Foto: Getty Images/BBC Indonesia

Berita Internasional, PIFA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar rapat darurat membahas kasus cacar monyet yang kian mewabahi dunia. Menurut Laporan WHO, setidaknya sudah ada 100 kasus cacar monyet yang tersebar di 11 negara, terbanyak di Eropa, per Jumat (20/5/2022) kemarin.

Dilansir dari CNN Indonesia (21/5), WHO mengadakan pertemuan Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (STAG-IH). Komite yang tersebut dikabarkan bertanggung jawab soal saran terkait risiko penyakit menular yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan global.

Namun, komite WHO itu tak berwenang dalam memutuskan apakah wabah harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, bentuk kewaspadaan tertinggi WHO seperti yang diterapkan pada pandemi COVID-19 saat ini.

"Tampaknya ada risiko rendah bagi masyarakat umum saat ini," kata seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat, dikutip PIFA dari CNN Indonesia.

Seperti diberitakan juga, Jerman menganggap bahwa cacar monyet menjadi wabah terbesar di Eropa saat ini. WHO mencatat, 10 negara lainnya yang mencatat kasus cacar monyet di Eropa selain Jerman diantaranya adalah Belgia, Prancis, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Sementara itu, layanan medis angkatan bersenjata Jerman, yang mendeteksi kasus pertama cacar monyet pada Jumat (20/5), mengatakan bahwa sebaran itu merupakan wabah cacar monyet terbesar dan paling luas yang pernah terlihat di Eropa saat ini.

Penyakit tersebut diidentifikasi pertamakali pada monyet, dikabarkan menyebar melalui kontak dekat dan jarang. Wabah ini ditemukan di Afrika Barat.

Redaksi CNN Indonesia menyebut, para ilmuwan tidak yakin wabah tersebut berkembang menjadi pandemi seperti Covid-19 lantaran virus monkeypox ini tidak menyebar semudah SARS-CoV-2. Namun, Perwakilan WHO di wilayah Eropa khawatir cacar monyet bisa saja meningkat di kawasan itu sewaktu-waktu ketika orang mulai kembali banyak berkumpul dan berpesta di musim panas ini.

Tak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, namun menurut laporan WHO pencegahannya dilakukan melalui vaksin cacar umum. Vaksin tersebut dapat efektif 85 persen melawan cacar monyet. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar rapat darurat membahas kasus cacar monyet yang kian mewabahi dunia. Menurut Laporan WHO, setidaknya sudah ada 100 kasus cacar monyet yang tersebar di 11 negara, terbanyak di Eropa, per Jumat (20/5/2022) kemarin.

Dilansir dari CNN Indonesia (21/5), WHO mengadakan pertemuan Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (STAG-IH). Komite yang tersebut dikabarkan bertanggung jawab soal saran terkait risiko penyakit menular yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan global.

Namun, komite WHO itu tak berwenang dalam memutuskan apakah wabah harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, bentuk kewaspadaan tertinggi WHO seperti yang diterapkan pada pandemi COVID-19 saat ini.

"Tampaknya ada risiko rendah bagi masyarakat umum saat ini," kata seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat, dikutip PIFA dari CNN Indonesia.

Seperti diberitakan juga, Jerman menganggap bahwa cacar monyet menjadi wabah terbesar di Eropa saat ini. WHO mencatat, 10 negara lainnya yang mencatat kasus cacar monyet di Eropa selain Jerman diantaranya adalah Belgia, Prancis, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Sementara itu, layanan medis angkatan bersenjata Jerman, yang mendeteksi kasus pertama cacar monyet pada Jumat (20/5), mengatakan bahwa sebaran itu merupakan wabah cacar monyet terbesar dan paling luas yang pernah terlihat di Eropa saat ini.

Penyakit tersebut diidentifikasi pertamakali pada monyet, dikabarkan menyebar melalui kontak dekat dan jarang. Wabah ini ditemukan di Afrika Barat.

Redaksi CNN Indonesia menyebut, para ilmuwan tidak yakin wabah tersebut berkembang menjadi pandemi seperti Covid-19 lantaran virus monkeypox ini tidak menyebar semudah SARS-CoV-2. Namun, Perwakilan WHO di wilayah Eropa khawatir cacar monyet bisa saja meningkat di kawasan itu sewaktu-waktu ketika orang mulai kembali banyak berkumpul dan berpesta di musim panas ini.

Tak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, namun menurut laporan WHO pencegahannya dilakukan melalui vaksin cacar umum. Vaksin tersebut dapat efektif 85 persen melawan cacar monyet. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar