Foto: Dok. PIFA/Freepik frommorino

Berita Internasional, PIFA - Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox di dunia terus mengalami peningkatan. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 39.000 kasus yang terkonfirmasi positif di seluruh dunia.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (17/8), tercatat ada 7.500 kasus baru kasus cacar monyet di dunia. Kasus ini melonjak 20 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hampir semua kasus yang dilaporkan berasal dari hubungan seks pria dengan pria. Hingga saat ini sudah ada 12 kematian dari virus yang telah menyebar ke 92 negara itu.

Melansir laman Kemenkes (21/8), sejauh ini tercatat 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan bahwa transmisi monkeypox tak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara.

''Penularan monkeypox melalui kontak erat,'' kata dr Syahril.

Cacar Monyet dan Penularannya

Sebagai informasi, seperti dilaporkan WHO dalam situs resminya, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang “diekspor” ke daerah lain.

Menurut WHO cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.

Namun kasus yang parah bisa saja terjadi, hingga menyebakan kematian. Rasio kasus kematiannya sekitar 3-6 persen.

WHO menjelaskan, Monkeypox tertular ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.

Kasus Pertama di Indonesia

Pada Sabtu (20/8), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan satu warga negara Indonesia yang terkonfirmasi positif cacar monyet. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular.

“Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat, dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (20/8/2022).

Berdasarkan hasil penelusuran Kemenkes, pasien tersebut berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Kemudian pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. 

Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien kemudian masuk ke salah satu rumah sakit milik Kemenkes pada tanggal 18 Agustus dan hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus.

Kepada masyarakat di Tanah Air, Syahril pun mengimbau agar tak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan COVID-19. Dokter Syahril mengatakan konfirmasi kasus monkeypox pertama ini telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox di dunia terus mengalami peningkatan. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 39.000 kasus yang terkonfirmasi positif di seluruh dunia.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (17/8), tercatat ada 7.500 kasus baru kasus cacar monyet di dunia. Kasus ini melonjak 20 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hampir semua kasus yang dilaporkan berasal dari hubungan seks pria dengan pria. Hingga saat ini sudah ada 12 kematian dari virus yang telah menyebar ke 92 negara itu.

Melansir laman Kemenkes (21/8), sejauh ini tercatat 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan bahwa transmisi monkeypox tak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara.

''Penularan monkeypox melalui kontak erat,'' kata dr Syahril.

Cacar Monyet dan Penularannya

Sebagai informasi, seperti dilaporkan WHO dalam situs resminya, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang “diekspor” ke daerah lain.

Menurut WHO cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.

Namun kasus yang parah bisa saja terjadi, hingga menyebakan kematian. Rasio kasus kematiannya sekitar 3-6 persen.

WHO menjelaskan, Monkeypox tertular ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.

Kasus Pertama di Indonesia

Pada Sabtu (20/8), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan satu warga negara Indonesia yang terkonfirmasi positif cacar monyet. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular.

“Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat, dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, dalam keterangan pers secara daring, Sabtu (20/8/2022).

Berdasarkan hasil penelusuran Kemenkes, pasien tersebut berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Kemudian pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. 

Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien kemudian masuk ke salah satu rumah sakit milik Kemenkes pada tanggal 18 Agustus dan hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus.

Kepada masyarakat di Tanah Air, Syahril pun mengimbau agar tak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan COVID-19. Dokter Syahril mengatakan konfirmasi kasus monkeypox pertama ini telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar