Istimewa

Istimewa

Berandascoped-by-BerandaNasionalscoped-by-NasionalSidang Kasus Bocah Digorok di Kolaka Ricuh, Keluarga Protes Tuntutan Ringan Jaksa

Sidang Kasus Bocah Digorok di Kolaka Ricuh, Keluarga Protes Tuntutan Ringan Jaksa

Nasional | Kamis, 2 Oktober 2025

PIFA, Nasional - Sidang kasus pembunuhan sadis bocah perempuan berinisial MZA (10) di Pengadilan Negeri Kolaka, Selasa (30/9), diwarnai kericuhan. Keluarga korban memprotes keras tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya menuntut pelaku RH (18) dengan hukuman 7 tahun 6 bulan penjara.

Dalam rekaman video yang viral, ayah dan ibu korban terlihat mengamuk di depan ruang sidang, diikuti sejumlah keluarga lain yang mempertanyakan keadilan. “Orang tua mana yang mampu terima,” ujar Baharuddin, ayah korban.

Keluarga menilai tuntutan tersebut terlalu ringan mengingat aksi pelaku yang menggorok leher korban hingga tewas saat hendak pergi mengaji. Mereka mendesak agar RH dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman lebih berat.

Kerabat korban, Andi Arjan, menyoroti alasan jaksa yang menganggap RH masih berstatus anak saat kejadian karena usianya belum genap 18 tahun. “Kalau sudah rendah tuntutannya, hakim bisa saja vonis lebih rendah lagi. Apalagi kalau dia berkelakuan baik, bisa bebas lebih cepat. Sementara kami keluarga kehilangan selamanya,” ujarnya.

Alasan Jaksa Tuntut 7,5 Tahun
Kasi Intelijen Kejari Kolaka, Bustanil Arifin, menjelaskan bahwa jaksa berpegang pada aturan UU Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Menurut aturan, ancaman maksimal bagi pelaku anak hanya separuh dari hukuman orang dewasa.

Dalam perkara ini, jaksa mendahulukan Pasal 80 Ayat (3) UU Perlindungan Anak yang ancaman maksimalnya 15 tahun penjara. Karena RH berstatus anak saat kejadian, hukuman maksimal yang bisa dituntut adalah 7 tahun 6 bulan.

“Kami wajib mengikuti perintah undang-undang, bukan keinginan pribadi atau tekanan publik,” kata Bustanil. Meski demikian, ia menyampaikan belasungkawa atas duka mendalam yang dialami keluarga korban.

Kronologi Kejadian
Peristiwa mengenaskan ini terjadi di Desa Wundubite, Kecamatan Polipolia, Kolaka Timur, pada Jumat (5/9) pagi. Korban yang hendak berangkat mengaji bersama adiknya dicegat pelaku, lalu dikejar hingga ke area kebun sebelum lehernya digorok.

Adik korban berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan warga. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Polisi menduga motif pembunuhan dipicu sakit hati karena pelaku sering diejek korban.

Rekomendasi

Foto: Gerindra Tanggapi soal Usul Makan Bergizi Gratis Gunakan Dana Zakat | Pifa Net

Gerindra Tanggapi soal Usul Makan Bergizi Gratis Gunakan Dana Zakat

Indonesia
| Kamis, 16 Januari 2025
Foto: Tudor Kecewa Juventus Gagal Kalahkan Milan di Turin | Pifa Net

Tudor Kecewa Juventus Gagal Kalahkan Milan di Turin

Sports
| Selasa, 7 Oktober 2025
Foto: Amorim Panen Kritik dari Legenda MU, Disebut Kurang Mumpuni hingga Tak Punya Gaya Bermain | Pifa Net

Amorim Panen Kritik dari Legenda MU, Disebut Kurang Mumpuni hingga Tak Punya Gaya Bermain

Inggris
| Selasa, 4 Maret 2025
Foto: 3.039 Jiwa Terdampak Banjir, Pemda Kubu Raya Tetapkan Status Tanggap Darurat | Pifa Net

3.039 Jiwa Terdampak Banjir, Pemda Kubu Raya Tetapkan Status Tanggap Darurat

Kubu Raya
| Rabu, 12 Maret 2025
Foto: Momen saat Patrick Kluivert dan Jordi Cruyff Mendarat di Jakarta | Pifa Net

