Sinyal Retaknya Hubungan Jokowi dan Projo, Budi Arie Tegaskan Dukungan ke Prabowo
Politik | Selasa, 4 November 2025
PIFA, Politik — Ketidakhadiran Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dalam Kongres III Projo serta sejumlah pernyataan Ketua Umum Budi Arie Setiadi dinilai menjadi sinyal keretakan hubungan keduanya.
Projo yang dibentuk untuk mendukung Jokowi pada Pilpres 2014 itu kini tampak berada di ambang pisah jalan. Budi Arie bahkan menegaskan bahwa Projo bukan lagi kepanjangan dari “Pro Jokowi”.
Usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum hingga 2030, Budi Arie menjelaskan bahwa nama Projo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “negeri” dan bahasa Jawa Kawi yang berarti “rakyat”.
“Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” ujarnya usai pembukaan Kongres di Jakarta, Sabtu (1/11).
Budi Arie juga mengumumkan rencana mengganti logo Projo yang selama ini menampilkan siluet Jokowi. Langkah itu disebut sebagai upaya menghapus kesan “kultus individu”.
“Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu,” katanya. Ia sekaligus menegaskan dukungannya kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai langkah Projo tersebut sebagai tanda kuat perpisahan dengan Jokowi.
“Sudah tidak lagi kultuskan Jokowi sebagai sumber kekuasaannya,” ujar Pangi, Selasa (4/11).
Menurutnya, Jokowi kini mulai kehilangan momentum politik setelah kehilangan dukungan dari organisasi relawan yang dulu mendongkraknya. “Sekarang perlahan ditinggalkan relawan yang memang habitusnya mencari sumber kekuasaan baru,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an, menilai manuver Projo sebagai langkah realistis agar tetap relevan dengan peta kekuasaan baru. Ia menyoroti pernyataan Budi Arie yang membuka peluang bergabung ke Partai Gerindra.
“Jika tidak bergabung ke Gerindra, relawan Projo tidak punya sandaran politik yang kokoh,” kata Ali, Senin (3/11).
Ali berpendapat, perubahan logo menandai dimulainya era baru bagi Projo. “Dengan mengganti logo, sebenarnya sudah klir bahwa era baru relawan Projo sedang dimulai,” ujarnya.
Namun, Ali menegaskan langkah itu bukan berarti Projo sepenuhnya menjauh dari Jokowi. Menurutnya, keduanya kini hanya tidak lagi berada dalam hubungan simbiosis politik yang saling menguntungkan.
“Lebih kepada pilihan realistis Projo untuk saat ini, juga soal kepentingan politik dan simbiosis mutualisme politik yang sudah tidak didapat antara keduanya,” pungkasnya.




















