Foto: AP/Emilio Morenatti

Berita Internasional, PIFA - Korban konflik antara Ukraiana dan Rusia terus bertambah. Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa ada sebanyak 1.000 anggota militer tewas akibat serangan yang diluncurkan Rusia pada Jumat (25/2) waktu setempat.

Kemehan Ukraina mengklaim korban meninggal dari pihak Moskow tak sebanyak dari pihaknya.

"Rusia tidak menderita begitu banyak korban selama pertempuran di salah satu konflik bersenjatanya sejak awal," kata Kemenhan Ukraina, mengutip Reuters, Sabtu (26/2/202).

Sebelumnya, pada Jumat (25/2) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan bahwa hingga Kamis (24/2) malam, setidaknya 137 warga Ukraina baik anggota militer maupun warga sipil tewas karena serangan rudal Rusia, 316 orang lainnya terluka.

Zelensky sempat menyatakan bakal berupaya menghentikan lebih banyak korban meninggal, salah satunya dengan bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya ingin berbicara dengan Presiden Federasi Rusia sekali lagi. Ada pertempuran di seluruh Ukraina saat ini. Mari duduk di meja negosiasi untuk menghentikan kematian lebih banyak orang," ucap Zelensky dalam pesan video pada Jumat (25/2).

Sementara itu, sembari menanti jawaban Putin, Zelensky kembali mendesak sanksi internasional kepada Rusia, memohon negara-negara dunia agar menjatuhkan sanksi lebih berat.

"Yang diharapkan dari negara-negara Eropa, penghapusan visa untuk Rusia, pemutusan SWIFT, isolasi Rusia secara penuh, penarikan duta besar, embargo minyak, menutup wilayah udara, ini semua harus dibahas hari ini," tegasnya.

Kemudian dia juga membujuk warga Eropa untuk mendesak pemerintah negaranya menghentikan perang di Ukraina.

"Pergi, keluarlah ke lapangan. Minta perang ini diakhiri. Itu adalah hak Anda. Saat bom jatuh di Kiev, ini terjadi di Eropa dan tak hanya di Ukraina. Saat rudal membunuh warga kami, itu membunuh semua orang, semua orang Eropa," pintanya. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Korban konflik antara Ukraiana dan Rusia terus bertambah. Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa ada sebanyak 1.000 anggota militer tewas akibat serangan yang diluncurkan Rusia pada Jumat (25/2) waktu setempat.

Kemehan Ukraina mengklaim korban meninggal dari pihak Moskow tak sebanyak dari pihaknya.

"Rusia tidak menderita begitu banyak korban selama pertempuran di salah satu konflik bersenjatanya sejak awal," kata Kemenhan Ukraina, mengutip Reuters, Sabtu (26/2/202).

Sebelumnya, pada Jumat (25/2) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan bahwa hingga Kamis (24/2) malam, setidaknya 137 warga Ukraina baik anggota militer maupun warga sipil tewas karena serangan rudal Rusia, 316 orang lainnya terluka.

Zelensky sempat menyatakan bakal berupaya menghentikan lebih banyak korban meninggal, salah satunya dengan bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya ingin berbicara dengan Presiden Federasi Rusia sekali lagi. Ada pertempuran di seluruh Ukraina saat ini. Mari duduk di meja negosiasi untuk menghentikan kematian lebih banyak orang," ucap Zelensky dalam pesan video pada Jumat (25/2).

Sementara itu, sembari menanti jawaban Putin, Zelensky kembali mendesak sanksi internasional kepada Rusia, memohon negara-negara dunia agar menjatuhkan sanksi lebih berat.

"Yang diharapkan dari negara-negara Eropa, penghapusan visa untuk Rusia, pemutusan SWIFT, isolasi Rusia secara penuh, penarikan duta besar, embargo minyak, menutup wilayah udara, ini semua harus dibahas hari ini," tegasnya.

Kemudian dia juga membujuk warga Eropa untuk mendesak pemerintah negaranya menghentikan perang di Ukraina.

"Pergi, keluarlah ke lapangan. Minta perang ini diakhiri. Itu adalah hak Anda. Saat bom jatuh di Kiev, ini terjadi di Eropa dan tak hanya di Ukraina. Saat rudal membunuh warga kami, itu membunuh semua orang, semua orang Eropa," pintanya. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya