Ilustrasi daftar penyakit yang rentan menyerang di usia 40-an. (Kompas.com)

Ilustrasi daftar penyakit yang rentan menyerang di usia 40-an. (Kompas.com)

Berandascoped-by-BerandaLifestylescoped-by-LifestyleWaspda, 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang di Usia 40-an

Waspda, 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang di Usia 40-an

Indonesia | Senin, 2 Desember 2024

PIFA, Lifestyle - Semakin bertambah usia, semakin rentan terserang penyakit. Hal ini tidak salah, terlebih jika kamu jarang memperhatikan pola hidup saat usia muda.

Jelang usia 40, kamu tidak bisa lagi melihat tubuh seperti ketika usia 20-an. Dulu, mungkin sah-sah saja mengikuti tren, terutama yang berhubungan dengan makanan. Namun, kini tentu perlu lebih banyak pertimbangan.

Jika kamu telah memasuki usia akhir 30-an, sebaiknya mulai sekarang lebih perhatikan kesehatan. Sebab, ada sederet penyakit yang berisiko mengintai di usia 40-an. Berikut di antaranya:

1. Tekanan darah tinggi

Kondisi tekanan darah tinggi pada usia 40-an kadang bukan lagi bentuk kondisi yang dinamis. Kondisi ini bisa jadi penyakit yang perlu pengelolaan seumur hidup.

Oleh karenanya, mulai jaga kondisi fisik, mulai dari konsumsi makanan rendah garam, nutrisi seimbang, rajin berolahraga, dan jaga kondisi mental dengan pengelolaan stres.

2. Batu ginjal

Seiring bertambah usia, makin besar risiko terkena batu ginjal di usia 40-an. Kondisi ini bisa dicegah dengan pola makan sehat, cukupi kebutuhan cairan, dan rajin bergerak.

3. Kandung kemih yang terlalu aktif

Kandung kemih yang terlalu aktif merupakan gangguan fungsi penyimpanan kandung kemih sehingga muncul dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil. Meski Anda hanya minum sedikit air, tetap saja muncul keinginan untuk kencing. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa pun dan di usia berapa pun. Namun, paling banyak terjadi di usia paruh baya.

4. Osteoarthritis

Penyakit usia 40 tahun yang bisa muncul adalah osteoarthritis. Kondisi ini terjadi saat tulang rawan atau jaringan ikat yang berfungsi sebagai bantalan sendi terkikis. Akibatnya, ada nyeri dan terasa tidak nyaman.

5. Kanker kulit

Kanker kulit bisa jadi penyakit usia 40 tahun. Paparan sinar matahari memicu karsinoma sel basal dan sel skuamosa. Sementara sinar matahari plus genetika bisa memicu melanoma atau tipe kanker kulit paling berbahaya.

Sebaiknya, cek tahi lalat yang mungkin mengalami perubahan ukuran atau cek kemunculan tahi lalat baru. Tahi lalat bisa jadi tanda kemunculan melanoma.

Rekomendasi

Foto: Lazio vs Como Berakhir Imbang 1-1, Fabregas Tak Puas | Pifa Net

Lazio vs Como Berakhir Imbang 1-1, Fabregas Tak Puas

Italia
| Sabtu, 11 Januari 2025
Foto: Kartu Merah Jadi Petaka, AC Milan Tersingkir dari Liga Champions | Pifa Net

Kartu Merah Jadi Petaka, AC Milan Tersingkir dari Liga Champions

Italia
| Rabu, 19 Februari 2025
Foto: Jokowi Tegaskan Hubungannya dengan Prabowo Tetap Solid | Pifa Net

Jokowi Tegaskan Hubungannya dengan Prabowo Tetap Solid

Indonesia
| Rabu, 12 Februari 2025
Foto: Sidang Praperadilan Hasto Memanas, Hakim Tegur Kuasa Hukum PDIP dan KPK | Pifa Net

Sidang Praperadilan Hasto Memanas, Hakim Tegur Kuasa Hukum PDIP dan KPK

Indonesia
| Selasa, 11 Februari 2025
Foto: Menuju Scudetto 2024/2025, Inter dan Napoli Sengit Rebut Puncak | Pifa Net

Menuju Scudetto 2024/2025, Inter dan Napoli Sengit Rebut Puncak

Italia
| Selasa, 15 April 2025
Foto: Prediksi Derby Milan: H2H Duel AC Milan Vs Inter Milan dan Susunan Pemain | Pifa Net

Prediksi Derby Milan: H2H Duel AC Milan Vs Inter Milan dan Susunan Pemain

Italia
| Minggu, 2 Februari 2025
Foto: Kim Soo Hyun Tuai Kecaman atas Permintaan Komunikasi via Telegram kepada Kim Sae Ron | Pifa Net

Kim Soo Hyun Tuai Kecaman atas Permintaan Komunikasi via Telegram kepada Kim Sae Ron

Korea Selatan
| Minggu, 2 Maret 2025
Foto: Gibran Mendadak Blusukan ke Kampung Malang Tengah, Ada Apa? | Pifa Net

Gibran Mendadak Blusukan ke Kampung Malang Tengah, Ada Apa?

