Penampakan ratusan rumah warga di Kherson Ukraina banjir akibat bendungan Nova Kakhovka meledak. (AP/Felipe Dana)

PIFA, Internasional - Salah satu daerah di Ukraina, Kherson, mengalami banjir setelah bendungan Nova Kakhovka meledak pada Selasa (6/6). Akibat kejadian ini, sekitar 1.500 orang menjadi pengungsi.

Melansir TASS, setidaknya tujuh orang warga dilaporkan hilang akibat banjir bandang tersebut. 

"Tujuh orang yang kami tahu pasti (hilang)," ujar Wali Kota yang ditunjuk Rusia di Kota Nova Kakhovka, Vladimir Leontyev, Rabu (7/6).

Diketahui, Kherson merupakan wilayah yang masih diduduki oleh Rusia sejak awal invasi. Pejabat pro-Rusia di Kherson, yaitu Vladimir Solo, mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut pada hari Rabu.

Sebelumnya, ia juga meminta penduduk di sejumlah distrik yang dekat dengan bendungan untuk segera dievakuasi.

Lebih lanjut, Solo menyatakan bahwa sejauh ini sekitar 1.500 orang menjadi pengungsi karena pemukiman mereka terendam banjir.

Sementara itu, Wali Kota Nova Kakhovka yang ditunjuk oleh Rusia, yaitu Vladimir Leontyev, mengatakan bahwa 900 orang telah dievakuasi dan masih ada 100 orang yang terjebak di kota tersebut.

Leontyev juga mengungkapkan bahwa 600 bangunan tempat tinggal, taman kanak-kanak, sekolah, dan biara terendam banjir.

Salah satu warga Kherson yang terdampak banjir, Valery Melnik, mengunjungi rumahnya untuk mencari barang-barang yang mungkin bisa diselamatkan.

Air yang meluap dari bendungan telah merusak lemari es dan sofa hijau di rumahnya.

"Kita tunggu sampai airnya surut, kita keringkan," kata Melnik, mengutip Reuters.

Ia berharap pihak berwenang akan memompa air, tetapi hingga saat ini belum ada tindakan yang dilakukan. Air di Nova Kakhovka mulai surut pada hari Rabu siang.

Bendungan Kakhovka diledakkan pada hari Selasa. Dalam video yang beredar, terlihat air melonjak melalui sisa-sisa tanggul setelah meledak. Ketinggian air tersebut naik beberapa meter dalam waktu beberapa jam dan melintasi zona perang.

Ukraina menuduh pasukan Rusia sebagai pihak yang meledakkan bendungan, tetapi Kremlin membantah tuduhan tersebut. Mereka justru menuduh pasukan Ukraina sengaja melakukan sabotase untuk melancarkan serangan. Namun, keduanya tidak menunjukkan bukti yang mendukung klaim masing-masing. (yd)

PIFA, Internasional - Salah satu daerah di Ukraina, Kherson, mengalami banjir setelah bendungan Nova Kakhovka meledak pada Selasa (6/6). Akibat kejadian ini, sekitar 1.500 orang menjadi pengungsi.

Melansir TASS, setidaknya tujuh orang warga dilaporkan hilang akibat banjir bandang tersebut. 

"Tujuh orang yang kami tahu pasti (hilang)," ujar Wali Kota yang ditunjuk Rusia di Kota Nova Kakhovka, Vladimir Leontyev, Rabu (7/6).

Diketahui, Kherson merupakan wilayah yang masih diduduki oleh Rusia sejak awal invasi. Pejabat pro-Rusia di Kherson, yaitu Vladimir Solo, mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut pada hari Rabu.

Sebelumnya, ia juga meminta penduduk di sejumlah distrik yang dekat dengan bendungan untuk segera dievakuasi.

Lebih lanjut, Solo menyatakan bahwa sejauh ini sekitar 1.500 orang menjadi pengungsi karena pemukiman mereka terendam banjir.

Sementara itu, Wali Kota Nova Kakhovka yang ditunjuk oleh Rusia, yaitu Vladimir Leontyev, mengatakan bahwa 900 orang telah dievakuasi dan masih ada 100 orang yang terjebak di kota tersebut.

Leontyev juga mengungkapkan bahwa 600 bangunan tempat tinggal, taman kanak-kanak, sekolah, dan biara terendam banjir.

Salah satu warga Kherson yang terdampak banjir, Valery Melnik, mengunjungi rumahnya untuk mencari barang-barang yang mungkin bisa diselamatkan.

Air yang meluap dari bendungan telah merusak lemari es dan sofa hijau di rumahnya.

"Kita tunggu sampai airnya surut, kita keringkan," kata Melnik, mengutip Reuters.

Ia berharap pihak berwenang akan memompa air, tetapi hingga saat ini belum ada tindakan yang dilakukan. Air di Nova Kakhovka mulai surut pada hari Rabu siang.

Bendungan Kakhovka diledakkan pada hari Selasa. Dalam video yang beredar, terlihat air melonjak melalui sisa-sisa tanggul setelah meledak. Ketinggian air tersebut naik beberapa meter dalam waktu beberapa jam dan melintasi zona perang.

Ukraina menuduh pasukan Rusia sebagai pihak yang meledakkan bendungan, tetapi Kremlin membantah tuduhan tersebut. Mereka justru menuduh pasukan Ukraina sengaja melakukan sabotase untuk melancarkan serangan. Namun, keduanya tidak menunjukkan bukti yang mendukung klaim masing-masing. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya