Fungsi dan cara kerja aplikasinya Joki Strava untuk lari marathon. (Ilustrasi: Kompas.com)

Fungsi dan cara kerja aplikasinya Joki Strava untuk lari marathon. (Ilustrasi: Kompas.com)

Berandascoped-by-BerandaTeknologiscoped-by-TeknologiViral Joki Strava, Begini Fungsi dan Cara Kerja Aplikasinya untuk Lari Marathon

Viral Joki Strava, Begini Fungsi dan Cara Kerja Aplikasinya untuk Lari Marathon

Indonesia | Jumat, 5 Juli 2024

PIFA, Tekno - Setelah maraknya joki tugas hingga joki lainnya, baru-baru ini netizen dibuat geger dengan joki Strava yang viral di X. Strava adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mencatat aktivitas olahraga. 

Data yang tercatat di aplikasi Strava bisa dibagikan ke media sosial lainnya seperti Instagram Stories dan X. Maka tak heran joki aplikasi olahraga ini pun tengah ramai digandrungi.

Sebenarnya apa sih aplikasi Strava itu? Berikut fungsi dan cara kerjanya.

Strava adalah platform kebugaran sosial dengan lebih dari 88 juta pengguna di hampir setiap negara di seluruh dunia. Fungsi utamanya adalah melacak hasil olahraga. Layanan ini memungkinkan seseorang untuk melacak aktivitas lari, bersepeda, dan hiking mereka dengan memanfaatkan data GPS.

Strava mencatat data aktivitas pengguna, yang kemudian dapat dibagikan kepada pengikut pengguna atau dibagikan secara publik. Jika suatu aktivitas dibagikan secara publik, Strava secara otomatis mengelompokkan aktivitas yang terjadi pada waktu dan tempat yang sama (seperti mengikuti lari maraton, olahraga, atau berkelompok).

Informasi rekaman aktivitas dapat mencakup ringkasan rute, ketinggian (bersih dan searah), kecepatan (rata-rata, minimum, maksimum), waktu (total dan waktu pergerakan), tenaga, dan detak jantung atau heart rate.

Cara Menggunakan Strava

1. Instal aplikasinya

Langkah pertama adalah mengunduh aplikasi Strava, yang kompatibel dengan sebagian besar perangkat Android dan iOS. Cukup buka Apple App Store atau Google Play dan cari Strava.

2. Mendaftar

Setelah mengunduh aplikasinya, Anda akan diminta untuk mengisi nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir.

3. Sesuaikan pengaturan

Untuk mengubah pengaturan kapan saja, buka tab Profil di bilah menu bawah. Di pojok kanan atas, tekan ikon roda gigi untuk membuka pengaturan. Di sinilah pengguna dapat membuat perubahan pada seluruh pengalaman dengan Strava, termasuk aplikasi dan perangkat yang terhubung, unit pengukuran, pemberitahuan push, dan yang terpenting, pengaturan privasi.

4. Mulai olahraga

Layar akan menampilkan notifikasi GPS Signal Acquired. Lalu tampil pula Time (waktu), Average Speed (kecepatan rata-rata), dan Distance (jarak). Selanjutnya, berlari atau bersepedalah seperti biasanya. Strava akan tetap merekam meski layar ponsel mati.

Jika olahraga sudah selesai dilakukan, ketuk tombol Stop lalu Finish. (ly)

Rekomendasi

Foto: Pemkot Pontianak Terbitkan Surat Edaran untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara | Pifa Net

Pemkot Pontianak Terbitkan Surat Edaran untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara

Pontianak
| Jumat, 10 Januari 2025
Foto: Manchester United Tantang Lyon di Perempatfinal Liga Europa 2024/2025 | Pifa Net

Manchester United Tantang Lyon di Perempatfinal Liga Europa 2024/2025

Inggris
| Jumat, 14 Maret 2025
Foto: Sancho Didekati Juventus, Rashford Masuk Radar Bayern Muenchen | Pifa Net

Sancho Didekati Juventus, Rashford Masuk Radar Bayern Muenchen

Sports
| Kamis, 3 Juli 2025
Foto: Ini Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Catat Tanggalnya! | Pifa Net

Ini Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Catat Tanggalnya!

