

Mahasiswi korban kekerasan penyiraman air panas di Jogja. (Dok. Istimewa)
Rekomendasi

Stres Dapat Picu Gatal-gatal dan Biduran, Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya
Indonesia
| Selasa, 6 Mei 2025

AHY Kembali Terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2025-2030
Indonesia
| Selasa, 25 Februari 2025

Tom Lembong Bantah Bersalah dalam Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula
Nasional
| Rabu, 2 Juli 2025

Resep Nasi Goreng Kimchi ala D.O EXO, Lezat dan Mudah Dibuat!
Indonesia
| Sabtu, 8 Februari 2025

Efesiensi Anggaran, Pemprov Kalbar Pangkas Perjalanan Dinas 50 Persen dan Hemat Listrik di Siang Hari
Pontianak
| Rabu, 12 Februari 2025

Momen saat Patrick Kluivert dan Jordi Cruyff Mendarat di Jakarta
Indonesia
| Senin, 10 Maret 2025

Darwin Nunez Sepakati Langkah Awal ke Napoli, Tinggal Tunggu Kesepakatan Harga
Liga Inggris
| Selasa, 24 Juni 2025

Ridwan Kamil Diterpa Isu Perselingkuhan oleh Lisa Mariana
Indonesia
| Kamis, 27 Maret 2025

WhatsApp Hadirkan Fitur Scan Dokumen, Ini Cara Menggunakannya
Indonesia
| Rabu, 30 April 2025

Presiden Prabowo Ajak Singapura Aktif dalam Transformasi Kesehatan Indonesia
Nasional
| Senin, 16 Juni 2025
Berita Terkait
Politik

TNI AD Selidiki Keterlibatan Warga Sipil dalam Insiden Ledakan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas
PIFA, Politik — TNI Angkatan Darat menyatakan masih menyelidiki penyebab masuknya warga sipil ke lokasi pemusnahan amunisi afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang berujung pada ledakan maut pada Senin (12/5). Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap peran dan keberadaan warga sipil saat insiden terjadi. "Sementara masih dalam penyelidikan, mohon waktu," ujar Brigjen Wahyu saat dikonfirmasi oleh Antara, Selasa (14/5). Brigjen Wahyu juga belum dapat merinci keterlibatan warga sipil dalam rangkaian kegiatan pemusnahan amunisi, yang semestinya dilakukan secara tertutup dan berstandar keamanan tinggi. Dalam peristiwa tragis tersebut, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Berikut daftar korban tewas: Kolonel Cpl Antonius Hermawan Mayor Cpl Anda Rohanda Agus bin Kasmin Ipan bin Obur Iyus Ibing bin Inon Anwar bin Inon Iyus Rizal bin Saepuloh Toto Dadang Rustiawan Endang Kopda Eri Dwi Priambodo Pratu Aprio Setiawan Kronologi Kejadian Menurut Brigjen Wahyu, insiden terjadi saat personel Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD melaksanakan pemusnahan amunisi afkir pada pukul 09.30 WIB. Prosedur awal telah dijalankan, termasuk pengecekan personel dan kondisi lokasi yang dinyatakan aman. Pemusnahan dilakukan dengan membuat dua lubang sumur yang kemudian diisi dengan amunisi, lalu diledakkan menggunakan detonator. Kedua ledakan awal berlangsung normal dan aman. Namun, tragedi terjadi saat personel mulai menyusun kembali detonator bekas ke dalam lubang ketiga untuk dimusnahkan. Saat penyusunan berlangsung, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang belum diledakkan secara resmi.Proses Investigasi dan Tanggung Jawab TNI AD menegaskan akan menelusuri seluruh tahapan teknis hingga aspek keamanan prosedur yang berlaku dalam operasi pemusnahan tersebut. Fokus utama penyelidikan saat ini termasuk mengapa warga sipil dapat berada di area yang semestinya steril. Hingga kini, pihak TNI masih berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi terkait dalam proses identifikasi serta pemulihan dampak insiden.
Nasional
| Rabu, 14 Mei 2025
Lokal

