Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 telah diluncurkan, satelit ini diharapkan meratakan akses internet di 3T Indonesia. ((AP/John Raoux)

PIFA, Tekno - Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 sukses meluncur dibawa roket Falcon 9 milik SpaceX dari landasan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/23) pukul 5.21 WIB.

Satelit terbesar milik Indonesia ini digadang-gadang akan meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Satria-1 disebut akan memiliki kemampuan memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.

Pembangunan Satria-1 dilakukan oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi pembuatan Satria-1 sendiri mencapai US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).

Awalnya, biaya investasi pembuatan Satria-1 hanya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun), namun biaya membengkak karena satelit tersebut gagal diangkut menggunakan pesawat Antonov mengingat kondisi perang Rusia dan Ukraina.

Mengutip CNN, pengangkutan Satria-1 akhirnya terpaksa dilakukan menggunakan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari. (ad)

PIFA, Tekno - Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 sukses meluncur dibawa roket Falcon 9 milik SpaceX dari landasan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/23) pukul 5.21 WIB.

Satelit terbesar milik Indonesia ini digadang-gadang akan meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Satria-1 disebut akan memiliki kemampuan memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.

Pembangunan Satria-1 dilakukan oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi pembuatan Satria-1 sendiri mencapai US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).

Awalnya, biaya investasi pembuatan Satria-1 hanya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun), namun biaya membengkak karena satelit tersebut gagal diangkut menggunakan pesawat Antonov mengingat kondisi perang Rusia dan Ukraina.

Mengutip CNN, pengangkutan Satria-1 akhirnya terpaksa dilakukan menggunakan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar