Tips mudah dan cepat tidur terlelap ala militer, keluarkan napas, rilekskan dada, kaki, paha, dan betis. (Ilustrasi: Freepik getmilitaryphotos)

PIFA, Lifestyle - Gangguan tidur telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Insomnia atau kesulitan tidur malam adalah kondisi yang semakin umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang.

Menurut penelitian, prevalensi insomnia di Indonesia mencapai angka 28 juta orang atau sekitar 10 persen dari jumlah populasi, yang merupakan angka tertinggi di Asia. Hal ini menunjukkan pentingnya mencari solusi yang efektif untuk membantu individu tidur dengan nyenyak.

Sebuah laporan dari Healthline pada Selasa, 27 Juni, menyebutkan bahwa teknik relaksasi metode militer diyakini dapat membantu seseorang untuk terlelap hanya dalam waktu 10 hingga 120 detik. Teknik ini telah terbukti efektif dalam membantu anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tertidur selama Perang Dunia II, ketika stres dan kurang tidur dapat memengaruhi penilaian, pemikiran, dan pengambilan keputusan mereka.

Dasar utama dari metode relaksasi ini adalah mengatur pernapasan dan merilekskan otot-otot tubuh. Pertama, seseorang diminta untuk merilekskan seluruh wajah, termasuk otot-otot di dalam mulut. Kemudian, melepaskan ketegangan dengan menjatuhkan bahu dan membiarkan tangan beristirahat di samping tubuh.

Selanjutnya, seseorang diminta untuk mengeluarkan napas dan merilekskan dada, kaki, paha, dan betis. Selama 10 detik, pikiran dijernihkan dengan membayangkan pemandangan yang menenangkan. Jika metode ini tidak berhasil, seseorang dapat mencoba mengucapkan "jangan berpikir" berulang kali selama 10 detik. Dalam waktu 10 detik, diharapkan seseorang dapat terlelap dengan nyenyak.

Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa kondisi kesehatan mental, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan kecemasan, dapat mengganggu keefektifan metode ini. Jika Anda memiliki kondisi tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba teknik ini.

Kurang tidur dapat memiliki efek merugikan baik secara psikologis maupun fisiologis. Dampaknya termasuk kelelahan yang konstan, rasa gelisah, mudah marah, penurunan kinerja dan konsentrasi, serta peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

PIFA, Lifestyle - Gangguan tidur telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Insomnia atau kesulitan tidur malam adalah kondisi yang semakin umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang.

Menurut penelitian, prevalensi insomnia di Indonesia mencapai angka 28 juta orang atau sekitar 10 persen dari jumlah populasi, yang merupakan angka tertinggi di Asia. Hal ini menunjukkan pentingnya mencari solusi yang efektif untuk membantu individu tidur dengan nyenyak.

Sebuah laporan dari Healthline pada Selasa, 27 Juni, menyebutkan bahwa teknik relaksasi metode militer diyakini dapat membantu seseorang untuk terlelap hanya dalam waktu 10 hingga 120 detik. Teknik ini telah terbukti efektif dalam membantu anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tertidur selama Perang Dunia II, ketika stres dan kurang tidur dapat memengaruhi penilaian, pemikiran, dan pengambilan keputusan mereka.

Dasar utama dari metode relaksasi ini adalah mengatur pernapasan dan merilekskan otot-otot tubuh. Pertama, seseorang diminta untuk merilekskan seluruh wajah, termasuk otot-otot di dalam mulut. Kemudian, melepaskan ketegangan dengan menjatuhkan bahu dan membiarkan tangan beristirahat di samping tubuh.

Selanjutnya, seseorang diminta untuk mengeluarkan napas dan merilekskan dada, kaki, paha, dan betis. Selama 10 detik, pikiran dijernihkan dengan membayangkan pemandangan yang menenangkan. Jika metode ini tidak berhasil, seseorang dapat mencoba mengucapkan "jangan berpikir" berulang kali selama 10 detik. Dalam waktu 10 detik, diharapkan seseorang dapat terlelap dengan nyenyak.

Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa kondisi kesehatan mental, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan kecemasan, dapat mengganggu keefektifan metode ini. Jika Anda memiliki kondisi tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba teknik ini.

Kurang tidur dapat memiliki efek merugikan baik secara psikologis maupun fisiologis. Dampaknya termasuk kelelahan yang konstan, rasa gelisah, mudah marah, penurunan kinerja dan konsentrasi, serta peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

0

0

You can share on :

0 Komentar