Ilustrasi perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut di Indonesia. (Foto: Dok. PIFA/Freepik ksandrphoto)

Berita Nasional, PIFA - Kementerian Kesehatan terus berupaya menangani kasus gagal ginjal akut yang mayoritasnya menyerang anak-anak di Indonesia. Terakhir, Kemenkes telah mengkonfirmasi dan merilis daftar obat sirup yang sudah bisa kembali diresepkan.

Melansir laman resmi Kemenkes, ada 156 obat yang aman untuk diresepkan berdasarkan rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Daftar obat tersebut tertuang dalam Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Nomor: HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang dikeluarkan pada tanggal 24 Oktober 2022.

Pada hari yang sama (24/10), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa akan mempercepat kedatangan Fomepizole sebagai pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Obat antidotum itu diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.

Menkes menyebut, 10 dari 11 pasien AKI yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM.

''Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan. Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis,'' ungkap Menkes saat konferensi pers di Istana Negara, Senin (24/10).

Diketahui, hingga Senin (24/10) terdapat 251 kasus gagal ginjal akut yang berasal dari 26 provinsi. Sekitar 80% kasus terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara. 

Persentase angka kematian kasus tersebut ada di 56% atau sebanyak 143 kasus. Penambahan 6 kasus, termasuk 2 kematian, yang dilaporkan bukanlah kasus baru.

''Kasus yang dilaporkan tersebut dalah kasus lama yang terjadi di bulan September dan awal Oktober yang baru dilaporkan pada Senin. Sejak 22 Oktober hingga Senin tidak ada lagi kasus baru,'' terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril saat Konferensi Pers secara virtual di Jakarta (25/10).

''Walau tidak ada penambahan kasus baru, pemerintah tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan lanjutan,'' lanjut dr Syahril.

Berikut perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut di Indonesia:

  • 10 September 2022, Kemenkes menerima laporan adanya lonjakan kasus Gangguan Ginjal Akut (GGA) / Acute Kidney Injury (AKI) di beberapa rumah sakit dan juga dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Agustus 2022. Kasus GGA yang dari tahun-tahun sebelumnya hanya ada 1 atau 2 per bulan, mulai melonjak diatas 35 per bulan di Agustus.
  • 10 September 2022, Kemenkes berkoordinasi dengan IDAI dalam sosialisasi alur deteksi dan terapi GGA
  • 10 September - 18 Oktober 2022, Kemenkes memiliki kecurigaan GGA disebabkan oleh proses infeksi atau dampak post-Covid 19 sehingga dilakukan penelitian dengan pendekatan pathological untuk mendeteksi virus, bakteri dll. Ternyata penelitian lebih lanjut ditemukan dugaan penyebabnya bukan dari unsur tersebut, namun dari senyawa toksin.
  • 25 September 2022, per 23 September, setidaknya 75 kasus GGA ditemukan di Gambia, Afrika. 50 diantaranya meninggal dunia.
  • 28 September 2022, Kemenkes mengeluarkan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis GGA pada anak yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 5 Oktober 2022, WHO merilis daftar obat terkontaminasi di Gambia
  • 10 Oktober 2022, Pembelian antidotum Fomepizole dari Singapura sudah sampai dan dipakai pada pasien yang dirawat di RSCM
  • 13 Oktober 2022, Kemenkes mengambil sampel obat yang dikonsumsi, urine, dan darah pasien di RSCM
  • 13 Oktober 2022, Kemenkes berkolaborasi bersama BPOM dan Puslabfor POLRI melakukan pemeriksaan sampel pasien anak dan obat-obatan yang dikonsumsi di RSCM
  • 15 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan penjelasan sirup obat yang terkontaminasi EG dan DEG di Gambia, Afrika tidak terdaftar di Indonesia
  • 17 - 20 Oktober 2022, Puslabfor menyampaikan hasil pemeriksaan secara bertahap pada tanggal 17 dan 20 Oktober 2022
  • 18 Oktober 2022m Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran untuk menghentikan penggunaan obat sirup kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Organisasi Profesi Kesehatan
  • 18 Oktober 2022, hingga saat ini Melakukan penyelidikan epidemiologi dan farmakologi dengan mengambil seluruh sampel dan obat-obat pasien yang untuk diperiksa lebih lanjut
  • 20 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan edaran perihal sirup obat yang mengandung cemaran EG dan DEG
  • 21 Oktober 2022, Kemenkes mengumumkan daftar sementara obat yang dikonsumsi oleh pasien GGA
  • 23 Oktober 2022, Pembelian kembali antidotum dari Singapura dan dari Australia
  • 23 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan penjelasan perihal hasil pengawasan sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, gliserin/gliserol dari daftar obat yang dikonsumsi oleh pasien GGA
  • 24 Oktober 2022, BPOM merilis 156 obat yang aman diresepkan, tertuang dalam Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Nomor: HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury)

 

Berita Nasional, PIFA - Kementerian Kesehatan terus berupaya menangani kasus gagal ginjal akut yang mayoritasnya menyerang anak-anak di Indonesia. Terakhir, Kemenkes telah mengkonfirmasi dan merilis daftar obat sirup yang sudah bisa kembali diresepkan.

Melansir laman resmi Kemenkes, ada 156 obat yang aman untuk diresepkan berdasarkan rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Daftar obat tersebut tertuang dalam Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Nomor: HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang dikeluarkan pada tanggal 24 Oktober 2022.

Pada hari yang sama (24/10), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa akan mempercepat kedatangan Fomepizole sebagai pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Obat antidotum itu diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.

Menkes menyebut, 10 dari 11 pasien AKI yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM.

''Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan. Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis,'' ungkap Menkes saat konferensi pers di Istana Negara, Senin (24/10).

Diketahui, hingga Senin (24/10) terdapat 251 kasus gagal ginjal akut yang berasal dari 26 provinsi. Sekitar 80% kasus terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara. 

Persentase angka kematian kasus tersebut ada di 56% atau sebanyak 143 kasus. Penambahan 6 kasus, termasuk 2 kematian, yang dilaporkan bukanlah kasus baru.

''Kasus yang dilaporkan tersebut dalah kasus lama yang terjadi di bulan September dan awal Oktober yang baru dilaporkan pada Senin. Sejak 22 Oktober hingga Senin tidak ada lagi kasus baru,'' terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril saat Konferensi Pers secara virtual di Jakarta (25/10).

''Walau tidak ada penambahan kasus baru, pemerintah tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan lanjutan,'' lanjut dr Syahril.

Berikut perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut di Indonesia:

  • 10 September 2022, Kemenkes menerima laporan adanya lonjakan kasus Gangguan Ginjal Akut (GGA) / Acute Kidney Injury (AKI) di beberapa rumah sakit dan juga dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Agustus 2022. Kasus GGA yang dari tahun-tahun sebelumnya hanya ada 1 atau 2 per bulan, mulai melonjak diatas 35 per bulan di Agustus.
  • 10 September 2022, Kemenkes berkoordinasi dengan IDAI dalam sosialisasi alur deteksi dan terapi GGA
  • 10 September - 18 Oktober 2022, Kemenkes memiliki kecurigaan GGA disebabkan oleh proses infeksi atau dampak post-Covid 19 sehingga dilakukan penelitian dengan pendekatan pathological untuk mendeteksi virus, bakteri dll. Ternyata penelitian lebih lanjut ditemukan dugaan penyebabnya bukan dari unsur tersebut, namun dari senyawa toksin.
  • 25 September 2022, per 23 September, setidaknya 75 kasus GGA ditemukan di Gambia, Afrika. 50 diantaranya meninggal dunia.
  • 28 September 2022, Kemenkes mengeluarkan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis GGA pada anak yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 5 Oktober 2022, WHO merilis daftar obat terkontaminasi di Gambia
  • 10 Oktober 2022, Pembelian antidotum Fomepizole dari Singapura sudah sampai dan dipakai pada pasien yang dirawat di RSCM
  • 13 Oktober 2022, Kemenkes mengambil sampel obat yang dikonsumsi, urine, dan darah pasien di RSCM
  • 13 Oktober 2022, Kemenkes berkolaborasi bersama BPOM dan Puslabfor POLRI melakukan pemeriksaan sampel pasien anak dan obat-obatan yang dikonsumsi di RSCM
  • 15 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan penjelasan sirup obat yang terkontaminasi EG dan DEG di Gambia, Afrika tidak terdaftar di Indonesia
  • 17 - 20 Oktober 2022, Puslabfor menyampaikan hasil pemeriksaan secara bertahap pada tanggal 17 dan 20 Oktober 2022
  • 18 Oktober 2022m Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran untuk menghentikan penggunaan obat sirup kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Organisasi Profesi Kesehatan
  • 18 Oktober 2022, hingga saat ini Melakukan penyelidikan epidemiologi dan farmakologi dengan mengambil seluruh sampel dan obat-obat pasien yang untuk diperiksa lebih lanjut
  • 20 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan edaran perihal sirup obat yang mengandung cemaran EG dan DEG
  • 21 Oktober 2022, Kemenkes mengumumkan daftar sementara obat yang dikonsumsi oleh pasien GGA
  • 23 Oktober 2022, Pembelian kembali antidotum dari Singapura dan dari Australia
  • 23 Oktober 2022, BPOM mengeluarkan penjelasan perihal hasil pengawasan sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, gliserin/gliserol dari daftar obat yang dikonsumsi oleh pasien GGA
  • 24 Oktober 2022, BPOM merilis 156 obat yang aman diresepkan, tertuang dalam Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Nomor: HK.02.02/III/3515/2022 tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury)

 

0

0

You can share on :

0 Komentar