Foto: Freepik/inguskruklitis

Berita Internasional, PIFA - Wali Kota Sviathoirsk Ukraina, Volodymyr Bandura, yang berkhianat dan mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata sempat menyerang presidennya sendiri, Volodymyr Zelensky dan pemerintahnya.

Kabar ini diketahui dari sebuah pernyataan yang dirilis 7 Juni lalu. Dilansir dari Kantor media Rusia, TASS, dilaporkan bahwa Bandura sempat menyebut Zelensky tunduk pada Barat demi mendapatkan uang.

"Saya ingin menyampaikan tak ada kata yang dapat mendeskripsikan bagaimana [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky dan timnya 'memperlakukan masyarakat dengan baik.' Semuanya telah tunduk pada Barat untuk mendapatkan uang dan memperpanjang perang. Tidak ada yang peduli pada masyarakat," ujar Bandura, dikutip TASS yang dimuat oleh CNNIndonesia.com

Bandura juga mengklaim pasukan nasionalis Ukraina membunuh pendeta dan biksu.

"Saya ingin mengatakan terdapat informasi yang terverifikasi yang mengatakan bahwa Nazi [Ukraina] membunuh pendeta, biksu, dan mereka menutupi fakta ini," katanya.

Kemudian Bandura juga mengklaim unit militer Ukraina menjarah dan melakukan aksi kriminal lain. Bandura turut mendesak Zelensky agar bersedia melakukan dialog damai dengan Rusia dan berhenti mengobarkan perang.

CNN memberitakan, Ukraina sendiri menyatakan Wali Kota Sviatohirsk, Volodymyr Bandura, sedang diselidiki atas dugaan pengkhianatan di bawah status darurat militer. Hal ini terjadi ketika pasukan Rusia baru-baru ini merebut Kota Sviatohirsk dari tentara Ukraina. 

Sebagai informasi, Kota Sviatohirsk sendiri termasuk dalam Provinsi Donetsk, Donbas, Ukraina timur. Wilayah Donbas, yang menaungi provinsi Donetsk dan Luhansk, kini menjadi sasaran serangan Rusia. 

Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan Bandura sedang diselidiki karena "berpindah mendukung sisi musuh" dan menyebarkan melalui media "permohonan di mana ia mempromosikan ide-ide Rusia." Dalam sebuah unggahan di situsnya, jaksa menuduh Bandura menyetujui usul Rusia mengangkatnya sebagai kepala Sviatohirsk yang diduduki.

Lebih lanjut pada Senin pekan ini, pemimpin separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk (DPR), Denis Pushilin, juga mengklaim Bandura telah bergabung dengan DPR.

"Kami telah lama berhubungan dengannya (Bandura), dia menunggu, seperti banyak penduduk Sviatohirsk, untuk pembebasan dan dia mendukung operasi militer khusus (Rusia)," pungkas Pushilin dalam sebuah unggahan di Telegram.

Terlihat Pushilin turut mengunggah foto dirinya bertemu dengan sang wali kota. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Wali Kota Sviathoirsk Ukraina, Volodymyr Bandura, yang berkhianat dan mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata sempat menyerang presidennya sendiri, Volodymyr Zelensky dan pemerintahnya.

Kabar ini diketahui dari sebuah pernyataan yang dirilis 7 Juni lalu. Dilansir dari Kantor media Rusia, TASS, dilaporkan bahwa Bandura sempat menyebut Zelensky tunduk pada Barat demi mendapatkan uang.

"Saya ingin menyampaikan tak ada kata yang dapat mendeskripsikan bagaimana [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky dan timnya 'memperlakukan masyarakat dengan baik.' Semuanya telah tunduk pada Barat untuk mendapatkan uang dan memperpanjang perang. Tidak ada yang peduli pada masyarakat," ujar Bandura, dikutip TASS yang dimuat oleh CNNIndonesia.com

Bandura juga mengklaim pasukan nasionalis Ukraina membunuh pendeta dan biksu.

"Saya ingin mengatakan terdapat informasi yang terverifikasi yang mengatakan bahwa Nazi [Ukraina] membunuh pendeta, biksu, dan mereka menutupi fakta ini," katanya.

Kemudian Bandura juga mengklaim unit militer Ukraina menjarah dan melakukan aksi kriminal lain. Bandura turut mendesak Zelensky agar bersedia melakukan dialog damai dengan Rusia dan berhenti mengobarkan perang.

CNN memberitakan, Ukraina sendiri menyatakan Wali Kota Sviatohirsk, Volodymyr Bandura, sedang diselidiki atas dugaan pengkhianatan di bawah status darurat militer. Hal ini terjadi ketika pasukan Rusia baru-baru ini merebut Kota Sviatohirsk dari tentara Ukraina. 

Sebagai informasi, Kota Sviatohirsk sendiri termasuk dalam Provinsi Donetsk, Donbas, Ukraina timur. Wilayah Donbas, yang menaungi provinsi Donetsk dan Luhansk, kini menjadi sasaran serangan Rusia. 

Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan Bandura sedang diselidiki karena "berpindah mendukung sisi musuh" dan menyebarkan melalui media "permohonan di mana ia mempromosikan ide-ide Rusia." Dalam sebuah unggahan di situsnya, jaksa menuduh Bandura menyetujui usul Rusia mengangkatnya sebagai kepala Sviatohirsk yang diduduki.

Lebih lanjut pada Senin pekan ini, pemimpin separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk (DPR), Denis Pushilin, juga mengklaim Bandura telah bergabung dengan DPR.

"Kami telah lama berhubungan dengannya (Bandura), dia menunggu, seperti banyak penduduk Sviatohirsk, untuk pembebasan dan dia mendukung operasi militer khusus (Rusia)," pungkas Pushilin dalam sebuah unggahan di Telegram.

Terlihat Pushilin turut mengunggah foto dirinya bertemu dengan sang wali kota. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar