Foto: Antara Kalbar

Sambas - Sejumlah perwakilan asosiasi angkutan Kabupaten Sambas menyampaikan keluhan kepada DPRD Kabupaten Sambas terkait kelangkaan solar bersubsidi di kabupaten tersebut.

Akibat langkanya bahan bakar jenis solar sejak beberapa waktu terakhir itu, mereka mengaku kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari sebagai sopir.

"Perwakilan asosiasi dan  supir angkutan telah datang ke kami mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan solar bersubsidi. Sehingga mereka merasa kesulitan untuk beraktivitas. Mereka bahkan saat mengantri tidak pernah mendapatkan solar bersubsidi," ujar Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sambas Ahmad Hafsak Setiawan melansir Antara, Rabu (1/9/2021).

Kepada Antara, Ahmad menjelaskan bahwa kelangkaan solar bersubsidi disinyalir karena banyak antrian tangki "siluman" yang telah dimodifikasi sehingga melebihi kapasitas.

"Kemungkinan ada indikasi banyaknya antrian tangki siluman yang telah dimodifikasi melebihi kapasitas. Tentu hal itu perlu penertiban SPBU sehingga tangki-tangki siluman tidak ada lagi. Dengan begitu mereka dapat mendapatkan solar untuk beraktivitas sehari-hari," kata dia.

Seorang perwakilan supir angkutan, Hafsak mengatakan untuk mendapatkan solar mereka terpaksa membeli di kios-kios di pinggir jalan.

Padahal, solar yang dijual secara ecer, tentu harganya lebih mahal, oleh sebab itu, dalam pertemuan tersebut mereka juga meminta agar harga eceran khusus solar di kios-kios juga ditentukan, yakni di kisaran Rp6000 per liter.

Menanggapi hal tersebut, Komisi II DPRD Kabupaten Sambas dalam waktu dekat akan memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas.

Selain itu, pihaknya juga berjanji akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke SPBU untuk mengetahui penyebab kelangkaan solar bersubsidi itu.

"Informasi dari supir angkutan kelangkaan solar yang mereka alami sudah beberapa bulan terakhir," ujarnya.

Komisi II DPRD Kabupaten Sambas dalam waktu dekat juga akan berkonsultasi dengan Pertamina di Pontianak.

"Untuk sementara kita sudah langsung berkomunikasi dengan pihak Pertamina melalui pesan WA, di mana disampaikan pihak Pertamina akan menerbitkan Fuel Card, tentu terkait regulasi ini kita akan tanyakan secara langsung ke pihak Pertamina," kata dia.

Sambas - Sejumlah perwakilan asosiasi angkutan Kabupaten Sambas menyampaikan keluhan kepada DPRD Kabupaten Sambas terkait kelangkaan solar bersubsidi di kabupaten tersebut.

Akibat langkanya bahan bakar jenis solar sejak beberapa waktu terakhir itu, mereka mengaku kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari sebagai sopir.

"Perwakilan asosiasi dan  supir angkutan telah datang ke kami mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan solar bersubsidi. Sehingga mereka merasa kesulitan untuk beraktivitas. Mereka bahkan saat mengantri tidak pernah mendapatkan solar bersubsidi," ujar Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sambas Ahmad Hafsak Setiawan melansir Antara, Rabu (1/9/2021).

Kepada Antara, Ahmad menjelaskan bahwa kelangkaan solar bersubsidi disinyalir karena banyak antrian tangki "siluman" yang telah dimodifikasi sehingga melebihi kapasitas.

"Kemungkinan ada indikasi banyaknya antrian tangki siluman yang telah dimodifikasi melebihi kapasitas. Tentu hal itu perlu penertiban SPBU sehingga tangki-tangki siluman tidak ada lagi. Dengan begitu mereka dapat mendapatkan solar untuk beraktivitas sehari-hari," kata dia.

Seorang perwakilan supir angkutan, Hafsak mengatakan untuk mendapatkan solar mereka terpaksa membeli di kios-kios di pinggir jalan.

Padahal, solar yang dijual secara ecer, tentu harganya lebih mahal, oleh sebab itu, dalam pertemuan tersebut mereka juga meminta agar harga eceran khusus solar di kios-kios juga ditentukan, yakni di kisaran Rp6000 per liter.

Menanggapi hal tersebut, Komisi II DPRD Kabupaten Sambas dalam waktu dekat akan memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas.

Selain itu, pihaknya juga berjanji akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke SPBU untuk mengetahui penyebab kelangkaan solar bersubsidi itu.

"Informasi dari supir angkutan kelangkaan solar yang mereka alami sudah beberapa bulan terakhir," ujarnya.

Komisi II DPRD Kabupaten Sambas dalam waktu dekat juga akan berkonsultasi dengan Pertamina di Pontianak.

"Untuk sementara kita sudah langsung berkomunikasi dengan pihak Pertamina melalui pesan WA, di mana disampaikan pihak Pertamina akan menerbitkan Fuel Card, tentu terkait regulasi ini kita akan tanyakan secara langsung ke pihak Pertamina," kata dia.

0

0

You can share on :

0 Komentar