Viral 5 Tokoh NU Bertemu Presiden Israel, PBNU: Melukai Perasaan Warga Nahdliyin
PIFA, Nasional - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras tindakan lima warga Nahdliyin yang baru-baru ini bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menyatakan pertemuan tersebut tidak dapat diterima, terutama di tengah agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Palestina.
"Saya secara pribadi mengecam dengan keras keberangkatan lima anak NU ke Israel baru-baru ini," tulis Ulil melalui akun Twitter @ulil, Minggu malam.
Ia menegaskan pertemuan itu sama sekali tidak mewakili organisasi, melainkan dilakukan atas nama pribadi.
Senada dengan Ulil, Ketua PBNU Mohamad Syafi' Alielha atau Savic Ali juga menilai tindakan lima Nahdliyin tersebut sebagai tindakan yang tidak memahami kondisi geopolitik dan kebijakan NU secara organisasi.
"Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan," kata Savic melalui laman resmi NU, Senin.
Savic menambahkan bahwa tindakan mereka dapat memperburuk citra NU di mata masyarakat luas. Ia menegaskan bahwa sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas, yakni mendukung Palestina dan mengecam agresi militer Israel.
"Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa. Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil," ujar Savic.
PBNU saat ini sedang berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini. Namun, ketika ditanya mengenai kemungkinan sanksi bagi lima Nahdliyin tersebut, Savic menjelaskan bahwa PBNU akan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan kunjungan mereka ke Israel.
"Keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel," tegas Savic.
Foto-foto yang memperlihatkan lima orang Nahdliyin bertemu dengan Herzog beredar di media sosial dan menuai kecaman. Kelima orang tersebut adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania. Belum jelas kapan pertemuan tersebut terjadi. (ad)