Tak Diberi Uang Rp 100 ribu, Pemuda di Pontianak Tega Tendang Ibu Kandung
Pontianak | Selasa, 11 Februari 2025
Pelaku penganiayaan ibu kandung di Kota Pontianak, Kalbar, diringkus polisi. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
Pontianak | Selasa, 11 Februari 2025
Nasional
PIFA, Nasional - Komunitas Advokat Lingkar Nusantara (Lisan) Lampung telah melaporkan komika Aulia Rakhman ke Kepolisian Daerah (Polda) Lampung karena diduga menghina Nabi Muhammad SAW dalam materi stand up komedinya. Muhammad Rifki Gandhi, Koordinator Lisan Lampung, menyatakan bahwa laporan tersebut berkaitan dengan tuduhan penistaan agama dan ujaran kebencian. Menurutnya, Aulia diduga menyebarkan ujaran kebencian melalui materi stand up komedinya dalam sebuah acara yang berlangsung pada Desak Anies kemarin. "Kami menilai ada kata-kata terlapor yang menjurus ke dalam ujaran kebencian serta penistaan agama yang di mana hal itu disampaikannya saat dia tampil pada acara Desak Anies kemarin," ujar Gandhi seperti dikutip dari detikcom, Minggu. Gandhi menjelaskan bahwa ujaran kebencian tersebut terkait dengan kalimat yang menyebutkan, "kayak penting aja nama Muhammad." Selain itu, ada juga pernyataan yang dianggap merendahkan dengan kalimat, "coba lo cek penjara ada berapa nama yang namanya Muhammad di penjara." "Jadi menurut kami, ada materi stand up dari Aulia ini yang kami nilai telah melanggar seperti 'coba lo cek penjara ada berapa nama yang namanya Muhammad di penjara, kayak penting aja nama Muhammad sekarang yah, udah dipenjara semua'," kata Gandhi. Gandhi menambahkan bahwa berdasarkan kualifikasi tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 a ayat (2) dan Pasal 156a KUHP, kata-kata yang digunakan oleh Aulia telah masuk dalam unsur pidana. (ad)
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS – Dalam langkah strategis menuju Kualifikasi Piala Asia 2027, Timnas Malaysia tengah mempersiapkan proses naturalisasi tujuh pemain yang berkarier di Eropa. Informasi ini disampaikan langsung oleh Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim, Putra Mahkota Johor.Melalui unggahan di media sosial pribadinya, Tunku Ismail mengungkapkan bahwa ia telah memantau sejumlah pemain potensial keturunan Malaysia. “Kami sudah mengidentifikasi 6-7 pemain keturunan untuk Harimau Malaya dan berharap pemerintah Malaysia segera memprosesnya,” tulisnya.Ia menjelaskan bahwa para pemain tersebut menempati berbagai posisi, termasuk bek tengah, bek kiri, striker, gelandang tengah, gelandang serang, dan sayap kiri. Menariknya, mayoritas pemain berasal dari liga-liga top Eropa, meskipun bukan dari Inggris. “Kebanyakan berasal dari Eropa Timur,” tambahnya.Langkah Besar Harimau MalayaMalaysia dijadwalkan menjalani pertandingan grup F Kualifikasi Piala Asia 2027 mulai 25 Maret melawan Nepal di laga tandang. Grup ini juga dihuni Vietnam dan Laos, dengan Vietnam dipandang sebagai rival utama. Pertandingan Malaysia kontra Vietnam di leg pertama akan berlangsung pada 10 Juni 2025, sementara leg kedua dijadwalkan pada 31 Maret 2026.Tunku Ismail, yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden FAM (2017-2018) dan kini memimpin klub Johor Darul Ta'zim (JDT), sempat menyatakan ambisinya untuk membawa Malaysia lolos ke Piala Asia dalam dua edisi berturut-turut. Menurutnya, pencapaian tersebut dapat menjadi momen penting bagi Harimau Malaya untuk meningkatkan daya saing di level Asia.Transformasi Timnas MalaysiaMalaysia telah menerapkan kebijakan naturalisasi dengan melibatkan sejumlah pemain asing, seperti gelandang Brasil Endrick dan Paulo Josue, penyerang Skotlandia Fergus Tierney, serta gelandang Argentina Ezequiel Aguero. Namun, beberapa nama seperti Romel Morales (Kolombia) dan Mohamadou Sumareh (Gambia) absen dalam ajang Piala AFF terakhir.Selain itu, Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) terus berbenah. Peter Cklamovski, mantan asisten pelatih timnas Australia, kini menjadi pelatih kepala Harimau Malaya. Di sisi manajemen, Rob Friend, mantan pemain internasional Kanada yang pernah merumput di klub-klub seperti Borussia Monchengladbach dan LA Galaxy, telah ditunjuk sebagai CEO FAM.Dengan berbagai langkah ini, Malaysia menunjukkan komitmen serius untuk membangun tim yang kompetitif di kancah sepakbola Asia.
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Asisten pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto, akhirnya angkat bicara terkait isu yang beredar mengenai posisi pelatih utama Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Rumor ini mencuat setelah Skuad Garuda gagal melangkah lebih jauh di Piala AFF 2024, yang berujung pada evaluasi dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.Media Italia, Tuttosport, turut menyulut spekulasi dengan mengklaim bahwa Erick Thohir sedang mempertimbangkan untuk menggantikan Shin Tae-yong dengan pelatih asal Eropa. Namun, Nova menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada diskusi resmi terkait hal tersebut."Di kami belum ada pembahasan apa pun," ujar Nova kepada Bola.net pada Sabtu (4/1/2025). Pernyataan ini sekaligus mencoba meredam berbagai spekulasi yang beredar di kalangan media dan penggemar sepak bola Tanah Air.Spekulasi dan Kontrak Jangka PanjangKetika ditanya lebih lanjut tentang dampak isu ini terhadap tim, Nova menyarankan agar pertanyaan tersebut langsung diarahkan kepada Ketua Badan Tim Nasional (BTN) sekaligus manajer Timnas Indonesia, Sumardji."Karena banyak sekali spekulasi yang beredar, mungkin lebih baik ke Pak Sumardji ya," tambah Nova.Namun, hingga saat ini, baik Sumardji maupun Erick Thohir belum memberikan pernyataan resmi terkait kemungkinan pergantian pelatih.Sementara itu, kontrak Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia masih berlaku hingga 2027. Pelatih asal Korea Selatan ini sebelumnya telah memperpanjang masa kerjanya selama tiga tahun pada Juni 2024. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang antara PSSI dan Shin Tae-yong dalam membangun prestasi Timnas Indonesia.Evaluasi Pasca Piala AFF 2024Kegagalan di Piala AFF 2024 memang menjadi momen evaluasi besar bagi Timnas Indonesia. Namun, keputusan besar seperti pergantian pelatih tentunya membutuhkan pertimbangan matang. Nova Arianto berharap publik tidak terburu-buru menyimpulkan sesuatu yang belum tentu benar.Dengan kontrak yang masih panjang, masa depan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia tetap menjadi tanda tanya. Namun, dukungan terhadap proses evaluasi yang konstruktif tetap menjadi prioritas untuk mengangkat kembali performa Skuad Garuda di kancah internasional.