Gubernur Sutarmidji tekankan soal pentingnya melestarikan budaya (Dok. Istimewa)

PIFA, Lokal - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji membuka Musyawarah Besar (Mubes) VI Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat dan halal bihalal di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Jumat (2/5/2023) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Sutarmidji menitipkan pesan kepada siapa pun yang nanti menahkodai MABM ke depannya untuk dapat membuat buku tentang pernak pernik budaya Melayu mulai dari arsitektur, kuliner, ragam kesenian, kreativitas kerajinan dan sebagainya.

"Itu perlu, karena ada beberapa yang sudah salah dalam penerapannya, contoh Teluk Belanga itu identik dengan Melayu dan kain setengah tiangnya untuk yang bujangan pakainya gimana dan yang sudah beristri pakainya gimana, bangsawan gimana, raja gimana itu ada semua pakemnya. Itu semua harus dibukukan, Melayu punya karakter dan unik. Mumpung orang-orang yang tau tentang itu masih ada," harapnya. 

Tak hanya itu, dirinya juga menyampaikan bahwa di dalam masyarakat yang majemuk ini MABM perlu mengambil peran untuk bagaimana mempersatukan karena Melayu identik dengan musyawarah. Musyawarah besar memiliki arti yang sangat penting dan memiliki nilai strategis untuk memantapkan program kerja organisasi agar senantiasa berjalan lebih baik dan mampu berkolaborasi dengan organisasi lain dengan mengedepankan prinsip profesionalisme, tertib dan bersaing secara sehat.

"Musyawarah itu artinya harus bisa mempersatukan berbagai pendapat, berbagai elemen dari etnis agama apapun dan dari manapun. Itulah dia musyawarah dan musyawarah itu dekat sekali dengan budaya Melayu," terangnya.

Kemudian di dalam dunia politik, orangnya nomor satu di Kalbar ini juga berpesan kepada generasi muda Melayu harus terus mempersiapkan diri untuk berpolitik santun serta bagaimana membuat politik itu indah.

"Bukan untuk perpecahan tapi untuk satu kebersamaan, sehingga bangsa ini harus diletakkan pada pondasi dasar maupun tujuan akhir dari kita berpolitik sehingga perlu adanya pembekalan pendewasaan politik," harapnya. 

Mengakhiri sambutannya ia berharap pertemuan ini menjadi wadah pemersatu sesama puak Melayu yang ada di Kalimantan Barat. (ap)

PIFA, Lokal - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji membuka Musyawarah Besar (Mubes) VI Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat dan halal bihalal di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Jumat (2/5/2023) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Sutarmidji menitipkan pesan kepada siapa pun yang nanti menahkodai MABM ke depannya untuk dapat membuat buku tentang pernak pernik budaya Melayu mulai dari arsitektur, kuliner, ragam kesenian, kreativitas kerajinan dan sebagainya.

"Itu perlu, karena ada beberapa yang sudah salah dalam penerapannya, contoh Teluk Belanga itu identik dengan Melayu dan kain setengah tiangnya untuk yang bujangan pakainya gimana dan yang sudah beristri pakainya gimana, bangsawan gimana, raja gimana itu ada semua pakemnya. Itu semua harus dibukukan, Melayu punya karakter dan unik. Mumpung orang-orang yang tau tentang itu masih ada," harapnya. 

Tak hanya itu, dirinya juga menyampaikan bahwa di dalam masyarakat yang majemuk ini MABM perlu mengambil peran untuk bagaimana mempersatukan karena Melayu identik dengan musyawarah. Musyawarah besar memiliki arti yang sangat penting dan memiliki nilai strategis untuk memantapkan program kerja organisasi agar senantiasa berjalan lebih baik dan mampu berkolaborasi dengan organisasi lain dengan mengedepankan prinsip profesionalisme, tertib dan bersaing secara sehat.

"Musyawarah itu artinya harus bisa mempersatukan berbagai pendapat, berbagai elemen dari etnis agama apapun dan dari manapun. Itulah dia musyawarah dan musyawarah itu dekat sekali dengan budaya Melayu," terangnya.

Kemudian di dalam dunia politik, orangnya nomor satu di Kalbar ini juga berpesan kepada generasi muda Melayu harus terus mempersiapkan diri untuk berpolitik santun serta bagaimana membuat politik itu indah.

"Bukan untuk perpecahan tapi untuk satu kebersamaan, sehingga bangsa ini harus diletakkan pada pondasi dasar maupun tujuan akhir dari kita berpolitik sehingga perlu adanya pembekalan pendewasaan politik," harapnya. 

Mengakhiri sambutannya ia berharap pertemuan ini menjadi wadah pemersatu sesama puak Melayu yang ada di Kalimantan Barat. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar