Penemuan jalan aspal yang ternyata diaspal menggunakan karpet di India viral. (Dok. Istimewa)

PIFA, Internasional - Sebuah berita dari Oddity Central melaporkan bahwa warga setempat telah membuktikan bahwa jalanan yang baru diaspal sebenarnya hanya berupa karpet, dan hal ini membuat mereka geram.

Memperbaiki jalan agar bisa diaspal kembali memang bukanlah tugas yang mudah dan cepat. Bahkan, seringkali membutuhkan berbulan-bulan untuk memperbaiki jalan tersebut agar tidak cepat rusak.

Setelah ada jalan yang baru diaspal, biasanya masyarakat lokal atau sebuah komunitas akan mencoba memeriksanya. Hal serupa juga terjadi di Maharashtra, India.

Melansir, Liputan6.com, warga setempat terkejut ketika mengetahui fakta bahwa jalanan yang baru diaspal sebenarnya bukanlah aspal asli, melainkan hanya sebuah karpet yang dilapisi dengan lapisan tipis aspal.

Sebelumnya, penduduk desa Karjat Hast Pokhari, yang berada di distrik Jalna, Maharashtra, telah mengajukan permohonan perbaikan jalan. Namun, permohonan tersebut telah lama diajukan dan ditujukan kepada perwakilan terpilih.

Bulan lalu, doa para penduduk akhirnya terkabul, setidaknya begitu yang mereka pikir. Jalanan baru yang dilapisi aspal terlihat sangat rata dan memudahkan warga yang melintas.

Namun, kebahagiaan warga tersebut tidak berlangsung lama. Mereka akhirnya mengetahui bahwa jalanan tersebut sebenarnya hanya sebuah karpet yang dilapisi dengan lapisan tipis aspal. Beberapa warga bahkan dengan mudah mengangkat karpet tersebut dari tanah.

Tentu saja, mengetahui bahwa jalanan tersebut sebenarnya hanya karpet yang dilapisi aspal membuat warga marah. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan yang melakukan pekerjaan tersebut.

Sebuah video yang menunjukkan warga mengangkat jalan yang berlapis aspal tersebut menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang ikut geram dan heran dengan proses perbaikan jalan tersebut.

Setelah video tersebut viral, Perdana Menteri dan perusahaan terkait memberikan tanggapan. Perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut mengklaim bahwa jalan dibuat menggunakan teknologi terbaru dari Jerman. Namun, alasan tersebut tidak menghentikan tuntutan warga lokal terhadap kontraktor, insinyur jalan, dan departemen terkait. (yd)

PIFA, Internasional - Sebuah berita dari Oddity Central melaporkan bahwa warga setempat telah membuktikan bahwa jalanan yang baru diaspal sebenarnya hanya berupa karpet, dan hal ini membuat mereka geram.

Memperbaiki jalan agar bisa diaspal kembali memang bukanlah tugas yang mudah dan cepat. Bahkan, seringkali membutuhkan berbulan-bulan untuk memperbaiki jalan tersebut agar tidak cepat rusak.

Setelah ada jalan yang baru diaspal, biasanya masyarakat lokal atau sebuah komunitas akan mencoba memeriksanya. Hal serupa juga terjadi di Maharashtra, India.

Melansir, Liputan6.com, warga setempat terkejut ketika mengetahui fakta bahwa jalanan yang baru diaspal sebenarnya bukanlah aspal asli, melainkan hanya sebuah karpet yang dilapisi dengan lapisan tipis aspal.

Sebelumnya, penduduk desa Karjat Hast Pokhari, yang berada di distrik Jalna, Maharashtra, telah mengajukan permohonan perbaikan jalan. Namun, permohonan tersebut telah lama diajukan dan ditujukan kepada perwakilan terpilih.

Bulan lalu, doa para penduduk akhirnya terkabul, setidaknya begitu yang mereka pikir. Jalanan baru yang dilapisi aspal terlihat sangat rata dan memudahkan warga yang melintas.

Namun, kebahagiaan warga tersebut tidak berlangsung lama. Mereka akhirnya mengetahui bahwa jalanan tersebut sebenarnya hanya sebuah karpet yang dilapisi dengan lapisan tipis aspal. Beberapa warga bahkan dengan mudah mengangkat karpet tersebut dari tanah.

Tentu saja, mengetahui bahwa jalanan tersebut sebenarnya hanya karpet yang dilapisi aspal membuat warga marah. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan yang melakukan pekerjaan tersebut.

Sebuah video yang menunjukkan warga mengangkat jalan yang berlapis aspal tersebut menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang ikut geram dan heran dengan proses perbaikan jalan tersebut.

Setelah video tersebut viral, Perdana Menteri dan perusahaan terkait memberikan tanggapan. Perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut mengklaim bahwa jalan dibuat menggunakan teknologi terbaru dari Jerman. Namun, alasan tersebut tidak menghentikan tuntutan warga lokal terhadap kontraktor, insinyur jalan, dan departemen terkait. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar