Foto: Tribun Pontianak

Berita Sekadau, PIFA - Tanggapi situasi banjir di Kabupaten Sekadau, Pemkab Sekadau lakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana alam banjir di ruang serbaguna Kantor Bupati Sekadau, Selasa (26/10/021).

Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Bupati Sekadau, Subandrio dan dihadiri Forkompimda Kabupaten Sekadau.

Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Matius Jon mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Sekadau saat ini merupakan banjir kiriman dari tiga Kabupaten perhuluan di Provinsi Kalimantan Barat, yakni Kabupaten Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu.

Berdasarkan informasi BMKG, dikatakan Matius Jon untuk potensi hujan di Kabupaten Sekadau saat ini berada di titik terendah, hanya saja berdasarkan informasi di 3 kabupaten di perhuluan, yaitu Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, intensitas hujan lebat mulai 18 Oktober, Dimana Melawi paling lebat.

"Intensitas hujan ini tanggal 21 Oktober meningkat kembali, dan mulailah akumulasi air di sungai Kapuas mengakibatkan banjir yang akhirnya sampai ke kabupaten Sekadau dampaknya. Padahal pada saat itu Kabupaten Sekadau masih dalam potensial hujan ringan, tetapi banjir akibat banjir kiriman," jelasnya.

Adapun upaya yang akan dan telah dilakukan oleh BPBD Sekadau saat ini adalah memberikan peringatan dini melalui surat edaran Bupati Sekadau, dan surat Kepala BPBD Sekadau.

Kemudian melakukan evakuasi dan penyelamatan, untuk mengeluarkan kelompok rentan dan anak-anak dari genangan air.

"Apabila terjadi sesuatu yang luar biasa seperti tenggelam, kita melakukan pencarian dan pertolongan. Kita juga mengupayakan bantuan kebutuhan dasar bagi korban yang terdampak, meliputi tenda pengungsian, dan pertolongan medis," lanjutnya.

Meski begitu saat ini tenda pengungsian belum di dirikan karena belum dibutuhkan. Sementara untuk peralatan dan cadangan Logistik dikatakan Matius Jon masih sangat terbatas.

Matius Jon menghimbau untuk mengantisipasi kondisi banjir yang semakin memburuk agar masyarakat yang berada di dataran rendah dan pinggiran sungai untuk segera melakukan evakuasi bagi barang-barang berharga.
Sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan banjir semakin membesar, kerugian dapat diminimalisir.

"Karena berdasarkan ramalan BMKG, untuk dua bulan kedepan itu potensi hujan semakin meningkat, jadi masyarakat kita minta mulai saat ini mulai mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tandasnya. 

Berita Sekadau, PIFA - Tanggapi situasi banjir di Kabupaten Sekadau, Pemkab Sekadau lakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana alam banjir di ruang serbaguna Kantor Bupati Sekadau, Selasa (26/10/021).

Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Bupati Sekadau, Subandrio dan dihadiri Forkompimda Kabupaten Sekadau.

Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Matius Jon mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Sekadau saat ini merupakan banjir kiriman dari tiga Kabupaten perhuluan di Provinsi Kalimantan Barat, yakni Kabupaten Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu.

Berdasarkan informasi BMKG, dikatakan Matius Jon untuk potensi hujan di Kabupaten Sekadau saat ini berada di titik terendah, hanya saja berdasarkan informasi di 3 kabupaten di perhuluan, yaitu Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, intensitas hujan lebat mulai 18 Oktober, Dimana Melawi paling lebat.

"Intensitas hujan ini tanggal 21 Oktober meningkat kembali, dan mulailah akumulasi air di sungai Kapuas mengakibatkan banjir yang akhirnya sampai ke kabupaten Sekadau dampaknya. Padahal pada saat itu Kabupaten Sekadau masih dalam potensial hujan ringan, tetapi banjir akibat banjir kiriman," jelasnya.

Adapun upaya yang akan dan telah dilakukan oleh BPBD Sekadau saat ini adalah memberikan peringatan dini melalui surat edaran Bupati Sekadau, dan surat Kepala BPBD Sekadau.

Kemudian melakukan evakuasi dan penyelamatan, untuk mengeluarkan kelompok rentan dan anak-anak dari genangan air.

"Apabila terjadi sesuatu yang luar biasa seperti tenggelam, kita melakukan pencarian dan pertolongan. Kita juga mengupayakan bantuan kebutuhan dasar bagi korban yang terdampak, meliputi tenda pengungsian, dan pertolongan medis," lanjutnya.

Meski begitu saat ini tenda pengungsian belum di dirikan karena belum dibutuhkan. Sementara untuk peralatan dan cadangan Logistik dikatakan Matius Jon masih sangat terbatas.

Matius Jon menghimbau untuk mengantisipasi kondisi banjir yang semakin memburuk agar masyarakat yang berada di dataran rendah dan pinggiran sungai untuk segera melakukan evakuasi bagi barang-barang berharga.
Sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan banjir semakin membesar, kerugian dapat diminimalisir.

"Karena berdasarkan ramalan BMKG, untuk dua bulan kedepan itu potensi hujan semakin meningkat, jadi masyarakat kita minta mulai saat ini mulai mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tandasnya. 

0

0

You can share on :

0 Komentar