Momen saat Patrick Kluivert dan Jordi Cruyff Mendarat di Jakarta

Indonesia
| Senin, 10 Maret 2025
Foto: Samsung Galaxy Buds Core Resmi Masuk Indonesia, TWS Murah dengan ANC | Pifa Net

Samsung Galaxy Buds Core Resmi Masuk Indonesia, TWS Murah dengan ANC

Teknologi
| Kamis, 7 Agustus 2025
Foto: Pemerintah Wacanakan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor, OJK Tunggu Payung Hukum | Pifa Net

Pemerintah Wacanakan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor, OJK Tunggu Payung Hukum

Indonesia
| Selasa, 4 Februari 2025
Foto: Timnas Indonesia U-20 Jamu India U-20 di Laga Terakhir Turnamen Mandiri 2025 | Pifa Net

Timnas Indonesia U-20 Jamu India U-20 di Laga Terakhir Turnamen Mandiri 2025

Indonesia
| Kamis, 30 Januari 2025
Foto: Prabowo soal Efisiensi Anggaran: Ada yang Melawan Saya, Merasa Sudah jadi Raja Kecil | Pifa Net

Prabowo soal Efisiensi Anggaran: Ada yang Melawan Saya, Merasa Sudah jadi Raja Kecil

Indonesia
| Selasa, 11 Februari 2025
Foto: Fourtwnty Umumkan Hiatus Sementara dari Panggung Musik | Pifa Net

Fourtwnty Umumkan Hiatus Sementara dari Panggung Musik

Indonesia
| Minggu, 2 Maret 2025

Berita Terkait

Nasional

Foto: Tren Kasus COVID-19 Mulai Naik, Presiden Ingatkan Masyarakat Waspada dan Tetap Jalankan Prokes | Pifa Net

Tren Kasus COVID-19 Mulai Naik, Presiden Ingatkan Masyarakat Waspada dan Tetap Jalankan Prokes

PIFA, Nasional - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar tetap waspada dan tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menekan kasus COVID-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti dalam hal penggunaan masker jika sedang merasa sakit. Upaya tersebut dilakukan untuk menekan penularan COVID-19 yang kembali meningkat kasusnya. Hal tersebut disampaikannya dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (19/4/2023). “Saya meminta bagi mereka yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker, demikian juga dengan yang memiliki komorbid gunakanlah masker, dan jika bertemu dengan lansia juga sebaiknya menggunakan masker,” ujar Kepala Negara, mengutip laman Setkab RI. Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap patuh menjaga kebersihan dengan mencuci tangan seusai berkegiatan. “Terakhir jangan lupa untuk mencuci tangan setelah kita berkegiatan,” tandasnya. Sebelumnya, Presiden Jokowi turut mengimbau masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19, baik dosis pertama hingga booster kedua. Presiden menyebut hal tersebut merupakan salah satu langkah dalam menghadapi tren penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat. “Saat ini penyebaran COVID-19 mulai agak meningkat, namun kita tidak perlu menyikapinya secara berlebihan. Dan untuk itu saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi, baik vaksinasi pertama dan kedua, maupun booster yang pertama dan kedua,” ujarnya. (yd)

Indonesia
| Rabu, 19 April 2023

Nasional

Foto: Jaga Devisa, Presiden Minta Kepala Daerah Ajak Masyarakat Wisata di Dalam Negeri | Pifa Net