Indonesia
| Kamis, 2 Januari 2025
Foto: Hasto: Program Pengentasan Kemiskinan Prabowo Senapas dengan PDIP | Pifa Net

Hasto: Program Pengentasan Kemiskinan Prabowo Senapas dengan PDIP

Indonesia
| Senin, 13 Januari 2025
Foto: Iwan Fals dan Istri Penuhi Panggilan Polisi Terkait Kasus Lama, Apa Itu? | Pifa Net

Iwan Fals dan Istri Penuhi Panggilan Polisi Terkait Kasus Lama, Apa Itu?

Pifabiz
| Selasa, 4 Februari 2025
Foto: Gegara Hendak Tawuran Bawa Sajam, 2 Bocah di Pontianak Nyaris Gagal Ikut Ujian | Pifa Net

Gegara Hendak Tawuran Bawa Sajam, 2 Bocah di Pontianak Nyaris Gagal Ikut Ujian

Pontianak
| Selasa, 6 Mei 2025
Foto: Banjir di Kalbar: Ribuan Warga Terdampak, 2 Anak Meninggal | Pifa Net

Banjir di Kalbar: Ribuan Warga Terdampak, 2 Anak Meninggal

Kalbar
| Sabtu, 1 Februari 2025
Foto: Waspada! Ini Daftar HP dengan Radiasi Tertinggi dan Cara Menguranginya | Pifa Net

Waspada! Ini Daftar HP dengan Radiasi Tertinggi dan Cara Menguranginya

Indonesia
| Rabu, 12 Februari 2025
Foto: Gempa Guncang Indonesia Pagi Ini, Kamis 15 Mei 2025: Lokasi, Magnitudo, dan Kedalaman Terbaru dari BMKG | Pifa Net

Gempa Guncang Indonesia Pagi Ini, Kamis 15 Mei 2025: Lokasi, Magnitudo, dan Kedalaman Terbaru dari BMKG

Indonesia
| Kamis, 15 Mei 2025

Berita Terkait

Nasional

Foto: Serap TBS yang Murah, Pemerintah Akan Bentuk Pabrik CPO dan RPO Mini Berbasis Koperasi | Pifa Net

Serap TBS yang Murah, Pemerintah Akan Bentuk Pabrik CPO dan RPO Mini Berbasis Koperasi

