Suasana banjir yang melanda Manado. (Foto: Twitter)

PIFA, Nasional - Bencana hidrometeorologi basah, banjir dan longsor, melanda Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, sejak Jumat (27/1/2023) pagi. Menurut laporan BNPB seperti dikutip dari laman resminya pada Sabtu (28/1) sore WIB, peristiwa tersebut menyebabkan lima warga meninggal dunia dan ribuan KK terdampak. 

Banjir yang cukup tinggi berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa. Sementara terkait peristiwa tanah longsor, berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan.

Rumah warga yang rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah. Bencana banjir dan longsor itu juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. 

Sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023. Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.

Bencana yang sudah menjadi langganan dan terus berulang setiap awal tahun di Manado inipun menjadi perhatian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M.

Dalam rapat koordinasi percepatan penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang diselenggarakan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/1), Kepala BNPB mewanti-wanti kepada seluruh perangkat Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara agar betul-betul memikirkan apa dan bagaimana upaya yang harus dilakukan agar kejadian serupa tak berulang pada tahun berikutnya.

"Saya ingin mengingatkan kita semua kejadian banjir di Manado bukan kali ini saja terjadi, hampir setiap tahun terjadi” ujar Suharyanto.

"Ini harus menjadi pokok perhatian kita bersama, baik pemerintah daerah, kabupaten/kota agar betul-betul bagaimana supaya di tahun 2024 nanti tidak terjadi lagi (bencana). Kalaupun terjadi ya kecil dampaknya,” tandas dia. (yd)

PIFA, Nasional - Bencana hidrometeorologi basah, banjir dan longsor, melanda Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, sejak Jumat (27/1/2023) pagi. Menurut laporan BNPB seperti dikutip dari laman resminya pada Sabtu (28/1) sore WIB, peristiwa tersebut menyebabkan lima warga meninggal dunia dan ribuan KK terdampak. 

Banjir yang cukup tinggi berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa. Sementara terkait peristiwa tanah longsor, berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan.

Rumah warga yang rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah. Bencana banjir dan longsor itu juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. 

Sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023. Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.

Bencana yang sudah menjadi langganan dan terus berulang setiap awal tahun di Manado inipun menjadi perhatian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M.

Dalam rapat koordinasi percepatan penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang diselenggarakan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/1), Kepala BNPB mewanti-wanti kepada seluruh perangkat Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara agar betul-betul memikirkan apa dan bagaimana upaya yang harus dilakukan agar kejadian serupa tak berulang pada tahun berikutnya.

"Saya ingin mengingatkan kita semua kejadian banjir di Manado bukan kali ini saja terjadi, hampir setiap tahun terjadi” ujar Suharyanto.

"Ini harus menjadi pokok perhatian kita bersama, baik pemerintah daerah, kabupaten/kota agar betul-betul bagaimana supaya di tahun 2024 nanti tidak terjadi lagi (bencana). Kalaupun terjadi ya kecil dampaknya,” tandas dia. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar