Tips cara mengenali uang palsu yang mulai banyak beredar jelang Lebaran Idulfitri. (Ilustrasi: Detikcom))

PIFA, Lifestyle - Idul Fitri menjadi momen yang kerap identik dengan silaturahmi, hingga tradisi bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) atau angpoa. Namun ada risiko yang sering terlupakan yaitu peredaran uang palsu.

CEO Nawakara Arta Kencana, Iman Sujudi mengungkapkan pentingnya mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang lebaran. Pasalnya, menurutnya kejahatan ekonomi cenderung meningkat saat banyak transaksi keuangan terjadi, termasuk saat pembagian THR. 

“Dengan meningkatnya transaksi keuangan selama momen berbagi kebahagiaan ini, kita dapat mencegah kerugian ekonomi dan bertanggung jawab atas keamanan finansial kita hingga orang di sekitar kita. Kerja sama dengan Bank Indonesi aparat keamanan menjadi bagian penting dalam strategi Nawakara Arta Kencana untuk menanggulangi masalah uang palsu, terutama menjelang Lebaran."ungkapnya dikutip dari suara.com, Senin (8/4/2024)

Iman Sujudi menambahkan pentingnya bagi masyarakat untuk mengetahui cara membedakan uang asli dan palsu serta langkah-langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial kita. Sebagai bentuk antisipasi, berikut ini cara mengenali uang palsu:

1. Metode 3D

Bank Indonesia telah menetapkan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) sebagai strategi utama untuk memverifikasi keaslian uang Rupiah secara detail. Ciri- ciri visual seperti warna yang cerah, detail yang tajam, watermark, dan hologram membantu membedakan uang asli dari yang palsu. Tekstur kertas uang asli yang unik dapat dirasakan saat disentuh, sementara fitur keamanan internal seperti benang pengaman dan cetakan khusus terlihat saat diterawang dengan cahaya.

2. Tukarkan di tempat resmi

Untuk menghindari risiko uang palsu saat Lebaran, sebaiknya menukarkan uang hanya di tempat yang resmi dan terverifikasi seperti bank. Institusi seperti bank memiliki sistem deteksi uang palsu yang canggih untuk menjamin keaslian uang yang diterima.

3. Lapor ke pihak berwajib

Menemukan atau menerima uang palsu bukan hanya situasi yang tidak menyenangkan, tetapi juga berpotensi merugikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas yang berwenang seperti Bank Indonesia atau kepolisian setempat. Laporan ini membantu dalam identifikasi pelaku serta mencegah peredaran uang palsu di masa mendatang. (ly)

PIFA, Lifestyle - Idul Fitri menjadi momen yang kerap identik dengan silaturahmi, hingga tradisi bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) atau angpoa. Namun ada risiko yang sering terlupakan yaitu peredaran uang palsu.

CEO Nawakara Arta Kencana, Iman Sujudi mengungkapkan pentingnya mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang lebaran. Pasalnya, menurutnya kejahatan ekonomi cenderung meningkat saat banyak transaksi keuangan terjadi, termasuk saat pembagian THR. 

“Dengan meningkatnya transaksi keuangan selama momen berbagi kebahagiaan ini, kita dapat mencegah kerugian ekonomi dan bertanggung jawab atas keamanan finansial kita hingga orang di sekitar kita. Kerja sama dengan Bank Indonesi aparat keamanan menjadi bagian penting dalam strategi Nawakara Arta Kencana untuk menanggulangi masalah uang palsu, terutama menjelang Lebaran."ungkapnya dikutip dari suara.com, Senin (8/4/2024)

Iman Sujudi menambahkan pentingnya bagi masyarakat untuk mengetahui cara membedakan uang asli dan palsu serta langkah-langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial kita. Sebagai bentuk antisipasi, berikut ini cara mengenali uang palsu:

1. Metode 3D

Bank Indonesia telah menetapkan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) sebagai strategi utama untuk memverifikasi keaslian uang Rupiah secara detail. Ciri- ciri visual seperti warna yang cerah, detail yang tajam, watermark, dan hologram membantu membedakan uang asli dari yang palsu. Tekstur kertas uang asli yang unik dapat dirasakan saat disentuh, sementara fitur keamanan internal seperti benang pengaman dan cetakan khusus terlihat saat diterawang dengan cahaya.

2. Tukarkan di tempat resmi

Untuk menghindari risiko uang palsu saat Lebaran, sebaiknya menukarkan uang hanya di tempat yang resmi dan terverifikasi seperti bank. Institusi seperti bank memiliki sistem deteksi uang palsu yang canggih untuk menjamin keaslian uang yang diterima.

3. Lapor ke pihak berwajib

Menemukan atau menerima uang palsu bukan hanya situasi yang tidak menyenangkan, tetapi juga berpotensi merugikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas yang berwenang seperti Bank Indonesia atau kepolisian setempat. Laporan ini membantu dalam identifikasi pelaku serta mencegah peredaran uang palsu di masa mendatang. (ly)

0

0

You can share on :

0 Komentar