Waspda, 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang di Usia 40-an
Indonesia | Senin, 2 Desember 2024
Ilustrasi daftar penyakit yang rentan menyerang di usia 40-an. (Kompas.com)
Indonesia | Senin, 2 Desember 2024
Politik
PIFA.CO.ID, POLITIK - Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menanggapi wacana Presiden Prabowo Subianto yang membuka peluang memaafkan koruptor jika mereka mengembalikan uang hasil korupsi ke negara. Mahfud menyebut kebijakan itu berpotensi melanggar hukum dan dapat dikenakan Pasal 55 KUHP karena dianggap menyuburkan korupsi."Menurut hukum yang berlaku sekarang, itu tidak boleh. Siapa yang membolehkan itu bisa terkena Pasal 55, berarti ikut menyuburkan korupsi, ikut serta, ya. Pasal 55 KUHP itu," kata Mahfud di Jakarta Utara, Sabtu (21/12).Mahfud menegaskan korupsi adalah tindakan terlarang, dan membiarkan atau bekerja sama dengan pelaku korupsi hanya akan merusak tatanan hukum. Ia mengingatkan semua pihak agar berhati-hati dalam menyikapi isu ini.Prabowo sebelumnya menyampaikan wacana itu saat berbicara di depan mahasiswa Indonesia di Mesir, menyatakan peluang pengampunan bagi koruptor asalkan uang hasil korupsi dikembalikan, bahkan bisa dilakukan secara diam-diam. "Kalau kau kembalikan yang kau curi, ya mungkin kita maafkan, tapi kembalikan dong," ujar Prabowo.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Dalam waktu dekat umat Muslim akan merayakan Hari Raya Iduladha, yang jatuh pada 17 Juni 2024. Pada hari raya tersebut, biasanya identik dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi dan kambing. Saat memperoleh daging kurban Iduladha kerap tak menjumpai label yang menjelaskan apa persisnya daging yang diterima. Berikut ini cara membedakannya: 1. Aroma Setiap daging hewan memiliki aroma khas masing-masing. Daging kambing cenderung lebih beraroma amis atau prengus menyengat dibandingkan dengan sapi. Daging sapi pun sebenarnya memiliki aroma prengus tetapi tidak sekuat daging kambing. Saat dimasak aroma prengus dari daging sapi mudah hilang. 2. Tekstur dan serat Daging kambing memiliki tekstur yang kasar jika dibandingkan dengan sapi yang kenyal. Selain itu, serat-serat daging kambing juga lebih tebal karena otot kambing memiliki massa yang lebih besar. Cara paling mudah mengenali daging sapi adalah serat-serat daging yang lebih kecil dan jarang. Ketika dimasak, daging sapi cenderung lebih cepat menjadi empuk dibandingkan daging kambing. 3. Lemak Kambing mempunyai campuran asam lemak jenis tertentu yang disebut asam lemak rantai cabang. Di mana, asam lemak tersebut tidak ada dalam daging sapi yang diberi makan bijian-bijian. Lemak daging kambing lebih berserabut dibandingkan daging sapi yang cenderung terlihat nampak jelas garis putih (lemaknya). Selain itu, kandungan lemak berperan penting dalam mengeluarkan rasa daging. 4. Warna Daging kambing dan sapi memiliki ciri warna yang berbeda. Daging sapi memiliki warna yang cenderung pucat dan akan berubah menjadi coklat tua jika terkena udara. Sedangkan warna daging kambing cenderung merah cerah dan akan berubah warna menjadi sedikit ungu saat di suhu ruang. Selain itu rasa daging sapi dan kambing juga berbeda saat dimasak. Daging kambing memiliki rasa yang lebih gurih yang dipengaruhi oleh aromanya. (ly)
Internasional
Berita Mempawah, PIFA – Memperingati Hari Hutan Internasional 2022, Gemawan bersama UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah Mempawah mengadakan aksi penanaman pohon di Kabupaten Mempawah. Penanaman ini dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yakni di sekitar Resort Pengelola Hutan (RPH) Sadaniang dan lahan kritis di Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang, Mempawah, Rabu (23/3/2022). Aksi jaga Bumi ini mengusung tema Membangun Hutan dan Lingkungan untuk Ketersediaan Udara dan Air Bersih, serta diikuti oleh _multistakeholders_ , seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, UPT KPH Wilayah Mempawah, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Ikatan Alumni Sarjana Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pemerintah Kecamatan Sadaniang, Koramil Toho, Pemerintah Desa Sekabuk, Babinsa Desa Sekabuk, LDPH Sekabuk, SMP Negeri 3 Sadaniang, serta kelompok mitra Gemawan di Sadaniang. Kepala UPT KPH Wilayah Mempawah, Usuluddin, S.Hut., M.Hut, menerangkan KPH Mempawah dalam setiap momentum selalu mengajak untuk mengadakan gerakan bersama, seperti penanaman yang dilakukan saat ini. "Kita selalu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanam dalam setiap momen. Kita juga terbuka bagi masyarakat yang ingin melakukan penanaman bersama, makanya yang perlu dipastikan adalah tempat penanamannya clear atau ready dan siap untuk ditanam," ujar di sela-sela kegiatan. Peringatan Hari Hutan Internasional, menurutnya, bertujuan meningkatkan kesadaran publik akan arti penting hutan. "Hari Hutan Internasional ini merupakan momentum kembali mengingatkan dan mengajak berbagai pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan dan hutan," himbaunya. Ia juga menjelaskan bahwa KPH akan berusaha memfasilitasi bibit serta tenaga penanaman agar semakin banyak masyarakat yang peduli untuk menjaga lingkungannya. Koordinator Wilayah Mempawah Gemawan, Lani Ardiansyah, menerangkan dari 800 bibit yang dipersiapkan, saat ini 100 bibit yang ditanam di dua lokasi. "Jenis tanamannya variatif, seperti jengkol, durian, petai, dan tanaman hutan," paparnya. Lani Ardiansyah atau yg akrab disapa Ucup ini menyebutkan , pemilihan jenis tanaman tersebut agar dapat memberikan dampak ekologi dan ekonomi bagi masyarakat yang hidup di sekitar area penanaman. "Kita harus bisa belajar dari pengalaman banjir Kalimantan Barat di akhir 2021 lalu. Banyak dugaan banjir tersebut sebagai dampak dari deforestasi, sehingga langkah mitigasi yang bisa kita lakukan, salah satunya, melalui penanaman kembali di lahan kritis," terangnya. "Pada setiap bencana, komunitas masyarakat adat, termasuk perempuan, selalu menjadi penerima dampak terbesar. Padahal mereka bukanlah penyebab terjadinya kerusakan ekologi, karena mereka memiliki ikatan yang erat dengan hutan dan alam," tegasnya. Atas dasar itu, jelas Ucup, Gemawan menyertakan tim drone untuk memperoleh data spasial yang faktual mengenai kondisi ruang hidup masyarakat. Ucup juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini. "Pembelajaran di alam akan membentuk karakter khas, seperti keberanian, keadilan, dan cinta," ucapnya. Bagi Ucup, hutan dan manusia tak bisa dipisahkan. Ada relasi saling-taut, yang jika rapuh salah satunya dapat menyebabkan kerusakan. "Dengan menanam pohon, pada dasarnya kita sedang menanam kehidupan," tutupnya. (ja)