Tanah Longsor di Desa Tengkajau Melawi Putus Akses Warga
PIFA, Lokal - Musibah tanah longsor terjadi di Desa Tengkajau, Kecamatan Pinoh Utara, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Meski tak menelan korban jiwa, namun bencana ini memutus akses sehingga membuat warga setempat terisolir dan sulit beraktivitas. Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar Daniel mengutarakan, tanah longsor dipicu oleh tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut. Hujan mengguyur cukup lama sejak tanggal 11 hingga 12 Juni 2023. "Akibatnya rumah warga rusak. Ada 36 KK terdampak karena rumah dan kebunnya tertimbun material longsor," katanya, Selasa (13/6/2023) siang. Dia menjelaskan, BPBD Kalbar telah mendorong dan berkoordinasi secara intensif dengan unsur BPBD setempat untuk segera berkomunikasi dengan instansi teknis, guna penanganan fasilitas umum yang rusak akibat dampak tanah longsor. "Diantaranya perbaikan jalan desa dan pembuatan tanggul penahan tanah secara darurat," ujarnya. Di sisi lain, Daniel mengatakan Kepala BPBD Kalbar mengeluarkan peringatan agar warga Desa Tengkajau tetap waspada dengan tanah longsor susulan jika intensitas hujan semakin lama. "Tidak usah panik, dan tetap siaga salah satunya menyiapkan dokumen-dokumen penting keluarga agar tidak tercecer pada saat menyelamatkan diri," imbaunya. Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk peka dengan keadaan sekitarnya. Pasalnya terdapat tanda-tanda alami yang dapat dikenali sebagai pertanda akan terjadi tanah longsor susulan. Misalnya, tebing tanah sudah banyak rapuh dan kerikil banyak berjatuhan, kemudian adanya retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Retakan tersebut muncul biasanya setelah hujan. Lalu, tanda lainnya yakni halaman atau lantai rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah besar, munculnya mata air secara tiba-tiba. Selanjutnya, tiang listrik dan atau pohon-pohon miring. "Kemudian jendela dan pintu rumah secara tiba-tiba susah dibuka. Tidak ada genangan air di tanah setelah hujan," jelasnya. Jika dijumpai tanda-tanda alami seperti ini, masyarakat diimbau untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa atau kecamatan serta saling mengingatkan sesama warga supaya bersiap untuk menyelamatkan diri secara mandiri. "Jika di desa itu ada kelompok rentan seperti lansia, orang sakit, disabilitas, ibu hamil dan anak-anak harus prirotas untuk dievakuasi," pungkasnya. (Ap)
Melawi
| Rabu, 14 Juni 2023
Lokal

Satu Korban Longsor Natuna Kembali Dirujuk ke Kalbar, Dirawat di RSUD Pemangkat
PIFA, Lokal - Korban longsor Kampung Genting, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, kembali dirujuk ke Kalimantan Barat. Korban bernama Desi Indrawati (36) itu dibawa menggunakan kapal KMP Bahtera Nusantara yang bersandar di Pelabuhan Kapet, Kabupaten Sambas, Kamis (9/3/2023) malam. Desi Indrawati menjadi salah satu korban tertimpa material longsor. Kondisinya saat tiba di Sambas, terbaring lemah di atas kasur. Dia pun diangkut oleh regu pertolongan ke ambulans yang sudah bersiaga. Korban selanjutnya segera dibawa ke RSUD Pemangkat, guna mendapatkan perawatan medis secara intensif. Desi mengalami cedera pada bagian panggul yang mesti ditangani secara serius. Komandan Pos SAR Sintete, Zulhijah mengutarakan, penanganan korban longsor ini dilakukan bersama unsur terkait lainnya. Mulai dari kepolisian, TNI/Polri serta tim relawan dan Pemerintah Kabupaten Sambas. "Kami bersama-sama mengevakuasi yang kemudian korban langsung diarahkan untuk ditangani di RSUD Pemangkat," ujarnya, Kamis (9/3/2023) malam. Dia menerangkan, kapal tersebut mengangkut 193 penumpang dari Natuna. Satu orang diantaranya, yakni korban longsor yang bernama Desi Indrawati tersebut. "Kesemuanya dari Serasan. Kebanyakan warga Serasan yang akan berangkat ke sini," jelasnya. Korban atas nama Desi ini, menambah daftar korban tanah longsor Natuna yang dievakuasi ke Kalimantan Barat untuk mendapatkan perawatan medis. Sejauh ini total sudah empat orang yang dikirim ke Kalbar. Tiga korban sebelumnya, diangkut dengan KM Bukit Raya yang bersandar di Pelabuhan Dwikora, Kota Pontianak, Selasa (7/3/2023) sore. Dua diantaranya yakni Romi dan Nafisa bocah perempuan berusia 9 tahun mesti dirawat di RSUD Soedarso. Keduanya mengalami patah tulang. Sementara satu korban lainnya bernama Susi. Namun nyawanya tak tertolong. Dia mengembuskan nafas terakhir di atas KM Bukit Raya, empat jam sebelum kapal bersandar di Pelabuhan Dwikora Pontianak pada Selasa (7/3/2023). Susi pun kemudian disemayamkan di rumah duka milik sepupunya, warga Pontianak yang bermukim di Jalan Karet, Komplek Sejahtera II, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak. Keesokan harinya, pada Rabu (8/3/2023) Susi pun dimakamkan. (ap)
Pontianak
| Jumat, 10 Maret 2023




















