Trump Salahkan Biden dan Harris soal Percobaan Pembunuhan Dirinya
Amerika Serikat | Rabu, 18 September 2024
Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Reuters)
Amerika Serikat | Rabu, 18 September 2024
Lokal
Berita Ketapang, PIFA - Petugas berhasil menggagalkan upaya penyelundupan Narkotika kedalam Lapas, kali ini Petugas P2U Lapas Kelas IIB Ketapang juga berhasil mengagalkan masuknya Narkoba jenis sabu kedalam Lapas, pada Selasa (19/04/2022) sore. Keberhasilan petugas Lapas Ketapang menggagalkan penyelundupan sabu itu diungkapkan Kepala Divisi Permasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat Ika Yusanti. Penggagalan masuknya Narkoba ini bermula saat seorang remaja yang berusia 19 tahun menitipkan 2 kantor plastik makanan kepada petugas P2U Lapas Ketapang, menurut anak tersebut makanan ditujukan untuk ayahnya yang sedang menjalani masa pidana didalam Lapas kelas IIB Ketapang. “Mendapat laporan adanya penggagalan masuknya Narkotika kedalam Lapas Kelas IIB Ketapang saya langsung perintahkan untuk berkoordinasi dengan Polres ketapang guna proses lebih lanjut,” jelas Ika Yusanti di Pontianak, Rabu (20/04/2022). Dari pemeriksaan awal yang dilakukan pihak kepolisian lanjut Ika, remaja tersebut mengatakan bahwa 1 kantong makanan adalah milik seorang Ibu yang datang ke rumahnya menitipkan untuk disampaikan kepada suaminya, salah satu WBP Lapas kelas IIB Ketapang. “Dari pemeriksaan awal pihak kepolisian barang yang dicurigai tersebut diduga Narkotika jenis sabu dengan berat 2ons. Remaja yang membawa barang titipan ini juga diamankan oleh pihak kepolisian guna pengembangan kasus,” ujarnya. Dari informasi yang diterima, pihak kepolisian telah menemukan dan mengamankan Istri dari WBP yang berusaha menyelundupkan Narkotika jenis kedalam Lapas Kelas IIB Ketapang dengan cara menitipkan makanan kepada remaja seorang remaja. Ika tak henti - hentinya menekankan kepada seluruh petugas pemasyarakatan untuk selalu waspada, apalagi di bulan Ramadhan ini, dirinya berharap petugas dapat meningkatkan dan menerapkan Tiga Kunci Pemasyarakatan Maju. “Banyak upaya yang dilakukan untuk menyelundupkan Narkotika kedalam Lapas/Rutan, Terima kasih saya sampaikan kepada petugas P2U Lapas Ketapang, karen aberkat ketelitian dan kecermatan mereka berhasil mengagalkan masuknya Narkotika kedalam Lapas. Saya tegaskan lagi apabila ada oknum pegawai yang terlibat, akan saya tindak tegas dan berikan sanksi sesuai deng ketentuan, berantas narkoba harga mati, No Debat, Just Do It,” tegasnya. (ja)
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Kekecewaan terhadap manajemen Manchester United semakin memuncak. Menjelang laga krusial melawan Arsenal di Liga Inggris akhir pekan ini, kelompok suporter The 1958 mengajak para penggemar Setan Merah untuk mengenakan baju hitam sebagai simbol protes.Seruan ini bukan tanpa alasan. Di dalam lapangan, performa MU musim ini jauh dari harapan. Mereka tertinggal di peringkat 14 klasemen sementara dengan 33 poin dan nyaris dipastikan absen di kompetisi Eropa musim depan. Peluang meraih trofi dari Piala FA dan Carabao Cup sudah tertutup, sementara kans di Liga Europa pun diragukan karena inkonsistensi tim.Namun, yang lebih menyulut amarah suporter adalah kondisi klub di luar lapangan. Dalam lima musim terakhir, MU terus mengalami kerugian finansial dengan defisit mencapai 113,2 juta Pound musim lalu. Situasi semakin diperparah dengan pengeluaran lebih dari 25 juta Pound untuk kompensasi pemecatan Erik ten Hag dan stafnya, serta penunjukan Ruben Amorim sebagai pelatih baru.Di sisi lain, manajemen menaikkan harga tiket hingga 66 Pound per pertandingan tanpa adanya keringanan bagi lansia dan anak-anak. Kebijakan ini disertai dengan dua gelombang PHK yang berdampak pada ratusan karyawan, sementara fasilitas bagi yang tersisa justru dikurangi."Klub ini perlahan-lahan sekarat di depan mata kita, di dalam dan luar lapangan dan kesalahannya terletak pada model kepemilikan saat ini," ujar Steve Crompton dari The 1958 dalam pernyataannya yang dikutip ESPN dan The Athletic."Klub ini menghadapi kehancuran finansial. Utang adalah jalan menuju kehancuran. Sir Matt Busby akan marah melihat keadaan buruk salah satu institusi sepak bola terhebat di dunia yang sedang bertekuk lutut dan dalam banyak hal menjadi bahan tertawaan."Gerakan ini semakin menyoroti ketidakpuasan terhadap kepemilikan Keluarga Glazer, yang sejak 2005 menguasai MU melalui skema pembelian berbasis utang. Hingga kini, klub masih menanggung beban utang lebih dari 500 juta Pound."Klub ini sedang mengalami kemunduran dan kemungkinan akan menjadi lebih buruk lagi. Kami mendesak para fan untuk bangkit, bersatu, dan bergabung dengan kami pada pukul 3 sore pada hari Minggu saat kami berbaris menuju (Old Trafford) dan memprotes Keluarga Glazer yang dibenci dan serangan yang sengaja dilakukan klub terhadap budaya suporter," demikian pernyataan resmi The 1958.Dengan situasi yang kian memanas, laga melawan Arsenal akhir pekan ini bukan sekadar pertarungan di atas lapangan, tetapi juga momentum bagi para suporter untuk menyuarakan perlawanan mereka terhadap kepemilikan klub yang dinilai merugikan masa depan Manchester United.
Internasional
Berita Mempawah, PIFA – Memperingati Hari Hutan Internasional 2022, Gemawan bersama UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah Mempawah mengadakan aksi penanaman pohon di Kabupaten Mempawah. Penanaman ini dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yakni di sekitar Resort Pengelola Hutan (RPH) Sadaniang dan lahan kritis di Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang, Mempawah, Rabu (23/3/2022). Aksi jaga Bumi ini mengusung tema Membangun Hutan dan Lingkungan untuk Ketersediaan Udara dan Air Bersih, serta diikuti oleh _multistakeholders_ , seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, UPT KPH Wilayah Mempawah, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Ikatan Alumni Sarjana Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pemerintah Kecamatan Sadaniang, Koramil Toho, Pemerintah Desa Sekabuk, Babinsa Desa Sekabuk, LDPH Sekabuk, SMP Negeri 3 Sadaniang, serta kelompok mitra Gemawan di Sadaniang. Kepala UPT KPH Wilayah Mempawah, Usuluddin, S.Hut., M.Hut, menerangkan KPH Mempawah dalam setiap momentum selalu mengajak untuk mengadakan gerakan bersama, seperti penanaman yang dilakukan saat ini. "Kita selalu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanam dalam setiap momen. Kita juga terbuka bagi masyarakat yang ingin melakukan penanaman bersama, makanya yang perlu dipastikan adalah tempat penanamannya clear atau ready dan siap untuk ditanam," ujar di sela-sela kegiatan. Peringatan Hari Hutan Internasional, menurutnya, bertujuan meningkatkan kesadaran publik akan arti penting hutan. "Hari Hutan Internasional ini merupakan momentum kembali mengingatkan dan mengajak berbagai pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan dan hutan," himbaunya. Ia juga menjelaskan bahwa KPH akan berusaha memfasilitasi bibit serta tenaga penanaman agar semakin banyak masyarakat yang peduli untuk menjaga lingkungannya. Koordinator Wilayah Mempawah Gemawan, Lani Ardiansyah, menerangkan dari 800 bibit yang dipersiapkan, saat ini 100 bibit yang ditanam di dua lokasi. "Jenis tanamannya variatif, seperti jengkol, durian, petai, dan tanaman hutan," paparnya. Lani Ardiansyah atau yg akrab disapa Ucup ini menyebutkan , pemilihan jenis tanaman tersebut agar dapat memberikan dampak ekologi dan ekonomi bagi masyarakat yang hidup di sekitar area penanaman. "Kita harus bisa belajar dari pengalaman banjir Kalimantan Barat di akhir 2021 lalu. Banyak dugaan banjir tersebut sebagai dampak dari deforestasi, sehingga langkah mitigasi yang bisa kita lakukan, salah satunya, melalui penanaman kembali di lahan kritis," terangnya. "Pada setiap bencana, komunitas masyarakat adat, termasuk perempuan, selalu menjadi penerima dampak terbesar. Padahal mereka bukanlah penyebab terjadinya kerusakan ekologi, karena mereka memiliki ikatan yang erat dengan hutan dan alam," tegasnya. Atas dasar itu, jelas Ucup, Gemawan menyertakan tim drone untuk memperoleh data spasial yang faktual mengenai kondisi ruang hidup masyarakat. Ucup juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini. "Pembelajaran di alam akan membentuk karakter khas, seperti keberanian, keadilan, dan cinta," ucapnya. Bagi Ucup, hutan dan manusia tak bisa dipisahkan. Ada relasi saling-taut, yang jika rapuh salah satunya dapat menyebabkan kerusakan. "Dengan menanam pohon, pada dasarnya kita sedang menanam kehidupan," tutupnya. (ja)