Foto: Kepoper.com

Berita Lifestyle, PIFA - Kebudayaan Korea dalam beberapa tahun terakhir telah banyak digemari oleh masyarakat Indoensia. Selain K-Pop dan K-Drama, ternyata, gaya parenting dari Korea juga digemari di Tanah Air. Salah satunya adalah gaya parenting yang disebut Nuchi. Pasalnya, gaya parenting ini disebut dapat meningkatkan kecerdasan anak. Tak hanya itu, Nunchi juga dipercaya menjadi rahasia hidup bahagia orang Korea.

Penulis buku The Power of Nunchi: The Korean Secret to Happiness and Success, Euny Hong, mengatakan bahwa Nunchi adalah seni memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang. Kemampuan ini banyak ditemukan pada mereka yang peka terhadap dinamika dalam kelompok tertentu.

Dalam praktiknya, Nunchi diibaratkan seperti sedang memerhatikan seseorang, misalnya seperti berbicara, siapa yang mendengarkan, siapa yang menyela, siapa yang meminta maaf, atau siapa yang sedang melirik. Dengan begitu, seseorang bisa membuat penilaian yang digunakan untuk menjalin hubungan hingga membentuk suasana hati dan bagaimana berperilaku.

Orang-orang dengan Nunchi biasanya dapat membaca situasi dengan cepat. Mereka akan memiliki peluang untuk sukses di lingkungan sosial karena mampu menyesuaikan diri, menjalin hubungan dengan orang lain, serta dianggap kompeten.

Untuk menerapkan gaya parenting ini, orangtua butuh kecepatan dan kewaspadaan emosional. Artinya, semakin cepat suasana hati orang lain terbaca, semakin baik mereka dapat merespons atau berinteraksi. Mengutip CNBC, Nunchi setara dengan kalimat, 'Lihatlah kedua arah sebelum menyeberang jalan' atau 'Jangan pukul adikmu'.

Nunchi mempelajari konsep kecerdasan emosional dengan kemampuan bijaksana. Orang tua di Korea menanamkan Nunchi dengan terlebih dahulu mengajari anak-anak mereka pelajaran penting bahwa 'ini bukan tentang kamu'.

Contoh gaya parenting Nuchi dengan membaca situasi dapat dilihat ketika seorang ibu dan putranya yang berusia empat tahun telah menunggu lama antrean untuk makan, dan sang putra mulai tidak sabar karena lapar. Seorang ibu Korea tidak akan menjawab, "Oh, anak malang! Maafkan ibu. Ini ibu punya beberapa buah anggur yang bisa menahan laparmu."

Sebaliknya, sang ibu justru akan berkata, "Lihatlah semua orang yang mengantri, sama seperti kamu. Sekarang, apakah kamu pikir kamu satu-satunya orang dalam antrian ini yang lapar?" 

Pola pengasuhan ini dimaksudkan untuk mengajari anak-anak bahwa dunia tidak berputar di sekitar mereka, dan bahwa segala sesuatunya tidak akan mudah didapatkan oleh mereka.

Nunchi dapat menjadi kekuatan bagi orang tua atau anak introvert. Melalui Nunchi, seseorang dapat melawan kecemasan sosial dan mengelola stres dengan baik. (b) 

Berita Lifestyle, PIFA - Kebudayaan Korea dalam beberapa tahun terakhir telah banyak digemari oleh masyarakat Indoensia. Selain K-Pop dan K-Drama, ternyata, gaya parenting dari Korea juga digemari di Tanah Air. Salah satunya adalah gaya parenting yang disebut Nuchi. Pasalnya, gaya parenting ini disebut dapat meningkatkan kecerdasan anak. Tak hanya itu, Nunchi juga dipercaya menjadi rahasia hidup bahagia orang Korea.

Penulis buku The Power of Nunchi: The Korean Secret to Happiness and Success, Euny Hong, mengatakan bahwa Nunchi adalah seni memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang. Kemampuan ini banyak ditemukan pada mereka yang peka terhadap dinamika dalam kelompok tertentu.

Dalam praktiknya, Nunchi diibaratkan seperti sedang memerhatikan seseorang, misalnya seperti berbicara, siapa yang mendengarkan, siapa yang menyela, siapa yang meminta maaf, atau siapa yang sedang melirik. Dengan begitu, seseorang bisa membuat penilaian yang digunakan untuk menjalin hubungan hingga membentuk suasana hati dan bagaimana berperilaku.

Orang-orang dengan Nunchi biasanya dapat membaca situasi dengan cepat. Mereka akan memiliki peluang untuk sukses di lingkungan sosial karena mampu menyesuaikan diri, menjalin hubungan dengan orang lain, serta dianggap kompeten.

Untuk menerapkan gaya parenting ini, orangtua butuh kecepatan dan kewaspadaan emosional. Artinya, semakin cepat suasana hati orang lain terbaca, semakin baik mereka dapat merespons atau berinteraksi. Mengutip CNBC, Nunchi setara dengan kalimat, 'Lihatlah kedua arah sebelum menyeberang jalan' atau 'Jangan pukul adikmu'.

Nunchi mempelajari konsep kecerdasan emosional dengan kemampuan bijaksana. Orang tua di Korea menanamkan Nunchi dengan terlebih dahulu mengajari anak-anak mereka pelajaran penting bahwa 'ini bukan tentang kamu'.

Contoh gaya parenting Nuchi dengan membaca situasi dapat dilihat ketika seorang ibu dan putranya yang berusia empat tahun telah menunggu lama antrean untuk makan, dan sang putra mulai tidak sabar karena lapar. Seorang ibu Korea tidak akan menjawab, "Oh, anak malang! Maafkan ibu. Ini ibu punya beberapa buah anggur yang bisa menahan laparmu."

Sebaliknya, sang ibu justru akan berkata, "Lihatlah semua orang yang mengantri, sama seperti kamu. Sekarang, apakah kamu pikir kamu satu-satunya orang dalam antrian ini yang lapar?" 

Pola pengasuhan ini dimaksudkan untuk mengajari anak-anak bahwa dunia tidak berputar di sekitar mereka, dan bahwa segala sesuatunya tidak akan mudah didapatkan oleh mereka.

Nunchi dapat menjadi kekuatan bagi orang tua atau anak introvert. Melalui Nunchi, seseorang dapat melawan kecemasan sosial dan mengelola stres dengan baik. (b) 

0

0

You can share on :

0 Komentar