Viral Homo Sapien Diartikan Gay Men di Museum Adityawarman Padang
PIFA, Lifestyle - Viral di media sosial kesalahan penulisan di papan informasi Museum Adityawarman Padang, Sumatera Barat terkait Homo Sapiens atau manusia purba. Papan informasi di musem tersebut menerjemahkan Homo Sapiens menjadi ‘Gay Men’ dalam versi Bahasa Inggris.
Kejadian itu viral usai diunggah oleh akun TikTok @Anandabhuwana. Pemilik akun menyoroti papan edukasi tentang Homo Sapiens yang ada di dalam museum. Manusia purba tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai "jenis kaum homo" dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan gay men.
"Gw bukan ahli manusia ya. Tapi, ini harusnya salah sih. Jenis kaum homo, this type of gay men," katanya sambil menunjuk papan informasi tersebut yang disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
"Jadi dia translate homo sapiens ke gay men. Sumbernya ini Wikipedia. Jadi museum aja pakai Wikipedia," katanya lagi.
Berikut tulisan lengkap di papan edukasi tentang Homo Sapiens itu
Homo Sapiens: Jenis kaum homo yang ini telah memiliki tubuh yang sama dengan manusia sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara (nomaden).
Versi Bahasa Inggris :
This type of gay men who already have a shape similar to the human body now and also has the nature of man now but still has a very simple life, and of course life wandering (nomadic)
Usai viral pihak museum pun meminta maaf.
Kasi Pelayanan dan Administrasi Museum Adityawarman, M Devid, mengakui ada kesalahan penulisan di papan informasi yang menjelaskan tentang kehidupan Homo sapiens tersebut.
Namun ia mengaku tidak mengetahui sejak kapan kesalahan penulisan dalam papan informasi itu terjadi. Devid mengaku baru dimutasi dan berdinas di museum yang memiliki banyak koleksi sejarah itu.
"Sebelumnya kami juga ingin menjelaskan, kami mohon maaf. Kami baru di sini. Mungkin yang bisa kami jawab, kejadian ini sebenarnya sudah sejak lama,” katanya.
Dikatakannya, kesalahan penulisan di papan informasi tersebut kemungkinan sudah terjadi sejak beberapa kali pergantian kepala museum. Hal itu, katanya, merupakan kesalahan pada penerjemahan.
"Jadi memang ini murni kesalahan pada translate. Kami tidak menyalahkan pejabat yang berwenang dulu. Kami tidak tahu kapan, pejabatnya siapa, kemampuan translate Indonesia ke Inggris maupun sebaliknya masih belum cukup bagus," katanya. (ly)