Berita Nasional, PIFA - Pemerintah sudah membahas hilirisasi produk kelapa sawit berupa pembentukan pembangunan pabrik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak makan merah (red palm oil/RPO) mini berbasis koperasi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan upaya hilirisasi merupakan salah satu solusi untuk menyerap tandan buah segar (TBS) dari petani sawit yang terkadang sulit dijual, harganya rendah, atau petani tidak punya teknologi untuk mengolah sawitnya menjadi CPO dan RPO. “Pak Presiden tadi sudah menyetujui untuk pembangunan minyak makan merah berbasis koperasi. Ini saya kira akan menjadi solusi karena 35 persen produksi sawit atau CPO ini berasal dari petani mandiri, petani swadaya. Kalau dilihat dari luas lahannya 41 persen lebih. Jadi ini cukup. Saya kira ini juga solusi bagi distribusi minyak makan untuk suplai minyak makan ke masyarakat karena ini minyak makan merah ini sudah diketahui sehat, kandungan proteinnya tinggi, kandungan vitamin A-nya tinggi,” terang Teten dalam keterangannya usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7/2022). Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini teknologi produksi untuk minyak makan merah sudah dirancang oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Kota Medan. Teten berharap PPKS dapat segera membuat detail engineering design (DED) sehingga mesin tersebut bisa segera diproduksi untuk menjadi proyek pilot. “Nanti ya kita akan putuskan (pilotnya di mana), tapi salah satunya ya tentu Sumatra, Kalimantan, tapi ada koperasi-koperasi yang juga secara keuangan mereka bisa membangun sendiri dengan keuangan dan mereka juga kan koperasi ini punya anggota cukup besar dan anggotanya juga UMKM kan. Jadi saya optimistis minyak makan merah ini karena sehat dan juga bisa lebih murah, ini bisa diterima oleh pasar,” jelasnya. Menurut Teten, pihaknya mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar pada Januari 2023 pembangunan pabrik CPO dan RPO berbasis koperasi ini sudah dimulai. Teten menargetkan PPKS bisa menyelesaikan DED-nya paling lambat pada Agustus 2022 mendatang. Apabila telah selesai maka bisa langsung masuk ke tahap produksi dengan melibatkan BUMN maupun swasta. Teten menjelaskan bahwa satu pabrik CPO dan RPO mini membutuhkan investasi sebesar Rp23 miliar dengan return of investment (ROI) 4,3 tahun. Menurutnya, investasi tersebut untuk produksi sebanyak 10 ton minyak makan merah per hari. Adapun untuk investasinya bisa diintegrasikan dengan working capital, dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dengan bunga 5 persen, untuk mesinnya bisa dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan untuk pengembangan sawit di on-farm bisa dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Himbara. “Jadi dalam model kami si koperasi membeli tunai sawitnya, TBS-nya dari petani sehingga si petani itu tidak lagi dipusingkan harus menjual sawitnya ke mana. Lalu koperasi mengolahnya menjadi CPO dan menjadi RPO dan kemudian mereka pasarkan. Kalau ini terintegrasi dengan program (pengurangan) stunting, juga misalnya PTPN menjadi offtaker ya, selain juga petani bisa menjual sendiri,” lanjutnya. Dia menyebut untuk mencapai target produksi 10 ton per hari, Teten menjelaskan bahwa sawit yang dibutuhkan sekitar 50 ton per hari atau 1.000 hektare. Untuk itu, pemerintah menargetkan agar setiap 1.000 hektare lahan sawit ada satu pabrik CPO dan RPO mini ini. “Sekarang sudah ada sebenarnya beberapa koperasi petani sawit yang luasan lahannya di atas 1.000 hektar. Ini sudah siap, baik yang di Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan. Tapi Pak Presiden sekali lagi minta piloting dulu. Ini juga kami nanti akan kerja samakan juga dengan PTPN,” ujarnya. Teten menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai solusi atas dua hal, yakni stabilitas harga TBS petani dan suplai minyak goreng. Teten pun berharap dengan adanya pabrik CPO dan RPO berbasis koperasi, kesejahteraan petani sawit bisa membaik. “Ya ini optimalisasi jadi hilirasi sawit rakyat yang selama ini mereka jual sawitnya ke industri. Mereka selalu ada problem dengan harga TBS yang tidak stabil, atau mereka terlambat diserap itu susut 20 persen kan semalam, sehingga petani dirugikan. Kalau sekarang petani mengolahnya sendiri dengan punya pabrik pengolahan CPO dan RPO-nya, saya kira nilai tukar petani akan baik, kesejahteraan petani akan lebih baik,” tutup Teten. (yd)  

Jakarta
| Selasa, 19 Juli 2022

Nasional

Foto: Diversifikasi Pangan, Presiden Jokowi Harapkan Sorgum Jadi Alternatif Bahan Pangan | Pifa Net

Diversifikasi Pangan, Presiden Jokowi Harapkan Sorgum Jadi Alternatif Bahan Pangan

