Rizky Billar. (Foto: Instagram @rizkybillar)

Rizky Billar. (Foto: Instagram @rizkybillar)

Berandascoped-by-BerandaPifabizscoped-by-PifabizTersandung Kasus KDRT! Bisnis Rizky Billar Kian Merosot, Hingga Kontrak Rp 400 M Melayang 

Tersandung Kasus KDRT! Bisnis Rizky Billar Kian Merosot, Hingga Kontrak Rp 400 M Melayang 

Jakarta | Jumat, 14 Oktober 2022

Pifabiz - Usai tersandung kasus KDRT terhadap istrinya yakni Lesti Kejora, rupanya bisnis-bisnis milik Rizky Billar kini tak dapat lagi berkembang.

"Hancur, semua hampir, semua bisnis dia hancur," ungkap Adek Erfil Manurung selaku kuasa hukum Rizky Billar mengutip hot.detik.com, Sabtu (8/10/2022).

Akibat dilaporkan sang istri ke polisi,  Rizky Billar juga harus kehilangan kerjasama dengan salah satu pengusaha dengan nilai mencapai Rp 400 miliar. 

"Yang kerja sama salah satu pengusaha, kalau nggak salah sekitar Rp 400 M sahamnya, gatau saya yang mana," tutur Adek Erfil Manurung.

Akibat kerugian yang dialami kliennya itu, Adek Erfil Manurung meminta kepada penyidik untuk membuktikan laporan Lesti Kejora yang menyebut kliennya membanting istrinya berkali-kali. Bahkan, mental Rizky Billar dan keluarganya disebut terganggu.

"Terus siapa mau yang bertanggung jawab? Sekarang saya mau tanyakan kepada penyidik, buktikan klien saya membanting berkali-kali harus dibuktikan dulu," ucap Adek Erfil Manurung.

"Kalau tidak benar siapa yang mau bertanggung jawab? Ini sudah kena mental, klien dan keluarganya," sambunngya.

Hingga saat ini, menurut dia kondisi mental Rizky Billar masih belum  membaik akibat dilaporkan atas kasus dugaan KDRT.

"Sampai dengan tadi malam saya ke rumahnya, dia masih down," ungkap Adek Erfil Manurung.

Ia juga menerangkan, bahwa Rizky Billar hanya sanggup memakan mie instan karena tidak selera makan makanan lain.

"Makanya dia hanya makan indomie aja nggak makan nasi dimasakin oleh ibunya, dia nggak selera makan akibat hantaman netizen," terang Adek Erfil Manurung. (b)

Rekomendasi

Foto: Dirut Bank Kalbar Rokidi Dikabarkan Mundur, Ria Norsan: Suratnya Belum Sampai ke Saya | Pifa Net

Dirut Bank Kalbar Rokidi Dikabarkan Mundur, Ria Norsan: Suratnya Belum Sampai ke Saya

Pontianak
| Selasa, 8 April 2025
Foto: Kata Ifan Seventeen Soal Kemungkinan Mundur dari Dirut PFN | Pifa Net

Kata Ifan Seventeen Soal Kemungkinan Mundur dari Dirut PFN

Indonesia
| Sabtu, 22 Maret 2025
Foto: Daftar Harga Tiket Konser Solo KAI EXO di Jakarta Resmi Diumumkan, Mulai Rp1,2 Juta | Pifa Net

Daftar Harga Tiket Konser Solo KAI EXO di Jakarta Resmi Diumumkan, Mulai Rp1,2 Juta

Jakarta
| Selasa, 18 Maret 2025
Foto: KPK dan ICAC Hong Kong Perkuat Sinergi untuk Pendidikan Antikorupsi Sejak Dini di Indonesia | Pifa Net

KPK dan ICAC Hong Kong Perkuat Sinergi untuk Pendidikan Antikorupsi Sejak Dini di Indonesia

Indonesia
| Rabu, 7 Mei 2025
Foto: Suasana Baru Makam Kesultanan Pontianak Usai Direvitalisasi dengan Biaya APBN Rp 21 Miliar | Pifa Net

Suasana Baru Makam Kesultanan Pontianak Usai Direvitalisasi dengan Biaya APBN Rp 21 Miliar

Pontianak
| Senin, 21 April 2025
Foto: Lantamal XII Gagalkan Penyeludupn 22 Koli Pakaian Bekas Ilegal di Pelabuhan Dwikora | Pifa Net

Lantamal XII Gagalkan Penyeludupn 22 Koli Pakaian Bekas Ilegal di Pelabuhan Dwikora

Pontianak
| Sabtu, 31 Mei 2025
Foto: Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI: Sanksi untuk Pemain dan Klub di Liga 1 dan Liga 2 | Pifa Net

Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI: Sanksi untuk Pemain dan Klub di Liga 1 dan Liga 2

Indonesia
| Kamis, 27 Februari 2025
Foto: Dianggap Beban, Amorim Masih Berharap pada Mason Mount  | Pifa Net

Dianggap Beban, Amorim Masih Berharap pada Mason Mount

Inggris
| Kamis, 13 Maret 2025
Foto: Maarten Paes Ungkap Laga Maret Penentu Bagi Timnas Indonesia di Kualifikasi Pildun 2026 | Pifa Net

Maarten Paes Ungkap Laga Maret Penentu Bagi Timnas Indonesia di Kualifikasi Pildun 2026

Indonesia
| Sabtu, 11 Januari 2025
Foto: Singapura Respons Rencana Indonesia Stop Impor BBM, Berdampak Signifikan bagi Pasar Regional | Pifa Net

Singapura Respons Rencana Indonesia Stop Impor BBM, Berdampak Signifikan bagi Pasar Regional

Singapura
| Rabu, 14 Mei 2025

Berita Terkait

Teknologi

Foto: Hati-hati, Bun! Ilmuwan Sebut Paparan Cahaya Biru pada Gadget Dapat Sebabkan Pubertas Dini pada Anak | Pifa Net

Hati-hati, Bun! Ilmuwan Sebut Paparan Cahaya Biru pada Gadget Dapat Sebabkan Pubertas Dini pada Anak

PIFA, Tekno - Para ilmuwan telah menemukan alasan baru mengapa penting untuk membatasi waktu layar anak-anak di depan ponsel pintar dan tablet. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa paparan cahaya biru dari perangkat-perangkat ini dapat berpotensi menyebabkan pubertas dini pada anak-anak. Cahaya biru, salah satu warna spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang terpendek dan energi tertinggi, dapat ditemukan dalam sumber alami seperti matahari, serta dalam perangkat-perangkat modern seperti lampu neon, lampu LED, komputer, layar laptop, televisi, ponsel, dan tablet yang menggunakan teknologi LED. Menurut laporan yang dirilis oleh Medical Daily pekan lalu, paparan cahaya biru dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia. Studi tersebut menunjukkan bahwa cahaya biru dapat memengaruhi kesehatan mata, meningkatkan risiko kanker, dan mengganggu siklus tidur-bangun. Pubertas, atau masa kematangan seksual, biasanya terjadi setelah usia delapan tahun pada anak perempuan dan sembilan tahun pada anak laki-laki. Pubertas dini adalah kondisi ketika anak mencapai pubertas lebih cepat dari yang seharusnya, dan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, masalah hormonal, tumor, dan cedera otak. Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan kasus pubertas dini. Untuk mengetahui apakah peningkatan ini berkaitan dengan penggunaan yang lebih tinggi dari perangkat yang memancarkan cahaya biru selama periode tersebut, para peneliti dari Rumah Sakit Kota Ankara Bilkent dan Universitas Gazi di Turki melakukan studi yang melibatkan tikus jantan muda untuk menganalisis efek paparan cahaya biru pada jaringan testis. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontier in Endocrinology, para peneliti membagi 18 tikus betina menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok yang terpapar cahaya biru selama enam jam, dan kelompok yang terpapar cahaya biru selama 12 jam. Hasil studi menunjukkan bahwa "tanda-tanda pubertas pertama terjadi secara signifikan lebih awal pada kedua kelompok yang terpapar cahaya biru, dan semakin lama durasi paparan, semakin dini pula permulaan pubertas." Para peneliti juga mencatat penurunan kadar melatonin, peningkatan hormon reproduksi seperti estradiol dan hormon luteinizing, serta perubahan fisik pada jaringan ovarium tikus yang terpapar cahaya biru. Ini merupakan indikasi dari permulaan pubertas dini. Tikus yang terpapar cahaya biru selama 12 jam juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan sel dan peradangan pada ovarium mereka. "Untuk pertama kalinya, kami menemukan hubungan langsung antara paparan cahaya biru dan pubertas dini pada tikus jantan," kata Dr. Aylin Kılınç Uğurlu, peneliti utama studi tersebut. Dia juga menambahkan, "Temuan kami selaras dengan penelitian kami sebelumnya pada tikus betina, yang juga menunjukkan efek serupa, sehingga memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang bagaimana cahaya biru dapat memengaruhi pubertas pada tikus jantan dan betina." Meskipun hasil penelitian ini belum bisa langsung diterapkan pada manusia, temuan ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan dampak paparan cahaya biru pada perangkat elektronik terhadap kesehatan anak-anak dan mengidentifikasi cahaya biru sebagai faktor risiko potensial yang dapat memengaruhi perkembangan pubertas dini. "Karena ini adalah penelitian pada tikus, kami tidak dapat memastikan bahwa temuan ini akan direplikasi pada anak-anak, namun data ini menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dapat dianggap sebagai faktor risiko terjadinya pubertas dini," tambah Uğurlu. (b)

Indonesia
| Selasa, 3 Oktober 2023

Lifestyle

Foto: Penelitian Ungkap Beras Merah Mengandung Lebih Banyak Arsenik Karsinogenik Dibandingkan Beras Putih | Pifa Net

Penelitian Ungkap Beras Merah Mengandung Lebih Banyak Arsenik Karsinogenik Dibandingkan Beras Putih

PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Beras merah selama ini dikenal sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan beras putih, terutama karena kandungan gizinya yang lebih tinggi. Namun, studi terbaru dari para peneliti Universitas Michigan State justru mengungkapkan temuan mengejutkan: beras merah mengandung hingga 40 persen lebih banyak arsenik anorganik, zat karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker, dibandingkan dengan beras putih.Mengutip laporan Medical Daily yang disiarkan pada Senin (14/4), hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Risk Analysis ini menyajikan analisis komprehensif yang membandingkan beras merah dan beras putih, mencakup aspek biaya, manfaat kesehatan, popularitas, serta potensi risiko konsumsinya.Dalam studi tersebut, para peneliti mencatat bahwa beras merah mengandung 24 persen lebih banyak arsenik total dan sekitar 40 persen lebih banyak arsenik anorganik dibandingkan dengan beras putih. Arsenik anorganik diketahui sebagai senyawa yang bersifat karsinogenik dan telah dikaitkan dengan berbagai dampak kesehatan serius, termasuk kerusakan genetik dan peningkatan risiko kanker.Meski demikian, para peneliti juga mengakui bahwa beras merah mengandung manfaat nutrisi penting. Di antaranya adalah kadar serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan beras putih. Berbagai penelitian sebelumnya pun telah mengaitkan konsumsi beras merah dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan metabolisme, osteoporosis, hingga diabetes.Namun, keunggulan nutrisi ini datang dengan sejumlah kekurangan. Selain kandungan arsenik yang lebih tinggi, beras merah juga cenderung lebih mahal dan kurang disukai dari segi rasa dan tekstur oleh sebagian konsumen. Hal inilah yang menjadi dasar kekhawatiran para peneliti, terutama ketika menyangkut konsumsi pada anak-anak.“Karena anak-anak kecil mengonsumsi lebih banyak makanan relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan orang dewasa, paparan arsenik dari beras merah bisa menjadi lebih signifikan bagi kelompok usia ini,” tulis para peneliti dalam kesimpulan studi tersebut.Sebaliknya, beras putih menawarkan kelebihan dari sisi harga yang lebih terjangkau serta rasa dan tekstur yang lebih familiar dan diterima luas di berbagai budaya. Proses penggilingan beras putih menghilangkan lapisan luar yang mengandung sebagian besar arsenik, sehingga menghasilkan kadar arsenik yang jauh lebih rendah. Namun, proses ini juga sekaligus menghilangkan sebagian besar nutrisi penting yang ada dalam beras merah.Menyikapi temuan ini, para peneliti menyarankan agar masyarakat, terutama orang tua, dapat menyeimbangkan konsumsi beras merah dan beras putih dalam pola makan anak-anak mereka. Tujuannya adalah untuk mengurangi paparan arsenik sekaligus tetap mendapatkan manfaat gizi dari kedua jenis beras tersebut.Meski demikian, studi ini juga menekankan bahwa tidak ada risiko kesehatan masyarakat yang bersifat akut yang diidentifikasi akibat paparan arsenik dari konsumsi beras di populasi umum Amerika Serikat. Oleh karena itu, penilaian risiko dan manfaat tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pola konsumsi beras yang seimbang dan aman.

Indonesia
| Selasa, 15 April 2025

Lokal

Foto: Pemkot Pontianak Targetkan Nilai SAKIP Berikutnya Dapat A | Pifa Net

Pemkot Pontianak Targetkan Nilai SAKIP Berikutnya Dapat A

Pontianak - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dapat nilai A. Target tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono saat dirinya menghadiri Evaluasi Implementasi SAKIP Kota Pontianak dengan Kemenpar-RB secara virtual di Ruang Pontive Center, Selasa (31/8/2021). Evaluasi dilaksanakan oleh Pemkot Pontianak bersama Tim Evaluator dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Edi menyebut, saat ini nilai SAKIP yang diperoleh Pemkot Pontianak adalah 72,12 atau BB. Pada tahap berikutnya, ia mematok target nilai SAKIP A. "Target kita harus lebih baik lagi yakni nilai A, untuk saat ini sedang kita evaluasi apa yang harus kita lakukan dalam meningkatkan nilai SAKIP ini," ujarnya, dikutip dari rilis Prokopim Pemkot Pontianak, Selasa (31/8/2021). Edi menjelaskan, ada beberapa kriteria terutama terkait pandemi Covid-19 sehingga harus dilakukan refocusing dan realokasi anggaran. Hal itu mempengaruhi kinerja di pemerintahan. Termasuk adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga diberlakukannya kebijakan Work From Home (WFH) untuk aktivitas pendidikan, pekerjaan, hingga perekonomian. "Saat ini ada beberapa kriteria terutama terkait pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan ada refocusing dan realokasi anggaran yang menyebabkan kinerja kita juga terpengaruh seperti Work From Home (WFH) sehingga mempengaruhi kinerja kita. Termasuk aktivitas pendidikan dan perekonomian," tambah Edi. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dampak-dampak dari pemberlakuan kriteria itu dibahas dalam evaluasi SAKIP untuk menentukan pemecahan masalahnya. "Kita sudah ada tagline Pontianak Tangguh Terhadap Covid-19, yang mana programnya mulai dari sektor kesehatan hingga pemulihan ekonomi," pungkasnya. Edi menilai evaluasi SAKIP ini dalam rangka memetakan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran yang merupakan hasil dari implementasi manajemen kinerja dan anggaran berbasis kinerja secara berkesinambungan. "Oleh sebab itu kita lakukan beberapa langkah perbaikan SAKIP untuk meningkatkan nilai hasil evaluasinya," tutupnya.

Tim Redaksi
| Selasa, 31 Agustus 2021
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5