Soal Ole Romeny, Rahmad Darmawan: Timnas Indonesia Butuh Striker Komplet
Indonesia | Sabtu, 15 Februari 2025
Momen saat Ole Romony diumumkan Oxford United yang berlaga di Kasta Kedua Liga Inggris. (Dok. Oxford United)
Indonesia | Sabtu, 15 Februari 2025
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Forum Komunikasi Mahasiswa Alawiyin (FOKMA) menggelar tasyakuran kepengurusan ketiga dan sharing session mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" di caffee Arabian, Jl. Tanjung Raya II Pontianak Timur, Selasa (27/12/2021) malam. Wakil ketua II DPRD Prov Kalbar, Syarif Amin Muhammad mengatakan organisasi FOKMA adalah perkumpulan etnis Alawiyin atau sebutan golongan peranakan Arab dengan tujuan agar lebih maju, kedepanya tidak hanya respek agama juga respek dalam birokrasi dan pendidikan juga tidak kalah saing dengan organisasi etnis mahasiswa lainya yang ada di Kalbar. "Memang hari ini tasyakuran dalam terpilih kepengurusan baru pada priode 2021-2022, dan sharing season untuk memupuk kader-kader lebih lebih baik, baik bidang politik, akademisi tidak hanya agama, agar FOKMA bisa bersaing dengan organisasi Mahasiswa lainya," ujarnya kepada PIFA. Lanjutnya, dalam kepengurusan oraganisasi FOKMA ketiga masih perlu perbaikan-perbaikan tata tertib organinasi dilapangan dan internal. Kegiatan tersebut mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" sesuai isu-isu yang berkembang di Pontianak bahwa 2024 ada Pilkada dan Pileg, mereka ingin tahu. Karena Kota Pontianak juga didirikan Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie, dari mereka ada keturannya berkecimpung di pilkada 2024 mendatang. "Memang saat ini belum ada figur, dipersilahkan kepada yang lain, siapa saja yang diusung mereka untuk pemimpin Kota Pontianak yang penting baik tidak menjadi masalah, kalau ingin kebanggaan dari keturanan itu sendiri dan mendiskripsikan orang lain," katanya. Syarif Amin Muhammad berharap adanya kepengurusan baru FOKMA untuk berpikir positif, walaupun organisasi internal Alawiyin jangan menjadi menjadi Eklusif, terus berbaur dan menyumbang ide-ide yang positif membangun Kota Pontianak pada khususnya dan Kalbar pada umumnya. "Tidak hanya eklusif seakan-akan yang lain tidak dipandang, tetapi mereka mereka ingin diakui tidak hanya bidang agama, politik dan dibidanng lainya yang ada di Kalbar," paparnya. Ketua Umum FOKMA, Syarif Maulana Assegaff menyampaikan beberapa poin hasil narasumber Syarif Amin Muhammad politik untuk pemuda-pemudi harus bersatu jangan ada perpecahan agar tidak terbaginya suara-suara untuk orang-orang yang benar-benar layak dipilih. Kemudian dapat membentuk karakter seorang pemimpin atau seseorang yang bergelut di bidang politik, karena karakter harus dibentuk dari sejak saat ini. Dalam kepengurusan priode 2021-2022 dirinya akan melatih para kader-kadernya agar bisa berkompeten di luar dan sesama mahasiswa antar kampus lainnya. Karena organisasi FOKMA mencakup keseluruhan yang ada di Kalimantan Barat "Kita sebagai mahasiswa harus mampu berpikir dan mampu untuk memilah pemimpin yang benar-benar bisa bertanggung jawab atas apa yang disampaikannya, serta berpikir kritis kalau pemimpin yang kita pilih bisa memperjuangkan aspirasi aspirasi mahasiswa Kalbar," tutupnya. (RS)
Lokal
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tanjungpura (BEM Untan) bersama beberapa BEM Fakultas yang tergabung dalam Aliansi BEM Se-Untan gelar Aksi Pembatasan Demokrasi Berskala Besar. Berlangsung di Tugu Digulis Untan, aksi tersebut dikawal langsung oleh aparat Kepolisian, Jumat (2/7/2021). Koordinator Aksi Garchia Nirwana melaporkan, Aksi hari ini merupakan satu diantara upaya mahasiswa sebagai perwakilan rakyat untuk mengawal proses demokrasi dan permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia saat ini. Seperti masalah kebebasan berekspresi dan berdemokrasi, masalah penegakan hukum dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta masalah represifitas aparat keamanan. Lebih lanjutnya Menteri Kajian Strategis dan Advokasi BEM Untan itu mengatakan, aksi hari ini juga bagian dari keresahan mahasiswa terhadap berbagai permasalahan yang ada di Indonesia. Dia menegaskan bahwa mahasiswa harus tetap konsisten untuk mengawal permasalahan yang ada. “Kita harus kawal terus masalah-masalah ini, kalau bisa kita lihat juga bagaimana respon Pemerintah terhadap aksi kita itu seperti apa“ tegasnya. Tak lupa, ia juga mengingatkan mahasiswa selaku penyambung lidah rakyat untuk terus aktif menanggapi kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa kurang tepat. “Kita selaku mahasiswa harus aktif menanggapi kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia yang kurang tepat saat ini. Kami berharap, semoga Aksi kita hari ini bisa diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia,” tutupnya. Dalam kesempatan itu, peserta Aksi juga menyampaikan ucapan terima kasih pada aparat kepolisian yang bersedia mengawal dan mengamankan agenda aksi mereka. Peserta juga ikut menyampaikan doa dan ucapan HUT Bhayangkara yang ke-75. “Hari ini kawan-kawan, kita dijaga oleh aparat. Terima kasih kepada aparat, terima kasih. Selamat Hari Raya Bhayangkara yang ke-75,” pungkas salah satu Orator Aksi. Kemudian, Kepala Bagian (Kabag) Operasi Polresta Pontianak Sutrisno ikut menanggapi agenda aksi. Mewakili pihak keamanan, Dia menuturkan bahwa tidak masalah dengan agenda Aksi dari mahasiswa Untan hari ini (2/7). Sebelum Aksi dimulai, mereka sudah berkoodinasi dengan perwakilan mahasiswa untuk bersama-sama disiplin dengan protokol kesehatan COVID-19 dan membubarkan diri bila tuntutan yang diajukan sudah tersampaikan. “Kami sudah membicarakannya baik-baik agar segera membubarkan aksi bila tuntutannya sudah tersampaikan,” ucapnya. “Seharusnya kita mentaati prokes bersama, apalagi kan kita tahu juga COVID-19 sangat meningkat di Pontianak. Kita harapkan adik-adik mahasiswa juga mengerti dengan kondisi saat ini karena kita sudah masuk zona merah,” tambah Sutrisno. Di akhir Aksi, disampaikan tuntutan hasil konsolidasi mahasiswa. Salah satu tuntutannya adalah menuntut KPK agar segera menyelesaikan permasalahan korupsi seperti kasus bansos, BLBI, benih lobster, suap dirjen pajak dsb. Tuntutan lengkapnya silahkan baca di Daftar Tuntutan BEM Se-Untan dalam Aksi Pembatasan Demokrasi Berskala Besar.
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Ratusan mahasiswa ikut memeriahkan dan berpartisipasi dalam lomba orasi yang diselenggarakan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat yang merupakan bagian dari agenda Hari Bhayangkara. Josner Tadeo salah satu peserta yang ikut dalam kegiatan ini menyampaikan ada banyak hal yang menjadi pembelajaran dari kegiatan ini khususnya dalam persiapan aksi. "Dalam kegiatan ini hal yang belum kami ketahui tentang surat-surat administrasi dan persiapan aksi menjadi bahan edukasi untuk kami," ujarnya saat diwawancara PIFA di Auditorium Untan pada Kamis (30/6/2022). Josner yang merupakan bagian dari Tim Fraksi Belakang ini mengatakan lomba ini tidak banyak aturan namun tetap ada beberapa ketentuan yang harus ditaati. Josner meneranngka timnya menyiapkan lomba ini sudah hampir satu minggu dan dalam pelaksanaannya lomba ini juga dijadikan sebagai ajang kritikan. "Lomba ini salah satu bentuk kritikan, yang dimana bagus juga untuk bahan evaluasi dan ini yang menjadi catatan penting untuk dilombakan," ujarnya. Sementara itu, Siti Roningsih dari Tim Digulis Memanggil mengatakan dalam lomba ini mengangkat tema tentang pelanggaran HAM karena masih maraknya pelanggaran HAM yang terjadi di Kalimantan Barat. "Kita angkat tentang hak asasi manusia karena kita menilai masih maraknya pelanggaran HAM khususnya dalam lingkup pelecehan seksual yang marak terjadi, baik korbannya orang dewasa maupun anak anak," ujarnya. (ja)