Studi: Tinggal di Lingkungan Panas Dapat Mempercepat Proses Penuaan
Indonesia | Senin, 3 Maret 2025
Studi mengungkap bahwa tinggal di lingkungan panas dapat mempercepat proses penuaan. (Ilustrasi)
Indonesia | Senin, 3 Maret 2025
Lokal
PIFA, Lokal - Polresta Pontianak, Kalimantan Barat, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk menambah kamera pengawas (CCTV) di setiap wilayah, terutama di daerah rawan kejahatan. Penambahan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan mempermudah pengungkapan kasus kejahatan.Hal tersebut diungkapkan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Adhe, setelah adanya kendala dalam penyelidikan kasus tewasnya seorang remaja akibat tawuran antar geng di Jembatan Landak, Kecamatan Pontianak Utara, yang terjadi pada Rabu subuh (27/11/2024). Saat itu, kamera pengawas di Simpang Parit Nanas, Siantan dalam kondisi rusak, sehingga polisi sempat mengalami kesulitan dalam mengungkap kronologi peristiwa tersebut.“Ini yang perlu kita koordinasikan dngan pemkot untuk dipasang kamera cctv yang memadai di tempat-tempat rawan, ditempat yang gelap misalnya yang sering terjadi tindak pidana ataupun tawuran yang dilakukan anak muda,” ujarnya, Senin (2/12/24)Selain CCTV, Adhe juga menekankan pentingnya penambahan penerangan jalan di kawasan yang gelap di Kota Pontianak.“Cctv ada namun kondisi gelap kurang begitu jelas. Selain cctv perlu penambahan penerangan jalan umum ditempat yang gelap,” katanya.Tak hanya mendorong Pemkot, Adhe juga mengimbau para pemilik ruko di Kota Pontianak untuk memasang kamera pengawas. Selain membantu polisi dalam pengungkapan kasus, CCTV juga bermanfaat untuk keamanan pemilik ruko itu sendiri.“Diperlukan juga dari para pengusaha, ruko-ruko yang ada di Kota Pontianak kita imbau pasang kamera cctv untuk kebaikan mereka sendiri. Apabila nanti ada kejadian tindak pidana yang terjadi sekitar situ bisa kita monitor dan bisa lebih cepat ungkap pelaku ya apabila memang ada cctv di lokasi tersbeut,” tukasnya. (ly)
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) mengkritik keras pengesahan Revisi KUHP yang ternyata hanya dihadiri 18 anggota DPR secara fisik di rapat paripurna pada 6 Desember lalu.Formappi geram lantaran hanya sedikit anggota DPR yang hadir langsung saat RKUHP disahkan menjadi undang-undang. Padahal, menurut Peneliti Formappi Lucius Karus, RKUHP dianggap penting oleh pemerintah dan DPR. Ia pun mempertanyakan keseriusan Legislator yang ada di Senayan perihal RKUHP. "Kalau mereka menganggap penting, kenapa hanya 18 orang di ruangan rapat paripurna pengesahan RKUHP? Apakah banyaknya anggota yang tidak hadir justru membuka kedok jika DPR sendiri sesungguhnya main-main saja dengan RKUHP ini?" kata Lucius Karus, dikutip PIFA dari CNNIndonesia.com, Jumat (9/12/2022). Lucius menilai kehadiran fisik dalam rapat paripurna merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap suatu agenda. Melihat jumlah anggota DPR yang hadir begitu sedikit dalam paripurna kemarin, Lucius pun menyimpulkan bahwa anggota DPR tidak menghargai RKUHP. Seperti diketahui pada Paripurna ke-11 masa sidang II tahun 2022-2023 Selasa (6/12) lalu, hanya 18 anggota DPR secara langsung,108 anggota lainnya hadir secara virtual dan 164 orang izin. Sebanyak 285 dari total 575 anggota DPR absen. Lucius mencerugiai, anggota DPR yang tidak hadir tak mau mendapat stigma buruk dari publik jika terlibat dalam pengesahan RKUHP. "Atau mereka yang tidak hadir mau cuci tangan agar tak disalahkan atas keputusan paripurna yang mengetok RKUHP," lanjut Lucius. (yd)
Nasional
Berita Pontianak, PIFA – Usai mencicipi kopi di Warkop Asiang, kopi khas masyarakat Kota Pontianak, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Uno langsung melanjutkan agendanya menuju Gedung Konferensi Untan, untuk memberikan arahan kepada pelaku kreatif dan UMKM di Kota Pontianak, Kamis (10/3/2022). Acara kemudian dimulai dengan perlombaan antara Menparekraf, Wali Kota Pontianak dan Rektor Untan. Ketiganya ditantang untuk mengolah Es Lidah Buaya, kuliner khas Kota Pontianak. Alhasil, juri menentukan Menparekraf yang menjadi pemenang, disusul Wali Kota Pontianak, kemudian Rektor Untan. “Saya sudah mencicipi banyak kuliner dari Pontianak ini, salah satu yang paling favorit untuk saya adalah Es Lidah Buaya,” ujar Sandi, dikutip dari rilis yang diterima PIFA (10/3/2022). Di sana, Sandi menerima banyak pertanyaan terkait perkembangan UMKM dari pelaku usaha. Salah satunya dari Deni, seorang penyandang disabilitas yang terus semangat mencari pundi-pundi rupiah melalui usahanya. Atas kerjakeras dan dedikasi Deni, ia kemudian mendapat pesanan borongan, mulai dari Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar, Windy Prihastari, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Horisson, Rektor Untan, Garuda Wiko hingga Mas Menteri, sapaan akrab Sandi, turut membeli dagangan Deni. “UMKM harus naik kelas, ini adalah upaya kita bersama Presiden Jokowi untuk membangun transisi menuju ekonomi baru dengan memberdayakan masyarakat,” jelas Sandi usai kegiatan Workshop KaTa Kreatif Indonesia 2022. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menilai, kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno mampu mengangkat semangat pelaku UMKM di tengah surutnya ekonomi akibat pandemi. Dari workshop tersebut pun, Edi mendapat banyak masukan dan saran dari pelaku usaha. “Tadi banyak yang bertanya, akan kita kolaborasikan, dengan memberdayakan UMKM agar kualitas produknya meningkat, kemudian kemasan hingga pemasaran,” pungkasnya. (rs)