para drag queen.
Tak terbatas pada upacara pembukaan saja, masih ada hal menarik lainnya dari Olimpiade Paris 2024 walaupun baru saja dimulai. Berikut rekapnya.
1. Penampilan “The Last Supper”
Pada upacara pembukaan, sebuah penampilan oleh drag queens membawakan parodi yang disebut mirip lukisan The Last Supper karya Leonardo Da Vinci. Parodi ini seketika tuai kritikan publik, terutama penganut agama Kristen dan Katolik yang merasa tersinggung. Pasalnya, lukisan The Last Supper terinspirasi dari Perjamuan Malam Terakhir yang terdapat dalam Alkitab.
Kabar terbaru terkait hal ini, panitia upacara pembukaan Olimpiade Paris memberikan klarifikasi serta permintaan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Melalui akun X, pihak panitia menyampaikan bahwa parodi tersebut dimaksudkan untuk menginterpretasi Dionisius dan meningkatkan kesadaran akan “tentang absurditas kekerasan antar manusia”.
2. Korea Selatan Disebut Korea Utara
Hal menarik juga terdapat saat acara pawai. Saat kontingen Korea Selatan melintas di Sungai Seine menggunakan kapal ferry, ada kesalahan penyebutan nama negara. Korea Selatan diperkenalkan sebagai "Democratic People's Republic of Korea" yang merupakan nama resmi dari Korea Utara. Saat kontingen dari Korea Utara melintas, nama ini kembali disebutkan dengan benar. Walaupun begitu, pada siaran yang ditampilkan, subtitle menunjukan nama negara dengan benar.
3. Tempat Tidur Atlet
Kasur atlet yang bertanding di Olimpiade Paris 2024 terbuat dari cardboard atau kardus. Tempat tidur ini pun langsung menuai perhatian. Panitia menggunakan kardus sebagai bahan pembuatan agar lebih ramah lingkungan karena dapat didaur ulang saat sudah tidak dipakai. Kabar yang beredar bahwa kasur ini bertujuan agar atlet tidak berhubungan intim karena tidak kuat menampung dua orang merupakan hal yang salah. Kasur ini cukup kokoh karena dapat menahan beban hingga 440 pound (199 kilogram).
4. Cabor Baru Bernama “Breaking”
Olimpiade Paris menjadi debut bagi cabor baru, “breaking”. Breaking sendiri merupakan gaya menari urban yang berasal dari budaya hip-hop. Kompetisi ini akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Breaking akan diadakan pada tanggal 9-10 Agustus di Paris–setelah sebelumnya berhasil diadakan pada Summer Youth Olympic Games di Buenos Aires pada tahun 2018.
5. Surfing Lomba di Tahiti
Meskipun menggunakan nama “Paris”, faktanya olimpiade ini diadakan di 16 kota berbeda di seluruh Prancis–karena Paris hanya berperan sebagai kota tuan rumah utama. Cabang olahraga (cabor) paling unik jatuh pada berselancar. Cabor ini akan dilaksanakan di Tahiti–salah satu pulau di polinesia Prancis–yang berjarak 15.000 km dari Paris. Karenanya, tempat ini akan memecahkan rekor “kompetisi medali terjauh yang diselenggarakan di luar kota tuan rumah Olimpiade”. Wilayah ini terkenal dengan ombak legendarisnya, Teahupo'o. (ly)