PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Tentara Israel pada Senin malam menahan seorang warga Palestina yang terlibat dalam produksi film dokumenter pemenang Oscar, "No Other Land." Penangkapan ini terjadi di tengah serangan pemukim ilegal di komunitas Susya, wilayah Masafer Yatta, selatan Hebron.

Osama Makhamra, seorang aktivis Palestina anti-pemukiman, mengonfirmasi bahwa pasukan Israel menangkap Hamdan al-Harini saat pemukim ilegal menyerang komunitas tersebut. Kejadian ini menambah daftar kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, yang semakin meningkat sejak agresi Israel ke Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Film "No Other Land," yang disutradarai oleh Basel Adra, Yuval Abraham, Hamdan Ballal, dan Rachel Szor, berhasil meraih penghargaan Oscar dalam kategori film dokumenter terbaik pada Academy Awards ke-97 yang digelar di Los Angeles, AS, pada 2 Maret lalu. Dokumenter ini mengangkat kisah pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Masafer Yatta oleh pemerintah Israel. Dalam pidato penerimaan penghargaan, para pembuat film menyerukan penghentian pembersihan etnis terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Menurut laporan harian Israel Haaretz, "puluhan pemukim menyerang warga Palestina di Susya pada Senin," yang menyebabkan al-Harini mengalami luka. Saksi mata dan aktivis internasional melaporkan bahwa para pemukim memukul kepala al-Harini, merusak tangki air, mencuri kamera keamanan, dan menghancurkan kaca mobil.

Saat al-Harini dievakuasi menggunakan ambulans Bulan Sabit Merah, tentara Israel menghentikan kendaraan, menangkapnya, dan menyerahkannya kepada pasukan lainnya.

Makhamra menyebut bahwa selain al-Harini, pasukan Israel juga menahan dua orang lainnya. "Pasukan Israel membawa ketiga tahanan dengan tangan diborgol dan mata tertutup, meskipun salah satu di antaranya terluka," ujarnya.

Hingga kini, nasib para tahanan masih belum diketahui, dan otoritas Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut.

Sebelumnya pada hari yang sama, sekitar 30 pemukim Israel dilaporkan menyerang Susya dengan menembakkan peluru ke udara dan menyerang warga Palestina. Jihad Nuwaja, kepala dewan lokal Susya, mengonfirmasi bahwa empat warga mengalami luka dan memar akibat serangan tersebut.

Ketegangan di Tepi Barat terus meningkat, dengan laporan Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, sedikitnya 937 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara Israel dan pemukim ilegal.

Pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel di wilayah Palestina merupakan tindakan ilegal dan menyerukan pengosongan semua permukiman di Tepi Barat serta Yerusalem Timur.