Foto: Dok. PIFA

Berita Kalbar, PIFA - Forum Komunikasi Mahasiswa Alawiyin (FOKMA) menggelar tasyakuran kepengurusan ketiga dan sharing session mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" di caffee Arabian, Jl. Tanjung Raya II Pontianak Timur, Selasa (27/12/2021) malam.

Wakil ketua II DPRD Prov Kalbar, Syarif Amin Muhammad mengatakan organisasi FOKMA adalah perkumpulan etnis Alawiyin atau sebutan golongan peranakan Arab dengan tujuan agar lebih maju, kedepanya tidak hanya respek agama juga respek dalam birokrasi dan pendidikan juga tidak kalah saing dengan organisasi etnis mahasiswa lainya yang ada di Kalbar.

"Memang hari ini tasyakuran dalam terpilih kepengurusan baru pada priode 2021-2022, dan sharing season untuk memupuk kader-kader lebih lebih baik, baik bidang politik, akademisi tidak hanya agama, agar FOKMA bisa bersaing dengan organisasi Mahasiswa lainya," ujarnya kepada PIFA.

Lanjutnya, dalam kepengurusan oraganisasi FOKMA ketiga masih perlu perbaikan-perbaikan tata tertib organinasi dilapangan dan internal.

Kegiatan tersebut mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" sesuai isu-isu yang berkembang di Pontianak bahwa 2024 ada Pilkada dan Pileg, mereka ingin tahu. Karena Kota Pontianak juga didirikan Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie, dari mereka ada keturannya berkecimpung di pilkada 2024 mendatang. 

"Memang saat ini belum ada figur, dipersilahkan kepada yang lain, siapa saja yang diusung mereka untuk pemimpin Kota Pontianak yang penting baik tidak menjadi masalah, kalau ingin kebanggaan dari keturanan itu sendiri dan mendiskripsikan orang lain," katanya.

Syarif Amin Muhammad berharap  adanya kepengurusan baru FOKMA untuk berpikir positif, walaupun organisasi internal Alawiyin jangan menjadi menjadi Eklusif, terus berbaur dan menyumbang ide-ide yang positif membangun Kota Pontianak pada khususnya dan Kalbar pada umumnya.

"Tidak hanya eklusif seakan-akan yang lain tidak dipandang, tetapi mereka mereka ingin diakui tidak hanya bidang agama, politik dan dibidanng lainya yang ada di Kalbar," paparnya.

Ketua Umum FOKMA, Syarif Maulana Assegaff menyampaikan beberapa poin hasil narasumber Syarif Amin Muhammad politik untuk pemuda-pemudi harus bersatu jangan ada perpecahan agar tidak terbaginya suara-suara untuk orang-orang yang benar-benar layak dipilih. 

Kemudian dapat membentuk karakter seorang pemimpin atau seseorang yang bergelut di bidang politik, karena karakter harus dibentuk dari sejak saat ini. 

Dalam kepengurusan priode 2021-2022 dirinya akan melatih para kader-kadernya agar bisa berkompeten di luar dan sesama mahasiswa antar kampus lainnya. Karena organisasi FOKMA mencakup keseluruhan yang ada di Kalimantan Barat

"Kita sebagai mahasiswa harus mampu berpikir dan mampu untuk memilah pemimpin yang benar-benar bisa bertanggung jawab atas apa yang disampaikannya, serta berpikir kritis kalau pemimpin yang kita pilih bisa memperjuangkan aspirasi aspirasi mahasiswa Kalbar," tutupnya. (RS)

Berita Kalbar, PIFA - Forum Komunikasi Mahasiswa Alawiyin (FOKMA) menggelar tasyakuran kepengurusan ketiga dan sharing session mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" di caffee Arabian, Jl. Tanjung Raya II Pontianak Timur, Selasa (27/12/2021) malam.

Wakil ketua II DPRD Prov Kalbar, Syarif Amin Muhammad mengatakan organisasi FOKMA adalah perkumpulan etnis Alawiyin atau sebutan golongan peranakan Arab dengan tujuan agar lebih maju, kedepanya tidak hanya respek agama juga respek dalam birokrasi dan pendidikan juga tidak kalah saing dengan organisasi etnis mahasiswa lainya yang ada di Kalbar.

"Memang hari ini tasyakuran dalam terpilih kepengurusan baru pada priode 2021-2022, dan sharing season untuk memupuk kader-kader lebih lebih baik, baik bidang politik, akademisi tidak hanya agama, agar FOKMA bisa bersaing dengan organisasi Mahasiswa lainya," ujarnya kepada PIFA.

Lanjutnya, dalam kepengurusan oraganisasi FOKMA ketiga masih perlu perbaikan-perbaikan tata tertib organinasi dilapangan dan internal.

Kegiatan tersebut mengusung tema "Tantangan mahasiswa Alawiyin dalam menghadapi politik masa kini" sesuai isu-isu yang berkembang di Pontianak bahwa 2024 ada Pilkada dan Pileg, mereka ingin tahu. Karena Kota Pontianak juga didirikan Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie, dari mereka ada keturannya berkecimpung di pilkada 2024 mendatang. 

"Memang saat ini belum ada figur, dipersilahkan kepada yang lain, siapa saja yang diusung mereka untuk pemimpin Kota Pontianak yang penting baik tidak menjadi masalah, kalau ingin kebanggaan dari keturanan itu sendiri dan mendiskripsikan orang lain," katanya.

Syarif Amin Muhammad berharap  adanya kepengurusan baru FOKMA untuk berpikir positif, walaupun organisasi internal Alawiyin jangan menjadi menjadi Eklusif, terus berbaur dan menyumbang ide-ide yang positif membangun Kota Pontianak pada khususnya dan Kalbar pada umumnya.

"Tidak hanya eklusif seakan-akan yang lain tidak dipandang, tetapi mereka mereka ingin diakui tidak hanya bidang agama, politik dan dibidanng lainya yang ada di Kalbar," paparnya.

Ketua Umum FOKMA, Syarif Maulana Assegaff menyampaikan beberapa poin hasil narasumber Syarif Amin Muhammad politik untuk pemuda-pemudi harus bersatu jangan ada perpecahan agar tidak terbaginya suara-suara untuk orang-orang yang benar-benar layak dipilih. 

Kemudian dapat membentuk karakter seorang pemimpin atau seseorang yang bergelut di bidang politik, karena karakter harus dibentuk dari sejak saat ini. 

Dalam kepengurusan priode 2021-2022 dirinya akan melatih para kader-kadernya agar bisa berkompeten di luar dan sesama mahasiswa antar kampus lainnya. Karena organisasi FOKMA mencakup keseluruhan yang ada di Kalimantan Barat

"Kita sebagai mahasiswa harus mampu berpikir dan mampu untuk memilah pemimpin yang benar-benar bisa bertanggung jawab atas apa yang disampaikannya, serta berpikir kritis kalau pemimpin yang kita pilih bisa memperjuangkan aspirasi aspirasi mahasiswa Kalbar," tutupnya. (RS)

0

0

You can share on :

0 Komentar