Warga Sungai Laur Doakan Sutarmidji Terpilih Kembali di Pilgub Kalbar 2024
Kalbar | Rabu, 23 Oktober 2024
Warga Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, mendoakan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2018-2023, Sutarmidji
Kalbar | Rabu, 23 Oktober 2024
Nasional
PIFA, Jakarta - Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Joko Widodo, secara resmi berpamitan menjelang berakhirnya tugasnya sebagai pendamping Presiden Joko Widodo yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober mendatang. Iriana menyampaikan permohonan maaf dan rasa terima kasih dalam acara "Penyuluhan Pencegahan Anti Narkoba bagi Pelajar se-Provinsi DKI Jakarta" yang diadakan di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, pada Selasa (24/9).“Saya minta maaf kalau ada salah-salah kata selama ini. Saya tanggal 20 Oktober sudah purnatugas,” ujar Iriana di hadapan 5000 siswa-siswi SMP dan SMA yang hadir pada acara tersebut.Acara penyuluhan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terkait bahaya narkoba. Iriana juga berharap kegiatan positif seperti ini dapat diteruskan oleh pemerintah selanjutnya. “Acara ini bisa dilanjutkan di periode yang akan datang. Maaf lahir batin untuk semuanya. Sukses Jakarta untuk Indonesia,” lanjutnya.Dalam kesempatan itu, Iriana turut menghibur para siswa dengan mengadakan kuis seputar narkoba. Para peserta tampak antusias berpartisipasi, terlebih dengan hadiah menarik yang disediakan, seperti sepeda dan tablet Android. Suasana semangat terlihat ketika siswa-siswi berebut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Iriana.Presiden Joko Widodo pertama kali dilantik pada 20 Oktober 2014 dan melanjutkan masa jabatannya di periode kedua sejak 2019. Masa jabatan ini akan berakhir pada 20 Oktober 2024, dan Iriana beserta sang suami akan purnatugas, digantikan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.Iriana juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial selama menjabat sebagai Ibu Negara, termasuk kegiatan kunjungan ke berbagai daerah untuk meninjau perkembangan kerajinan lokal dan kesejahteraan ibu serta anak. (Adl)
Lokal
Berita Pontianak, PIFA - Dalam upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyiagakan petugas kesehatan untuk memonitor warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan, monitoring tersebut ditujukan bagi mereka yang bergejala maupun tanpa gejala. "Untuk yang bergejala kita sudah menyiapkan sarana kesehatan berupa ruang isolasi, obat-obatan, dan tracing terhadap lingkungan sekitarnya sehingga sebaran virusnya tidak meluas," ujarnya mengutip Prokopim Pemkot Pontianak, Jumat (4/2/2022). Wako Edi juga mengimbau masyarakat Pontianak untuk memperketat protokol kesehatan agar Omicron tak menyebar luas di Pontianak. Menurutnya, pihaknya bersama Satgas Covid-19 Kota Pontianak berupaya melakukan pencegahan untuk menekan angka kasus konfirmasi positif Covid-19. Sebagaimana prediksi pemerintah pusat, puncak Omicron di Indonesia diperkirakan pada bulan Februari dan Maret 2022. Edi menyebut, langkah yang akan dilakukan dalam mengantisipasi ledakan varian Omicron ini sama halnya dengan saat penanganan varian Delta yang sempat mengakibatkan melonjaknya kasus Covid-19. "Jadi kita sekarang lebih memperketat dan menggiatkan petugas Satgas Covid-19 untuk monitoring di lapangan," ungkapnya. Saat ini, tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) masih dalam kondisi normal. Ia mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan karena itu adalah kunci untuk mencegah penularan Covid-19. Apalagi, varian Omicron penularannya lebih cepat dan mudah. "Karena itu kita tidak boleh lengah, kuncinya selalu terapkan protokol kesehatan," pungkasnya. Di sejumlah negara, Omicron sudah menunjukkan ledakan kasus yang tinggi. Bahkan di Jakarta terus menunjukkan peningkatan kasus Omicron hingga menembus angka 3.000 lebih. (rs)
Internasional
Berita Internasional, PIFA - Setelah menerima informasi mengenai adanya penolakan Immigration and Checkpoints Authority (ICA) Singapura atas seorang WNI berinisial ASB dan rombongan, Kedutaan Besar RI di Singapura langsung melakukan komunikasi dengan ICA, untuk menanyakan alasan penolakan. Dari komunikasi tersebut, KBRI Singapura menerima informasi dari ICA Singapura bahwa: Penolakan (refusal of entry) didasarkan alasan “tidak eligible untuk mendapatkan ijin masuk berdasarkan kebijakan imigrasi” (being ineligible for the issue of a pass under current immigration policies). Penolakan dilakukan kepada ASB dan 6 anggota rombongannya. Menanggapi polemik tersebut, KBRI juga telah mengirimkan Nota Diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Singapura, guna menanyakan lebih lanjut alasan penolakan tersebut. "KBRI masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Singapura atas Nota Diplomatik tersebut," demikian pernyataan KBRI Singapura yang dikutip dari laman Kemenlu RI, Rabu (18/5/2022). (yd)