Surabaya
| Rabu, 29 Januari 2025
Foto: Kedekatan Ruben Onsu dan Desy Ratnasari Jadi Perbincangan Publik Usai Cerai dari Sarwendah | Pifa Net

Kedekatan Ruben Onsu dan Desy Ratnasari Jadi Perbincangan Publik Usai Cerai dari Sarwendah

Pifabiz
| Minggu, 26 Januari 2025
Foto: Marselino Ferdinan Tegaskan Indonesia Tidak Mau Seri, Hanya Targetkan Kemenangan | Pifa Net

Marselino Ferdinan Tegaskan Indonesia Tidak Mau Seri, Hanya Targetkan Kemenangan

Indonesia
| Selasa, 25 Maret 2025

Berita Terkait

Politik

Foto: Mahfud MD Kritik Wacana Prabowo Maafkan Koruptor | Pifa Net

Mahfud MD Kritik Wacana Prabowo Maafkan Koruptor

PIFA.CO.ID, POLITIK - Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menanggapi wacana Presiden Prabowo Subianto yang membuka peluang memaafkan koruptor jika mereka mengembalikan uang hasil korupsi ke negara. Mahfud menyebut kebijakan itu berpotensi melanggar hukum dan dapat dikenakan Pasal 55 KUHP karena dianggap menyuburkan korupsi."Menurut hukum yang berlaku sekarang, itu tidak boleh. Siapa yang membolehkan itu bisa terkena Pasal 55, berarti ikut menyuburkan korupsi, ikut serta, ya. Pasal 55 KUHP itu," kata Mahfud di Jakarta Utara, Sabtu (21/12).Mahfud menegaskan korupsi adalah tindakan terlarang, dan membiarkan atau bekerja sama dengan pelaku korupsi hanya akan merusak tatanan hukum. Ia mengingatkan semua pihak agar berhati-hati dalam menyikapi isu ini.Prabowo sebelumnya menyampaikan wacana itu saat berbicara di depan mahasiswa Indonesia di Mesir, menyatakan peluang pengampunan bagi koruptor asalkan uang hasil korupsi dikembalikan, bahkan bisa dilakukan secara diam-diam. "Kalau kau kembalikan yang kau curi, ya mungkin kita maafkan, tapi kembalikan dong," ujar Prabowo.

Indonesia
| Minggu, 22 Desember 2024

Lifestyle

Foto: 4 Cara Mudah Membedakan Daging Sapi dan Kambing saat Iduladha | Pifa Net

4 Cara Mudah Membedakan Daging Sapi dan Kambing saat Iduladha

PIFA, Lifestyle - Dalam waktu dekat umat Muslim akan merayakan Hari Raya Iduladha, yang jatuh pada 17 Juni 2024. Pada hari raya tersebut, biasanya identik dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi dan kambing.  Saat memperoleh daging kurban Iduladha kerap tak menjumpai label yang menjelaskan apa persisnya daging yang diterima. Berikut ini cara membedakannya: 
1. Aroma  Setiap daging hewan memiliki aroma khas masing-masing. Daging kambing cenderung lebih beraroma amis atau prengus menyengat dibandingkan dengan sapi. Daging sapi pun sebenarnya memiliki aroma prengus tetapi tidak sekuat daging kambing. Saat dimasak aroma prengus dari daging sapi mudah hilang. 
2. Tekstur dan serat Daging kambing memiliki tekstur yang kasar jika dibandingkan dengan sapi yang kenyal. Selain itu, serat-serat daging kambing juga lebih tebal karena otot kambing memiliki massa yang lebih besar. Cara paling mudah mengenali daging sapi adalah serat-serat daging yang lebih kecil dan jarang. Ketika dimasak, daging sapi cenderung lebih cepat menjadi empuk dibandingkan daging kambing. 
3. Lemak 
Kambing mempunyai campuran asam lemak jenis tertentu yang disebut asam lemak rantai cabang. Di mana, asam lemak tersebut tidak ada dalam daging sapi yang diberi makan bijian-bijian. Lemak daging kambing lebih berserabut dibandingkan daging sapi yang cenderung terlihat nampak jelas garis putih (lemaknya). Selain itu, kandungan lemak berperan penting dalam mengeluarkan rasa daging.  
4. Warna  Daging kambing dan sapi memiliki ciri warna yang berbeda. Daging sapi memiliki warna yang cenderung pucat dan akan berubah menjadi coklat tua jika terkena udara. Sedangkan warna daging kambing cenderung merah cerah dan akan berubah warna menjadi sedikit ungu saat di suhu ruang.  
Selain itu rasa daging sapi dan kambing juga berbeda saat dimasak. Daging kambing memiliki rasa yang lebih gurih yang dipengaruhi oleh aromanya. (ly)

