Foto: Prokopim Pemkab Kapuas Hulu

Berita Kapuas Hulu, PIFA - Seorang Pemanen Lebah Dusun Batu Rawan (Semangit) Desa Nanga Leboyan Kecamatan Selimbau Kabupaten kapuas Hulu, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu, (06/02 /2022).

Warga tersebut adalah Wasir (68) yang melakukan pemanenan madu lebah, di daerah Semalah yang merupakan bagian dari wilayah taman nasional danau Sentarum.

Wasir menuturkan, panen madu biasanya dilakukan masyarakat satu tahun dua kali. Dalam melaksanakan panen madu, biasanya dilakukan oleh 3 orang pemanen ahli, sedangkan lama proses pemanenan madu sendiri kurang lebih 1 jam. Proses memanennya dengan menggunakan berbagai macam perlengkapan khusus.

“Satu sarang biasanya menghasilkan 2 kg sampai dengan 20 kg madu, sekali panen,” ujarnya.

Wasir menjelaskan tegang adalah nama tempat hinggap lebah, ini disebut oleh warga setempat. Pada saat musim bunga lebat, warga biasanya mendapatkan 100 kilo madu per panen. 

Keseluruhan hasil panen petani bisa mencapai belasan ton. Lain halnya saat tidak musim bunga, petani biasanya mendapatkan 20 sampai 30 kg madu, bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali.

“Setiap warga biasanya memiliki 700 – 800 tikung, pembuatan tikung sendiri kurang lebih 10 hari, setelah lebah hinggap 15 – 20 hari baru madunya di panen,” tuntasnya. (ja)

Berita Kapuas Hulu, PIFA - Seorang Pemanen Lebah Dusun Batu Rawan (Semangit) Desa Nanga Leboyan Kecamatan Selimbau Kabupaten kapuas Hulu, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu, (06/02 /2022).

Warga tersebut adalah Wasir (68) yang melakukan pemanenan madu lebah, di daerah Semalah yang merupakan bagian dari wilayah taman nasional danau Sentarum.

Wasir menuturkan, panen madu biasanya dilakukan masyarakat satu tahun dua kali. Dalam melaksanakan panen madu, biasanya dilakukan oleh 3 orang pemanen ahli, sedangkan lama proses pemanenan madu sendiri kurang lebih 1 jam. Proses memanennya dengan menggunakan berbagai macam perlengkapan khusus.

“Satu sarang biasanya menghasilkan 2 kg sampai dengan 20 kg madu, sekali panen,” ujarnya.

Wasir menjelaskan tegang adalah nama tempat hinggap lebah, ini disebut oleh warga setempat. Pada saat musim bunga lebat, warga biasanya mendapatkan 100 kilo madu per panen. 

Keseluruhan hasil panen petani bisa mencapai belasan ton. Lain halnya saat tidak musim bunga, petani biasanya mendapatkan 20 sampai 30 kg madu, bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali.

“Setiap warga biasanya memiliki 700 – 800 tikung, pembuatan tikung sendiri kurang lebih 10 hari, setelah lebah hinggap 15 – 20 hari baru madunya di panen,” tuntasnya. (ja)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya