Sidang Cerai Baim Wong dan Paula Verhoeven: Pihak Tergugat Serahkan 42 Bukti
Indonesia | Rabu, 12 Februari 2025
Suasana sidang cerai Baim Wong dan Paula Verhoeven. (YouTube)
Indonesia | Rabu, 12 Februari 2025
Lokal
Sebanyak 260 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat mengikuti vaksinasi massal COVID-19, Sabtu (3/7/2021). Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Pontianak, Kalbar, Jaleha Khairan Noor menerangkan, tidak hanya warga binaan yang ikut divaksin, namun juga para pegawai lapas dan masyarakat sekitarnya. Namun, menurut Jaleh, tidak semua pegawai lapas divaksin karena ada sebagian yang sudah divaksin di Kantor Bupati Kubu Raya beberapa waktu lalu. Selain itu bagi yang divaksin, jumlahnya juga tergantung dari hasil screening yang dilakukan dokter. “Jadi semuanya yang divaksin ini di screening dulu dan mereka-mereka yang memenuhi syarat dari hasil screening itulah yang boleh diberikan vaksin,” katanya melansir antaranews.com. Beberapa waktu yang lalu, pihaknya juga telah melakukan swab antigen baik kepada warga binaan maupun kepada para pegawai lapas. Lapas Perempuan Pontianak juga membatasi masuknya pengunjung yang akan membesuk tahanan. Hal itu, guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan Lapas Perempuan Kelas IIA Pontianak. Bahkan, saat ini masyarakat yang akan berkunjung ke lapas sudah tidak diperbolehkan, dan diganti dengan besuk melalui video call. “Kemudian untuk meningkatkan imunitas warga binaan, kami menyiapkan program berolahraga, pembinaan mental, pembinaan keterampilan dan lain sebagainya,” tutup Jaleha.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada teknik baru untuk mengatasi masalah gigi berlubang yang lebih mudah diakses dan hemat biaya. Teknik baru tersebut menggunakan bahan yang disebut Silver Diamine Fluoride (SDF), yang dapat dioleskan pada gigi seperti pasta gigi saat menyikat gigi. Mengutip Antara, penelitian yang dilakukan oleh NYU College of Dentistry di Amerika Serikat menemukan bahwa SDF sangat efektif dalam menurunkan risiko gigi berlubang pada anak hingga 80 persen, dan dapat menghentikan perkembangan gigi berlubang pada 50 persen kasus. Bahkan, tingkat keberhasilan pengobatan SDF dalam menghentikan perkembangan gigi berlubang mencapai 56 persen, sementara tingkat keberhasilan tindakan penambalan gigi konvensional hanya 46 persen. Salah satu keunggulan dari penggunaan SDF adalah bahan ini dapat dioleskan oleh perawat gigi, tidak perlu harus dilakukan oleh dokter gigi. Hal ini membuat pengobatan menjadi lebih mudah diakses dan lebih hemat biaya bagi pasien. Dalam penelitian ini, sekitar 3.000 anak dari 47 sekolah yang berbeda di Kota New York telah disurvei selama dua tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa SDF hampir sama efektifnya dengan penambalan gigi konvensional dalam mencegah gigi berlubang, dengan tingkat kemanjuran masing-masing mencapai 81 persen dan 82 persen. Namun, SDF terbukti lebih efektif dalam menghentikan perkembangan gigi berlubang. Menurut Profesor Richard Niederman, seorang penulis senior studi tersebut, penggunaan SDF sangat efektif dalam mengurangi risiko karies pada anak-anak, terutama mereka yang berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah. Beliau juga menekankan bahwa penggunaan SDF dapat secara dramatis meningkatkan kebersihan mulut dan kualitas hidup anak-anak. Studi ini sangat penting mengingat karies merupakan salah satu kebutuhan perawatan kesehatan terbesar yang belum terpenuhi di AS dan di seluruh dunia. Karies dapat menyebabkan rasa sakit dan infeksi pada gigi yang dapat menyebabkan masalah saat makan, berbicara, bermain, dan belajar. Dalam konteks Indonesia, juga sudah banyak dilakukan penelitian serupa yang membuktikan efektivitas penggunaan SDF untuk mengatasi masalah gigi berlubang. Penggunaan teknik baru ini diharapkan dapat membantu mengurangi keseluruhan risiko karies pada anak-anak di Indonesia dan menjadi alternatif perawatan yang lebih mudah diakses dan hemat biaya. Namun, orang tua harus tetap diingatkan bahwa pengobatan ini bukan pengganti dari perawatan gigi yang teratur dan pencegahan yang tepat.
Lokal
PIFA, Lokal - Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Harisson membahas Perencanaan Intervensi Kesehatan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat saat memberikan mata kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (Untan) Ruang E.1.4, Jumat (26/5/2023). Usai memberikan mata kuliah terhadap 99 mahasiswa/i kedokteran, pria bergelar dokter ini berharap mereka nantinya benar-benar menjadi dokter yang profesional dibidangnya. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Kalbar sehingga mendongkrak derajat kesehatan masyarakat. "Intinya jika tidak berkolaborasi dan memberdayakan masyarakat maka akan kesusahan mencapai target program kesehatan, untuk itu kita perlu memperhatikan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam program kesehatan," jelasnya. Beberapa materi yang disampaikan yakni terkait pentingnya upaya pencegahan stunting. Upaya ini dapat dimulai dengan memberikan edukasi tentang pola makan yang seimbang dan asupan gizi yang cukup pada anak-anak dan ibu hamil. Selain itu, peningkatan akses pada layanan kesehatan di tingkat desa harus lebih diperhatikan. Melalui upaya pemenuhan tenaga kesehatan, peningkatan sarana pelayanan primer seperti Puskesmas dan klinik pratama, pemenuhan alat kesehatan dan obat, serta inovasi untuk pelayanan di daerah terpencil. (ap)