Indonesia
| Rabu, 12 Juni 2024

Internasional

Foto: Peringati Hari Hutan Internasional 2022, KPH Mempawah dan Gemawan Aksi Jaga Bumi Tanam Pohon | Pifa Net

Peringati Hari Hutan Internasional 2022, KPH Mempawah dan Gemawan Aksi Jaga Bumi Tanam Pohon

Berita Mempawah, PIFA  – Memperingati Hari Hutan Internasional 2022, Gemawan bersama UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah Mempawah mengadakan aksi penanaman pohon di Kabupaten Mempawah. Penanaman ini dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yakni di sekitar Resort Pengelola Hutan (RPH) Sadaniang dan lahan kritis di Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang, Mempawah, Rabu (23/3/2022).   Aksi jaga Bumi ini mengusung tema Membangun Hutan dan Lingkungan untuk Ketersediaan Udara dan Air Bersih, serta diikuti oleh _multistakeholders_ , seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, UPT KPH Wilayah Mempawah, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Ikatan Alumni Sarjana Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pemerintah Kecamatan Sadaniang, Koramil Toho, Pemerintah Desa Sekabuk, Babinsa Desa Sekabuk, LDPH Sekabuk, SMP Negeri 3 Sadaniang, serta kelompok mitra Gemawan di Sadaniang.    Kepala UPT KPH Wilayah Mempawah, Usuluddin, S.Hut., M.Hut, menerangkan KPH Mempawah dalam setiap momentum selalu mengajak untuk mengadakan gerakan bersama, seperti penanaman yang dilakukan saat ini.   "Kita selalu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanam dalam setiap momen. Kita juga terbuka bagi masyarakat yang ingin melakukan penanaman bersama, makanya yang perlu dipastikan adalah tempat penanamannya clear atau ready dan siap untuk ditanam," ujar di sela-sela kegiatan.   Peringatan Hari Hutan Internasional, menurutnya, bertujuan meningkatkan kesadaran publik akan arti penting hutan.    "Hari Hutan Internasional ini merupakan momentum kembali mengingatkan dan mengajak berbagai pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan dan hutan," himbaunya.   Ia juga menjelaskan bahwa KPH akan berusaha memfasilitasi bibit serta tenaga penanaman agar semakin banyak masyarakat yang peduli untuk menjaga lingkungannya.   Koordinator Wilayah Mempawah Gemawan, Lani Ardiansyah, menerangkan dari 800 bibit yang dipersiapkan, saat ini 100 bibit yang ditanam di dua lokasi.    "Jenis tanamannya variatif, seperti jengkol, durian, petai, dan tanaman hutan," paparnya.   Lani Ardiansyah atau yg akrab disapa Ucup ini menyebutkan , pemilihan jenis tanaman tersebut agar dapat memberikan dampak ekologi dan ekonomi bagi masyarakat yang hidup di sekitar area penanaman.    "Kita harus bisa belajar dari pengalaman banjir Kalimantan Barat di akhir 2021 lalu. Banyak dugaan banjir tersebut sebagai dampak dari deforestasi, sehingga langkah mitigasi yang bisa kita lakukan, salah satunya, melalui penanaman kembali di lahan kritis," terangnya.   "Pada setiap bencana, komunitas masyarakat adat, termasuk perempuan, selalu menjadi penerima dampak terbesar. Padahal mereka bukanlah penyebab terjadinya kerusakan ekologi, karena mereka memiliki ikatan yang erat dengan hutan dan alam," tegasnya.    Atas dasar itu, jelas Ucup, Gemawan menyertakan tim drone untuk memperoleh data spasial yang faktual mengenai kondisi ruang hidup masyarakat.   Ucup juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini.    "Pembelajaran di alam akan membentuk karakter khas, seperti keberanian, keadilan, dan cinta," ucapnya.    Bagi Ucup, hutan dan manusia tak bisa dipisahkan. Ada relasi saling-taut, yang jika rapuh salah satunya dapat menyebabkan kerusakan.    "Dengan menanam pohon, pada dasarnya kita sedang menanam kehidupan," tutupnya. (ja) 

Mempawah
| Kamis, 24 Maret 2022
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5