Ngeri, Taliban menutup paksa salon-salon kecantikan di Afghanistan yang berimbas pada lapangan pekerjaan. (AFO)

PIFA, Internasional - Kamar Dagang Kabul memprediksi 50.000 perempuan di Afghanistan akan kehilangan pekerjaan usai Taliban memaksa seluruh salon kecantikan dan salon rambut tutup di negara tersebut.

"Saat ini ada sekitar 12.000 salon rambut perempuan yang beroperasi di Afghanistan," Abdul Latif Salehi, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Kabul, mengatakan kepada DW seperti dikutip dari detikcom.

Pada pekan ini, Taliban memerintahkan penutupan salon di seluruh Afghanistan dilakukan dalam waktu satu bulan sejak. Mirisnya, perintah itu diberikan tanpa penjelasan di balik keputusan tersebut.

Salon-salon ini harus menutup pintunya secara permanen pada 26 Juli mendatang, menurut keputusan Taliban.

Fatemah, seorang warga Afghanistan perempuan yang bekerja di salon mengungkapkan kekhawatirannya atas keputusan Taliban tersebut.

"Saya menjadi satu-satunya pencari nafkah untuk keluarga saya yang beranggotakan lima orang. Sekarang saya sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada saya dan keluarga saya ketika itu ditutup," katanya.

Keputusan-keputusan Taliban dalam pembatasan 'ruang gerak' perempuan di Afghanistan telah menjadi sorotan dunia.

Sejak menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, Taliban mulai mendapatkan pendidikan dari sekolah dan universitas. Tak hanya itu, Taliban juga melarang perempuan pergi ke taman, pasar malam, pusat kebugaran, dan memerintahkan mereka untuk menutup diri di depan umum. (ad)

PIFA, Internasional - Kamar Dagang Kabul memprediksi 50.000 perempuan di Afghanistan akan kehilangan pekerjaan usai Taliban memaksa seluruh salon kecantikan dan salon rambut tutup di negara tersebut.

"Saat ini ada sekitar 12.000 salon rambut perempuan yang beroperasi di Afghanistan," Abdul Latif Salehi, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Kabul, mengatakan kepada DW seperti dikutip dari detikcom.

Pada pekan ini, Taliban memerintahkan penutupan salon di seluruh Afghanistan dilakukan dalam waktu satu bulan sejak. Mirisnya, perintah itu diberikan tanpa penjelasan di balik keputusan tersebut.

Salon-salon ini harus menutup pintunya secara permanen pada 26 Juli mendatang, menurut keputusan Taliban.

Fatemah, seorang warga Afghanistan perempuan yang bekerja di salon mengungkapkan kekhawatirannya atas keputusan Taliban tersebut.

"Saya menjadi satu-satunya pencari nafkah untuk keluarga saya yang beranggotakan lima orang. Sekarang saya sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi pada saya dan keluarga saya ketika itu ditutup," katanya.

Keputusan-keputusan Taliban dalam pembatasan 'ruang gerak' perempuan di Afghanistan telah menjadi sorotan dunia.

Sejak menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, Taliban mulai mendapatkan pendidikan dari sekolah dan universitas. Tak hanya itu, Taliban juga melarang perempuan pergi ke taman, pasar malam, pusat kebugaran, dan memerintahkan mereka untuk menutup diri di depan umum. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya