Ultah ke-20, Betrand Peto Dihadiahi Mobil Listrik Mewah dari Sarwendah
Indonesia | Selasa, 18 Maret 2025
Betrand Peto dapat hadiah mobil listrik mewah dari Sarwendah saat perayaan ultah ke-20. (Insert Live)
Indonesia | Selasa, 18 Maret 2025
Lokal
PIFA.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menegaskan kepada seluruh bupati dan wali kota di wilayahnya untuk bergerak cepat mempercepat pembentukan badan hukum Koperasi Desa Merah Putih. Instruksi ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Pembentukan Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih yang digelar di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (15/5/2025).“Pesan saya kepada kepala daerah di kabupaten/kota, bupati/wali kota, untuk sesegera mungkin mendukung kegiatan ini dan segera memerintahkan bawahannya menyelesaikan persiapan-persiapan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih,” tegas Ria Norsan di hadapan para peserta rapat.Provinsi Kalbar sendiri ditargetkan membentuk sebanyak 2.038 unit koperasi Merah Putih, dari total 2.145 desa dan kelurahan yang tersebar di wilayah ini.Program nasional ini ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Pemerintah desa diberi waktu hingga 31 Mei 2025 untuk merampungkan seluruh proses pembentukan badan hukum koperasi. Setelah itu, akta notaris ditargetkan terbit pada 1 Juni, dan peluncuran resmi dijadwalkan pada 12 Juli mendatang.“Mudah-mudahan rapat desa ini dapat dilaksanakan hingga 31 Mei. Lalu 1 Juni kita sudah membentuk akta notarisnya, kemudian selesai, 12 Juli kita launching. Mudah-mudahan dengan waktu yang tersisa ini kita dapat menyelesaikan itu,” ujarnya optimistis.Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan strategi penguatan ekonomi berbasis kerakyatan di tingkat desa. Diharapkan, koperasi ini menjadi motor penggerak ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan warga desa, serta mempercepat pembangunan yang merata dan adil.Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalbar, Junaidi, menyampaikan bahwa secara nasional pemerintah menargetkan pembentukan 80 ribu koperasi desa/kelurahan Merah Putih. Jumlah ini mencakup 95 persen dari total 83.763 desa dan kelurahan yang ada di Indonesia.“Jika mengacu pada target nasional tersebut, maka Provinsi Kalbar ditargetkan membentuk sebanyak 2.038 unit koperasi Merah Putih, dari total 2.145 desa dan kelurahan yang tersebar di wilayah ini,” jelas Junaidi.Program nasional ini akan dicanangkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 12 Juli 2025 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.Untuk memastikan target ini tercapai, Dinas Koperasi dan UKM Kalbar telah menyiapkan sejumlah langkah percepatan. Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakor) yang melibatkan bupati/wali kota se-Kalbar, kepala dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.Rakor ini juga menghadirkan narasumber nasional, antara lain Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes RI, Tenaga Ahli Wakil Menteri Pertanian RI, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi RI, Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Sekretariat Kemenkop RI, Kepala Kantor Wilayah Hukum Kalbar, serta Ketua Ikatan Notaris Kalbar. Diskusi dipandu oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalbar.Langkah strategis lainnya adalah mendorong Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kalbar untuk segera memfasilitasi musyawarah desa khusus (musdesus) sebagai langkah awal pembentukan koperasi.“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, sebanyak 250 desa sedang dalam proses pengajuan ke notaris. Sebanyak 150 koperasi telah diajukan, dan 50 di antaranya sudah mengantongi badan hukum. Kami yakin jumlah ini akan terus bertambah,” ungkap Junaidi.Koordinasi juga dilakukan dengan Ikatan Notaris Kalbar guna menetapkan biaya akta notaris yang lebih terjangkau dan seragam. Selain itu, sinergi dengan Kanwil Hukum Kalbar difokuskan pada sistem pengisian data koperasi melalui dashboard SABH-AHU (Sistem Administrasi Badan Usaha Administrasi Hukum Umum)."Tak hanya itu, koordinasi dengan Kementerian Koperasi RI juga terus dilakukan. Tujuannya untuk menyusun petunjuk teknis pelaksanaan, serta menjalin komunikasi lintas sektor guna memastikan kelancaran pembentukan koperasi Merah Putih di Kalbar," pungkasnya.
Internasional
PIFA, Internasional - Kementerian Agama (Kemenag) berharap bahwa pihak berwenang di Arab Saudi melakukan pemeriksaan terhadap manajemen Saudia Airlines, terutama yang bertanggung jawab atas penerbangan jemaah haji Indonesia. Hal ini disebabkan karena hingga saat ini, Saudia Airlines terus berperilaku tidak profesional. Tindakan tidak profesional tersebut antara lain dilakukan dengan sering mengubah kapasitas tempat duduk pesawat mereka. Tindakan ini dilakukan tanpa persetujuan dari Kementerian Agama. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, menegaskan bahwa ketidakprofesionalan Saudia Airlines telah mengganggu kenyamanan dan ketenangan para jemaah. Hal ini karena kapasitas tempat duduk pesawat yang disediakan terus berubah-ubah. "Dari aspek penerbangan, Saudia Airlines tahun ini gagal memberikan layanan yang baik ke jemaah haji Indonesia," tegas, Rabu (7/6), seperti dikutip dari laman Kemenag. Saiful Mujab sangat menyesalkan tindakan Saudia Airlines dalam proses keberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang pertama. Manajemen Saudia sangat tidak teratur dalam pelaksanaan penerbangan jemaah agar sesuai dengan jadwal dan kapasitas tempat duduk pesawat yang telah disepakati. "Saya pikir pihak otoritas Arab Saudi perlu meninjau dan memeriksa manejemen Saudia Airlines saat ini. Kenapa mereka tidak mampu menerbangkan jemaah haji sesuai jadwal? Kenapa tidak mampu menyediakan pesawat dengan kapasitas seat yang dijanjikan?" ucap Saiful Mujab. Menurut Saiful, pemeriksaan tersebut layak dilakukan. Hal ini karena proses penerbangan jemaah haji Indonesia telah dibahas sejak lama. Jadwal dan jenis pesawat yang akan digunakan juga sudah ditentukan dan disepakati. "Tahun ini Saudia Airlines benar-benar kacau, tidak komitmen dengan kontrak kerja," tegas dia. Tingkah laku Saudia Airlines telah menyebabkan banyak jemaah haji terpecah dari kelompoknya, mengakibatkan ketidaknyamanan. Hal ini jelas bertentangan dengan semangat untuk menghormati jemaah haji. "Tingkah Saudia Airlines membuat banyak jemaah terpecah dari rombongannya sehingga menjadi tidak nyaman. Ini jelas tidak sejalan dengan semangat memuliakan jemaah haji," ujarnya. (yd)
Lokal
PIFA, Lokal - Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM IKIP) PGRI Pontianak menggelar turnamen futsal "Cup Mahasiswa" tahun 2024. Kejuaraan ini berhasil menarik partisipasi dari 20 tim perwakilan berbagai kampus yang tersebar di Kota Pontianak. Turnamen ini digelar di lapangan Safani, Jalan Danau Sentarum, Pontianak, menciptakan suasana kompetisi yang ketat dan penuh semangat di antara para mahasiswa. Tim-tim peserta berasal dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Kota Pontianak, menunjukkan animo tinggi dari komunitas mahasiswa terhadap olahraga futsal. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pontianak memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan turnamen ini. Nanang Setia Budi, Ketua KONI Pontianak, menyatakan kebanggaannya terhadap inisiatif mahasiswa dalam menggelar kegiatan olahraga. Namun, ia juga menyoroti pentingnya menjaga standar dan kualitas dalam pelaksanaan turnamen, terutama terkait dengan perangkat pertandingan. "Kami memahami bahwa KONI ini tingkatannya membawahi PSSI Kota, yang kemudian PSSI Kota membawahi federasi futsal Kota Pontianak. Namun, saya pada prinsipnya berterima kasih. Namun, perangkat pertandingannya harus baik dan standar. Ini adalah pembelajaran agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai standar," ungkap Nanang Setia Budi. Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan universitas-universitas lain di Kota Pontianak. Ia mendorong adanya kolaborasi antar-institusi dalam menciptakan ajang olahraga yang berkualitas dan berstandar. Dirinya juga mengungkapkan bahwa ajang kompetisi olahraga yang digelar mahasiswa dapat menjadi identitas atau ikon dari kampus. "Kita harapkan kampus-kampus lain menggunakan ikonnya sendiri agar orang dapat mengetahui identitas kampus melalui ikon masing-masing. Ini menjadi sinergi pembangunan, dan kami harapkan ini dapat menjadi industri olahraga yang berkembang di Kota Pontianak," tambah Zulfydar. Turnamen futsal "Cup Mahasiswa" tahun 2024 ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun solidaritas dan kolaborasi antar-mahasiswa serta universitas di Kota Pontianak. (ad)