Berita Nasional, PIFA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap agar sorgum dapat menjadi alternatif pangan bagi masyakarat. Hal ini disampaikannya saat melakukan penanaman bibit dan meninjau panen sorgum di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/6/2022). “Kita ingin banyak alternatif-alternatif, banyak pilihan-pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita, diversifikasi pangan, alternatif-alternatif bahan pangan. Tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga ini sebetulnya tanaman lama kita, yang ketiga adalah sorgum,” pungkas Presiden Jokowi, dikutip dari laman Setkab RI (3/6). Presiden menilai, diversifikasi dan alternatif pangan ini diperlukan dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia di masa sekarang dan akan datang. Sebelumnya, peringatan akan krisis pangan ini sudah disampaikan oleh Badan Pangan Dunia atau FAO dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Ini sudah kelihatan, sekarang ini harga-harga pangan dunia semuanya naik. Oleh sebab itu, harus ada rencana besar, harus ada plan negara kita menghadapi ancaman krisis pangan itu,” tambahnya. Tanaman sorgum di Kabupaten Sumba Timur sendiri telah diuji tanam pada lahan seluas 60 hektare dan menghasilkan minimal lima ton untuk setiap hektare. Presiden Jokowi pun menilai hasil panen ini sangat baik dengan nilai keekonomian yang memadai. “Kita melihat sendiri hasilnya, seperti tadi kita lihat sangat baik, secara ekonomian juga masuk, bisa merekrut banyak sekali SDM tenaga kerja kita. Hasilnya per hektare per tahun bisa bersih kurang lebih Rp50-an juta, ini juga sangat bagus. Artinya, kalau dibagi 12, per bulan sudah mencapai kurang lebih 4 jutaan, ini kan juga sebuah hasil yang tidak kecil,” lanjutnya.. Melihat potensi tanaman sorgum di NTT khususnya Sumba Timur, Beliau pun memerintahkan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing untuk menyiapkan lahan untuk menanam tanaman ini. “Saya tadi memerintahkan kepada Gubernur dan Bupati untuk betul-betul memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum ini. Sehingga kita tidak tergantung sekali pada yang namanya gandum, atau tidak tergantung sekali pada yang namanya jagung dari impor,” tuturnya. Presiden Jokowi juga berharap penanaman sorgum di NTT ini dapat diperluas sehingga tidak hanya dapat menjadi alternatif pangan tetapi juga berpeluang untuk diekspor. “Kita ingin setelah dari uji coba ini sudah ketemu, kendalanya apa sudah ketemu, problemnya apa sudah ketemu, kita akan memperbesar tanaman sorgum ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan harapan kita memiliki alternatif pangan dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia. Kalau memang kita berlebih, ada stok ya enggak apa-apa, justru ini yang ingin kita ekspor dan akan menghasilkan devisa bagi negara,” ujarnya. Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kegiatan tersebut antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing. (yd)

Ntt
| Jumat, 3 Juni 2022

Pifabiz

Foto: Merasa Kesepian, Lee Je Hoon Ngaku Butuh Pendamping | Pifa Net

Merasa Kesepian, Lee Je Hoon Ngaku Butuh Pendamping

PIFAbiz - Aktor Lee Je Hoon mengungkapkan bahwa dirinya merasa kesepian dan berharap dapat segera bertemu pendamping hidupnya. Pernyataan tersebut dilontarkan Lee Je Hoon melalui video dalam tayangan SBS di kanal YouTube. Saat itu, aktris Pyo Ye Jin yang turut hadir menjadi bintang tamu dalam acara tersebut, menggoda Lee Je Hoon yang pernah menolak ajakan kencan fansnya. “Aku dengar dia menolak dengan tegas seorang fans yang bertanya ‘Apakah ok untuk berkencan dengan jarak usia 9 tahun?” kata Pyo Ye Jin dilansir dari Kbizoom pada Minggu (5/3/2023). Lee Je Hoon meberikan klarifikasi terkait apa yang dikatakan Pyo Ye Jin tersebut. “Sepertinya aku mengatakannya 10 tahun lalu. Tapi sekarang aku tidak peduli lagi,” kata Lee Je Hoon disambut gelak tawa. Pria yang hampir memasuki usia 40 tahun itu pun mengungkapkan bahwa dirinya merasa kesepian. “Aku sangat kesepian saat ini. Aku akan mati. Aku berharap seseorang akan datang, tolonglah,” katanya memohon. Kemudian, untuk menunjukkan kesungguhannya, Le Je Hoon bahkan berulutut sambil menangkupkan kedua tangannya sembari memohon. “Tolong,” pintanya yang semakin disambut gelak tawa. (b) 

Korea Selatan
| Minggu, 5 Maret 2023
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5