Jaga Devisa, Presiden Minta Kepala Daerah Ajak Masyarakat Wisata di Dalam Negeri

Berita Nasional, PIFA - Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajaran kepala daerah untuk mengajak masyarakat agar berwisata di dalam negeri. Menurut Kepala Negara, hal ini sangat penting dilakukan guna menjaga agar sektor pariwisata tidak mengalami defisit dan menjaga stabilitas devisa di tengah krisis global sekarang. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pengarahannya kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), panglima daerah militer, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis (29/9/2022). "Ajak masyarakat kita—ini kita bisa defisit wisata kita, yang datang ke sini belum banyak, yang keluar malah banyak sekali. Hati-hati devisa kita bisa lari lagi kalau caranya kita tidak rem," ujar Presiden, mengutip keterangan BPMI Setpres. Presiden Jokowi menilai Indonesia memiliki daerah-daerah tujuan wisata yang baik. Dia merinci, ada di Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Raja Ampat, Bromo, Jogja, Bangka Belitung (Babel), hingga Jakarta.  "Hati-hati, sekali lagi, tolong masyarakat diajak, Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, ajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri saja," tegas dia. Pada kesempatan tersebut, Presiden turut menyayangkan di tengah situasi krisis global saat ini, justru banyak pihak yang memilih untuk berkunjung ke luar negeri. Presiden menilai bahwa hal tersebut seharusnya bisa dibatasi, ia pun pun bertanya-tanya dengan fenomena tersebut. "Kenapa dalam situasi krisis global seperti ini malah berbondong-bondong ke luar negeri? Dipamer-pamerin di Instagram, apalagi pejabat,” kata Presiden. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya agar dapat membatasi kegiatan kunjungan ke luar negeri, dan mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri. Presiden sendiri mengaku sangat selektif dalam memilih kunjungan ke luar negeri, dirnya hanya memilih kunjungan yang akan memberikan manfaat signifikan. “Saya diundang ke luar negeri itu mungkin setahun bisa lebih dari 20 undangan. Saya datang paling dua atau tiga karena betul-betul saya rem. Ini ada manfaat konkret enggak sih? Karena juga keluar uang kita itu. Jadi hal-hal yang seperti itu rem. Rakyat juga kita beri tahu, gunakan untuk wisata di dalam negeri saja,” tegasnya lagi. (yd)

Jakarta
| Jumat, 30 September 2022

Lifestyle

Foto: Dokter: Menolong Orang Kejang Tidak Berisiko Menularkan Penyakit | Pifa Net

Dokter: Menolong Orang Kejang Tidak Berisiko Menularkan Penyakit

PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Dokter spesialis neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur menegaskan bahwa menolong orang yang sedang mengalami kejang tidak mendatangkan risiko penularan penyakit. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu ragu atau khawatir saat memberikan pertolongan pertama."Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, epilepsi, ayan, dan lainnya, sama sekali tidak menular. Itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," kata Ranette dalam seminar edukasi daring tentang penanganan kejang pada Rabu (12/3).Ranette menekankan bahwa pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang mengalami kejang, terutama jika kondisi tersebut menyebabkan keluarnya air liur."Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong," ujarnya.Langkah Pertolongan Pertama Saat Menolong Orang KejangPerawat Suwarni, yang turut memberikan edukasi dalam seminar tersebut, menyampaikan bahwa penolong sebaiknya tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi orang yang kejang. Ia juga memberikan langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan:Menjauhkan benda-benda berbahaya di sekitar pasien untuk mencegah cedera.Melindungi kepala pasien dari benturan.Memiringkan tubuh pasien agar tidak tersedak liur atau muntahan.Tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut pasien, karena bisa menyebabkan cedera.Mencatat durasi kejang dan segera menghubungi layanan medis jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau jika pasien mengalami cedera.Setelah kejang berhenti, membantu pasien agar bisa beristirahat dan memperhatikan kondisinya.Jika pasien tampak kebingungan atau mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi layanan kesehatan darurat.Kejang Demam pada AnakSelain itu, Dokter Ranette juga menjelaskan bahwa kejang demam umum terjadi pada anak-anak berusia enam bulan hingga lima tahun. Ia menegaskan bahwa sebagian besar kasus kejang demam tidak berkembang menjadi epilepsi dan tidak berbahaya bagi orang dewasa."Jika mendapati orang kejang, sebaiknya lekas memberikan pertolongan pertama dan menghubungi layanan medis darurat agar pasien bisa memperoleh bantuan yang dibutuhkan," tutupnya.Dengan adanya edukasi ini, masyarakat diharapkan dapat lebih sigap dan tidak ragu dalam memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mengalami kejang, mengingat tindakan cepat dan tepat dapat membantu pasien melewati kondisi tersebut dengan aman.

Indonesia
| Rabu, 12 Maret 2025
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5
2
4
8
9
3
5